humaniora.id – Jakarta, 6 Februari 2024 – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) menegaskan keyakinannya bahwa industri obat bahan alam, farmasi, kosmetik, dan alat kesehatan sangat prospektif dan menjadi salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan. Hal ini bertujuan untuk menjadi andalan dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
“Industri Obat Bahan Alam (OBA) atau obat tradisional memiliki potensi yang sangat besar untuk terus dikembangkan. Terlebih lagi Indonesia sangat kaya akan keragaman hayati sumber daya alamnya, termasuk di antaranya tanaman obat,” ungkap Menperin AGK saat peresmian Fasilitas Produksi Obat Bahan Alam (House of Wellness) di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia, Farmasi, dan Kemasan (BBSPJIKFK) di Jakarta.
Menperin AGK didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi di bidang industri, termasuk Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi, Irjen Kemenperin M. Rum, Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita, dan lainnya.
“Berdasarkan penetapan pembangunan industri prioritas, industri produk herbal atau natural maupun sediaan herbal menjadi prioritas pembangunan tahun 2020-2035,” tambahnya.
Hal ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang mengangkat isu strategis peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pengembangan hilirisasi industri pertanian dan kehutanan.
Menperin AGK juga menyinggung tentang kontribusi industri kimia, farmasi, dan obat tradisional terhadap perekonomian nasional. Pada tahun 2023, nilai ekspor untuk produk industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional mencapai peningkatan sebesar 8,78 persen dibanding tahun 2022 pada triwulan IV, dengan nilai ekspor sebesar USD543,7 juta.
“Pasar obat bahan alam dunia pada tahun 2023 mencapai USD200,95 miliar, dan diperkirakan akan terus meningkat. Oleh karenanya, pengembangan industri obat bahan alam perlu terus ditingkatkan agar mampu bersaing di pasar global,” ungkap AGK.
Peluang ini semakin besar dengan penggunaan obat bahan alam, khususnya jamu yang telah menjadi identik budaya di Indonesia. Bahkan pada 6 Desember 2023, jamu telah resmi masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia yang ke-13 di dunia yang masuk ke dalam daftar Unesco.
Saat ini, terdapat beberapa komponen perusahaan industri obat bahan alam di Indonesia. “Kementerian Perindustrian terus mendorong dan melakukan pembinaan agar industri kecil dapat naik kelas sehingga produksi obat bahan alam dapat ditingkatkan terutama fitofarmaka yang berpotensi besar untuk menjadi substitusi bahan baku obat impor dalam menuju kemandirian bahan baku obat nasional,” pungkas Menperin AGK.