humaniora.id – Ini cerita Aku, seorang pemuda yang baru diberhetikan dari pekerjaanya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, pemuda tersebut harus mengambil pekerjaan sementara sebagai pengantar surat kabar. Salah satu rumah yang harus dikirimi koran memiliki kotak surat yang diblokir, jadi aku harus mengetuk pintunya.
Pak Soleh, seorang lelaki tua dengan langkah goyah, perlahan membuka pintu.
Aku bertanya, “Pak, kenapa pintu masuk kotak suratnya ditutup dan saya tidak bisa memasukkan koran?”
Dia menjawab, “Aku sengaja memblokirnya/menutupnya…”
Dia tersenyum canggung dan melanjutkan, “Saya ingin mendiskusikan sesuatu dengan Anda. Saat Anda mengantarkan koran kepadaku setiap hari, tolong ketuk pintunya ya atau bunyikan bel dan serahkan langsung kepadaku…”
Aku menjawab, “Tentu saja, tapi hal itu sepertinya merepotkan kami berdua dan hanya membuang-buang waktu.” Tentu Aku bingung dengan pengaturan ini.
Dia berkata, “Tidak apa-apa, aku di rumah setiap hari. Bagaimana dengan ini… Aku akan memberi Anda tambahan 200rb setiap bulan sebagai biaya tambahan…”
Dengan ekspresi memohon, dia menambahkan, “Jika suatu hari nanti kamu tidak bisa mengetuk pintu, tolong hubungi polisi…!”
Aku terkejut dan bertanya, “Mengapa…?!”
Dia menjawab, “Isteriku meninggal sudah lama, anakku berada di luar negeri, dan aku tinggal di sini sendirian. Siapa yang tahu kapan waktuku akan tiba…?!”
Pada saat itu, saya melihat mata lelaki tua itu yang berkabut dan lembab.
Saya bertanya, “Apakah Anda tidak berlangganan koran untuk membacanya…?!”
Dia menjawab, “Saya tidak pernah membaca koran … Saya berlangganan Suara Ketukan kamu nak…!”
Dia mengatupkan tangannya dan berkata, “Anak muda, tolong bantu aku…! Ini nomor telepon anakku di luar negeri. Jika suatu hari Anda tidak dapat mengetuk pintu, tolong selain menghubungi polisi, juga hubungi anakku untuk memberi tahu dia…”
-*-
Setelah membaca cerita pendek ini, aku yakin ada dan banyak juga orang lanjut usia yang menyendiri dan kesepian di antara teman-teman kita.
Terkadang Anda mungkin bertanya-tanya mengapa mereka, di usia senjanya, masih mengirimkan ucapan atau pesan, pagi dan sore di WhatsApp, seolah-olah mereka masih bekerja.
Sebenarnya makna ucapan pagi dan sore ini mirip dengan makna mengetuk atau membunyikan bel pintu; ini adalah cara untuk saling mendoakan keselamatan dan kepedulian.
Saat ini aplikasi WhatsApp sudah sangat nyaman dan kita tidak perlu lagi berlangganan surat kabar. Jika Anda punya waktu, ayo ajari anggota keluarga Anda yang lanjut usia cara menggunakan WhatsApp…!
Suatu hari, jika Anda tidak menerima ucapan selamat pagi atau artikel yang dibagikan, mereka mungkin sakit atau sesuatu terjadi pada mereka…
Tolong jaga teman dan keluarga Anda. Setelah membaca ini, mataku berkaca-kaca… Saya sangat memahami pentingnya salam pagi kita satu sama lain…
(Jangan ragu untuk membagikan ini)
Selamat pagi-siang-sore-malam, Friends…!
Assalamu’alaikum….
Sharing dari seseorang melalui whatsapp.