humaniora.id – Mas Willy wafat.
Cuplikan wawancara Seno Joko Suyono bersama Iwan Burnani Toni : Bag 17… HABIS
T: Jadi setelah tahun 2006 sempat mau bikin sinetron Oemar Bakri bareng rendra, terus apa lagi kegiatan Anda dengan Mas Willy?
Saya sempat membantu pementasan teaterikalisasi Mas Willy: Suluk Hijau (pementasan ini untuk memperingati 25 tahun Departemen kehutanan RI. Dilakukan di Gedung Utama Departemen Kehutanan Maret 2008). Mas Willy bikin Suluk Hijau. Yang baca puisi selain Mas Willy ada Mustofa Bisri dan Ayu Azhari.
Saat itu saya bilang ke Mas Willy: “Mas, aku bantu boleh ga ? Aku tidak usah dibayar tidak ga pa-pa.” Saya mulai turun. Wah anak-anak Bengkel senang Iwan kembali lagi sama Mas Willy. Saat latihan saya sempat mengomeli Ayu Azhari saat itu. Saya bilang:”Kamu harus tertib latihan. Ini kebersamaan. Di sini tidak ada bintang. Ya Mas katanya. “
T: Nah lalu apa lagi.
Tahun 2009 itu Mas Willy ingin membikin kantor di Cipayung untuk mewujudkan film soal Irian tadi dan juga dia ingin mementaskan Kantata Samudra
T: Kantata Samudra?
Ya. Ini kelanjutan Kantata Takwa. Saat itu saya bertanya ke Mas Willy : “Jadi ini dengan Iwan Fals dan Setiawan Jody lagi? “Oh..ora..ora (oh tidak tidak). Kantata Samudra ini wekku (punyaku). Aku ingin bikin Kantata Samudra.
T: Kantata Samudra ini film atau apa?
Pertunjukan musik seperti Kantata Taqwa. Tapi mainnya di pantai, terapung di Ancol. Idenya panggung terapung di laut. Mas Willy lalu bertanya ke saya:”Kamu punya ide siapa yang main? Yang muda-muda saja.” Saya usulkan ke Giring Nidji. “Siapa lagi tuh Wan?“ Rendra tidak tahu Giring. “Giring itu aku suka Mas. Orangnya asyik, intelektual. Itu yang pernah ketemu kita di Pondok Indah, nyalami Mas Willy. dia pengemarnya Mas Willy.”“Oh ya ya..oke. Trus yang cewek siapa.Itu yang penyanyi di Perancis siapa?” Mas Willy Tanya. “Oh Anggun C. Sasmi. Gampang Mas, sama Ibunya saya kenal dekat. Dari Anggun kecil saya tahu, “aku bilang ke Mas Willy. Mas Willy senang.” Oke Wan, kamu mulai mencari peralatan yang canggih semua sound dan lighting..”“Oh..ya..ya..Mas”
T: Nah rencana dananya dari mana itu?
Aku oleh Mas Willy diajak ketemu Mentri pariwisata saat itu Jero Wacik. Ternyata Jero Wacik yang akan membeayai. Nah di tengah menggodok ide ini tiba-tiba Mas Willy masuk rumah sakit. Keluar dari rumah sakit dia lalu mau ke Yogya. Saya bilang: “Mas, gak boleh Mas. Peraturan dari dokter kan 2 bulan tidak boleh naik pesawat.” “Ah..bukan kamu yang menentukan, Tuhan yang menentukan aku mati besok atau lusa,”jawab Mas Willy. Mas Willy memang tidak bisa dilarang. Mas Willy bilang ke saya: “Kamu bentuk kantor di Cipayung ini untuk persiapan Kantata Samudra.” Nah sepulang dari Yogya itu, Rendra anfal.
T: Anfal dimana?
Di Cipayung. Saat itu lagi tidak berada di Cipayung. Ken zuraida juga saat itu lagi berobat. Yang di Cipayung hanya istri saya Lily Suardi (istri Iwan Burnani yang juga adik Ken Zuraida –red). Nah Lily yang tahu benar bagaimana Mas Willy itu saat dibawa ke Rumah sakit Cinere di taksi itu kesakitan.
Saya langsung datang ke rumah sakit Cinere. Mas Willy masih tampak kesakitan. Terus kita juga bingung tak ada uang untuk beaya rumah sakit. Biasanya Setiawan Jodi yang bantu. Tapi saat itu Jodi juga lagi koma., cangkok hati. Lalu Ida mencoba telpon Ibu Siti Fadila…
T: Mentri Kesehatan saat itu?
Ya betul. Ibu Siti langsung bilang:”Rendra itu aset bangsa. Dia milik negara. Kirim dia ke RS Harapan Kita. Sekarang juga saya kasih profesor dokter ahli ginjal, profesor dokter ahli jantung gratis… Perawatan Mas Rendra diberi VIP. Tapi kemudian perawatan Mas Rendra dipindah ke Mitra Keluarga Kelapa Gading yang memiliki ruangan mewah besar.
Biaya perawatan itu atas usaha seorang sastrawan (off the record) yang meminta bantuan seorang konglomerat. Nah di tengah Mas Willy dirawat, tiba-tiba Mbah Surip meninggal dan hendak dimakamkan di Cipayung .Di rumah sakit saya bilang ke Mas Willy.
T: Rendra bilang apa?
Urus pemakaman Mbah Surip di Cipayung. Saya urus. Setelah itu rencananya kami membikin doa kesembuhan untuk Mas Willy, membaca Yassin. Eh tiba-tiba ada telepon:., Mas Willy meninggal.
T: Mas Willy wafat dua hari setelah Mbah Surip wafat ya?
Ya. Saat Mas Willy meninggal, aku gak bisa ngomong. Sampai pemakaman di Cipayung aku sempat pingsan..
Terima kasih atas ceritanya yang panjang. Jadi Anda mendampingi Mas Willy dari tahun 1972 sampai 2009. Luar biasa….
Dari menjadi muridnya. Mulai Mastodon sampai Selamatan anak Cucu Sulaiman. Dari bertengkar sampai bersatu kembali. Saya hormat sekali kepada Mas Willy.
Baca juga : Iwan Burnani Toni: “Saya ikut Rendra, dari Mastodon… Bag 16
Comments 1