Humaniora.id – Menyikapi adanya pemberitaan bahwa Muslimat NU Jawa Timur deklarasi dukung Prabowo Gibran dipilpres 2024 yang dimuat oleh detiknews Jumat, 08 Desember 2023, maka leader Nahdliyyin United Gus Rofi’i angkat bicara.
“Muslimat NU kok dipakai untuk dukung mendukung capres ngawur itu” jelas Gus Rofi’i.
“Lha Muslimat NU apa milik bu Khofifah, Muslimat itu salah satu badan otonom NU suatu perangkat organisasi yang berfungsi melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan orang-orang yang berkecimpung di dalamnya,” lanjut Gus Rofi’i.
Muslimat NU tak ubahnya seperti banom-banom lainnya yang ada di bawah komando Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Seperti Fatayat, Gerakan Pemuda Ansor, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), IPPNU, ISNU, Pagar Nusa, Jam’iyyah Qurro Wal-hufadz dan lain sebagainya.
“Lembaga banom di bawah PBNU tidak boleh digunakan untuk aksi dukung mendukung capres cawapres dan semua harus sepakat begitu,” jelasnya lebih lanjut.
Sebagai kader NU harus memberi contoh belajar dengan benar dan harus mentaati aturan organisasi yang telah ditetapkan. Tidak boleh sesuka hati, seperti yang pernah dikatakan oleh ketua umum PBNU Gus Yahya. “Bahwa NU beserta banom-banomnya akan netral dan tidak boleh menggunakan lembaga-lembaga banom di bawah naungan NU digunakan untuk aksi dukung mendukung capres cawapres tertentu dalam pilpres 2024. Kalau bukan lembaga ya tidak ada permasalahan. Aturan itu dibuat untuk ditaati. Kalau ini dilanggar akan berakibat fatal dan ngawur.
Muslimat NU merupakan organisasi yang berasaskan Islam dan berideologi menurut faham Ahlussunah wal jama’ah di bawah PBNU yang anggotanya para ibu-ibu warga Nahdliyyin yang berusia 40 tahun ke atas. Tujuannya mewujudkan masyarakat Indonesia khususnya perempuan warga Nahdliyyin untuk bertaqwa kepada Allah SWT, berkualitas dan mandiri.
Jadi jangan menggunakan organisasi banom NU untuk mendukung capres cawapres tertentu.
Kalau kemudian pimpinan pusat Muslimat deklarasi mendukung pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming, ya lepas dulu atribut Muslimat NU nya. Bolehlah mendukung capres cawapres tapi atas nama pribadi.
Jangan sampai atas nama Banom NU mendukung penuh Prabowo Gibran. Karena ini secara langsung akan berdampak pada pengurus yang ada di bawahnya.
Ibu Khofifah Indar Parawansa telah menyalahgunakan jabatan sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU. Hal ini sangat berhubungan dengan politik. Khofifah bukan tidak faham aturan main di organisasi banom NU. Tapi beliau orang politik, tentunya akan berhubungan kepada siapa beliau memberikan dukungan.
Saat menjadi Gubernur Jawa Timur Bu Khofifah didukung salah satunya Partai Demokrat. Demokrat memastikan dukungannya ke paslon capres cawapres no 2, Prabowo Gibran. Ya bolehlah, tapi jangan membawa Muslimat NU untuk mendukung capres cawapres Prabowo Gibran.
Bu Khofifah itu panglimanya Muslimat NU selama lebih dari 20 tahun. Pada kepengurusan PBNU 2022-2027 Khofifah juga menjabat sebagai salah satu ketua. Akan ada dampak yang nyata untuk dukung Prabowo, kalau ini dibiarkan maka fatal akibatnya. Lihat dulu rekam jejak Prabowo di masa lalu, orang awampun faham.
Sekali lagi ingat pesan Ketua Umum PBNU, “larang bawa-bawa organisasi NU untuk politik praktis. Semua pengurus NU di semua tingkatan agar tidak membawa organisasi NU untuk kegiatan politik dan politik praktis. Gus Yahya akan memberikan sangsi yang melanggar. Gus Yahya mempersilahkan bagi pengurus untuk mendukung capres cawapres atas nama pribadi tidak membawa-bawa organisasi NU.
“Kalau pada akhirnya Khofifah Indar Parawansa membawa organisasi NU untuk kegiatan politik itu namanya keterlaluan sekali,” jelas Gus Rofi’i.
“Ketua PBNU harus memberikan teguran, sangat memalukan, ini sudah menyangkut masalah kelembagaan, jelas Gus Rofi’i mengakhiri wawancara dengan penulis melalui telp WhatsApp./***