humaniora.id – Mts Fisabilillah (Yasfi) mengirimkan Marching Band beserta santriwan dan santriwatinya untuk mengikuti upacara Hari Santri Nasional (HSN) dengan di lepas oleh K.H Rahmadin Afif mereka menuju Alun-Alun Hasibuan Kota Bekasi Minggu 22 Oktober 2023.
Upacara ini di awali dengan iring-iringan pawai Walikota Bekasi terdahulu Dr. H.Tri Adhianto Tjahyono, S.E, M.M yang di dampingi oleh para tokoh ulama yang berjalan di depan rombongan santriwan dan santriwati yang mengikuti nya dari belakang. Santriwan dan Santriwati ini berasal dari berbagai pondok pesantren yang ada di Kota Bekasi .
Marching Band Fisabilillah turut serta menyemarakkan peringatan hari santri , di bawah bimbingan pelatih Mohamad Inta Saputra mereka berhasil membawakan beberapa musik dengan apik menambah keceriaan para santri pagi itu. Marching Band ini terdiri dari murid-murid dari kelas 7 Mts Fisabilillah yaitu M.Fauzan, M.Refan, M.Sakha, Putra Khoir, M.Hikam, dan Farras Ghandur.
Untuk kelas 8 nya ada Michelle Vyalin, Putri Ayu, dan Nesha. Sedangkan untuk kelas 9 nya ada Frisca Olivia, Zahra Miftah,Resio Dwi, Gendhis, Fifi Rizki, Anindhita Rafifah, Ahmad Rifai, Abian Khoirul, M. Qolby, Kiki Andika, Akbar H, dan Afwan Yusuf.
Menurut Michelle “Dengan mengikuti Marching Band bisa membuatnya lebih disiplin, karena dengan disiplin akan lebih mudah menghafal lagu apa saja yang akan di mainkan” ucapnya di sela-sela istirahat bersama teman-teman dan pembinanya Manin Hidayat, dan guru pendampingnya Hartono atau lebih akrab dengan sapaan Abi Tono.
Upacara yang di pimpin langsung oleh Pj Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhamad ini berjalan dengan lancar. Dalam pidatonya dalam rangka memperingati HSN dengan tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”.
Resolusi Jihad
Gani Muhamad menjelaskan peran santri dalam merebut,mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Berjuang melalui “Resolusi Jihad” yang di cetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1945. KH Hasyim Asy’ari merupakan tokoh pendiri Organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) mendorong negara mempertahankan NKRI.
“Karena para santri dengan resolusi jihadnya saat itu, mampu mendorong pemerintah mempertahankan kemerdekaan,ketika terjadi pertempuran heroik di Surabaya. Banyak dari para santri berjuang dan mengorbankan nyawanya untuk NKRI. Selain itu, peran pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Mampu mencetak generasi yang unggul dan berkarakter” pungkas Gani Muhamad.
Makna santri dalam Hari Santri bagi Gani Muhamad adalah sosok yang luar biasa dan konsisten dalam belajar ilmu agama. Dengan mendalami Al Qur’an maupun hadis yang selalu khusyuk disaat menjadi santri.
Santri masa kini adalah aset bangsa. Terlebih pada 2045 nanti negara kita memiliki cita-cita Indonesia emas. Oleh karena itu hal ini harus di sambut baik dimana pesantren sebagai lembaga pendidikan menjadi tempat santri menggantungkan masa depannya.
Jihad hari ini adalah jihad untuk mengisi kemerdekaan dengan melawan kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan. Oleh karenanya di harapkan bagi para santri maupun pondok pesantren semakin termotivasi untuk berkontribusi. Dan mengapresiasi kehadiran pesantren , santri dan kiai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam perjuangan bangsa Indonesia.
Selain menyerahkan beberapa Penghargaan untuk para santriwan dan santriwati, Gani Muhamad juga menyerahkan beasiswa S2 secara simbolis kepada Zainal Arifin. Beliau merupakan Pengurus Yayasan Fisabilillah untuk di serahkan kepada Guru Mts dan Pesantren se Kota Bekasi yang terpilih.