Asahan-Sumatera Utara, humaniora.id – Makan bersama menjadi tradisi bangsa Indonesia di berbagai daerah yang perlu dilestarikan. Bancakan merupakan cara menikmati makanan bersama-sama dalam satu wadah.
Acara ini sering dilakukan saat kumpul keluarga ataupun kumpul bersama para sahabat terdekat.
Makan bersama ini juga menjadi salah satu tutorial pembelajaran bagi para guru, wali murid dan siswa/siswi Raudhatul Athfal (RA) Musa’adatul Islamiyah – MIS Al-Mawaddah Teladan, yang mereka sebut “Makan Nasi Hadap-hadapan/ Nasi Bunga”.
Acara berlangsung di lingkungan madrasyah di Kelurahan Teladan Kecamatan Kota Kisaran Timur, Kabupaten Asahan-Sumatera Utara, Sabtu, 9 September 2023.
“Di mana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung” begitu wejangan nenek moyang kita dulu. Kami Raudhatul Athfal (RA) Musa’adatul Islamiyah-MIS Al-Mawaddah, Teladan Kisaran Asahan Sumatera Utara, begitu mahfum atas petuah tersebut.
Sebagai warga yang lahir dan menetap di Asahan tentu kami sadar bahwa Kabupaten Asahan adalah ‘Tanah Melayu Berbilang Suku’ yang sangat kaya akan ragam budayanya.
Salah satu budaya itu makan nasi Hadap-hadapan atau Nasi Bunga yang digelar pada perhelatan Perkawinan Adat Melayu. Agar anak-anak bangsa mengetahui dan mencintai budaya leluhurnya, maka pendidikan itu kami berikan sejak usia dini.
Hal ini sejalan pula dengan Kurikulum Merdeka (KUMER) tentang Budaya Nusantara. Banggalah Akan Budayamu dan Hormati Budaya Orang Lain./*
Asrial Mirza, Guru, Seniman dan Sastrawan tinggal di Kisaran Asahan Sumatera Utara