JAKARTA, humaniora.id – Divisi kemuslimatan Aqsa Working Group, Maemuna Center (Mae-C) melakukan Aksi Perempuan Bela Palestina di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) pada Senin, 20 November 2023. Aksi tersebut untuk mengecam penjajahan Zionis Israel dan menunjukkan solidaritas terhadap Palestina, khususnya kaum perempuan dan anak-anak.
Aksi Perempuan Bela Palestina itu terbuka untuk umum, khususnya bagi perempuan. Masyarakat dari berbagai daerah pun siap berpartisipasi dalam aksi tersebut, di antaranya Jabodetabek, Tasikmalaya, Sukabumi, Cimahi, Ciamis, dan Bandung. Para peserta aksi diimbau untuk mengenakan atribut solidaritas Palestina seperti syal, stiker, bendera Palestina, dan lain-lain.
Aksi tersebut dijadwalkan mulai pada pukul 06.30 WIB dan diisi dengan tausiyah, pembacaan pernyataan sikap, penampilan puisi dua bahasa (Indonesia, Arab), serta orasi dari berbagai organisasi perempuan.
Ketua Mae-C, Ir. Onny Firyanti Hamidy mengatakan, aksi tersebut membawa sejumlah tuntutan.
“Pertama, menuntut penjajah Zionis untuk segera menghentikan serangan militer ke wilayah Gaza yang menewaskan belasan ribu orang dan ribuan lainya luka-luka. Sementara 60% dari korban tewas dan terluka itu adalah perempuan dan anak-anak,” ujarnya dalam acara Bincang Muslimah dengan Tema “Buka Blokade Gaza” di kanal YouTube Al Jamaah TV, Jumat (17/11).
Kedua, lanjut Onny, mendesak Amerika Serikat dan negara-negara pendukung Zionis Israel agar menghentikan segala bentuk dukungan kepada penjajah Zionis.
“Ketiga, kita menuntut dibukanya blokade Gaza dan mendesak Mesir untuk membuka akses masuk kemanusiaan internasional ke dalam wilayah Gaza,” kata Onny.
“Dan yang terakhir, kita menggalang dukungan dan pembelaan Indonesia terhadap Palestina dengan memaksimalkan segala yang kita yang dimiliki,” sambungnya.
Aksi Perempuan Bela Palestina ini merupakan kolaborasi antara Mae-C dan Koordinator Muslimat Pusat (KMP) sebagai organisasi perempuan yang konsen terhadap masalah perempuan dan anak-anak di Palestina. Kegiatan kemanusiaan ini menjadi wujud keberpihakan umat muslim, khususnya muslimah.
Ketua KMP, Ustadzah Maghfiroh menjelaskan bahwa mendukung Palestina dan Masjid Al-Aqsa adalah perintah agama sehingga sebagai umat Islam tidak perlu memperdebatkan apalagi membantah ketentuan ini.
“Perlu dipertanyakan keimanan kita jika kita tidak pernah sedikit pun dalam hati kita merasa bahwa muslim Palestina adalah saudara kita padahal sesama muslim adalah saudara,” kata Maghfiroh dalam acara Bincang Muslimah dengan Tema “Buka Blokade Gaza” di kanal YouTube Al Jamaah TV, Jumat (17/11).
Selain karena perintah agama, penjajahan Zionis Israel di Palestina pun menjadi masalah kemanusiaan. Maghfiroh mengatakan, sebagai manusia sudah seharusnya merasa sakit melihat krisis kemanusiaan yang melanda bangsa Palestina.
Ia juga menekankan, Aksi Perempuan Bela Palestina ini untuk menegaskan posisi muslimah Indonesia berada di pihak yang benar, mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa dari cengkraman Zionis Israel.
Maemuna Center (Mae-C) dan Koordinator Muslimat Pusat (KMP) mengimbau kepada semua elemen masyarakat, khususnya kaum perempuan untuk berpartisipasi dalam Aksi Perempuan Bela Palestina ini. Mengingat, serangan brutal Zionis Israel menyasar semua orang tanpa pandang bulu, termasuk perempuan, ibu hamil, anak-anak, hingga lansia.
Perlu diketahui, media Pemerintah Palestina melaporkan, per 18 November 2023, 12.300 jiwa meninggal dunia, di antaranya 5.000++ anak-anak dan 3.300++ perempuan. Sementara korban luka-luka mencapai 30.000++.
Mereka bukan angka. Mereka adalah ayah, ibu, anak, saudara-saudara kita di Palestina.
From The River to The Sea, Palestine Will Be Free
#AllahuAkbar #AlAqsaHaqquna
NARAHUBUNG
Nisa Aisyah – 0838-7474-1985