humaniora.id – Ramadan memiliki euforia tersendiri yang selalu disambut penuh suka cita oleh umat Islam di dunia. Tak terkecuali Indonesia.
Bagi penyanyi Fenty Nur, Ramadan tidak hanya disikapi beribadah secara vertikal (habluminallah), namun juga secara horizontal (hablumminannas). Salah satu aksi karyanya adalah nukilan single lagu “Semakin Parah.”
“Selalu ada hal-hal baru untuk menemani menjalankan ibadah puasa. Kita terus berkarya. Semoga ini bisa menjadi ladang ibadah di bulan suci Ramadan,” ujar Fenty Nur kepada humaniora.id, di Kota Bekasi, Rabu (29/03/2023).
Semangat, kata Fenty Nur, adalah sahabat perjuangan. Semangat muncul karena adanya kesadaran dalam hidup yang bermakna.
“Sebagai penyanyi spirit saya disini (lagu),” ujar penyanyi yang sudah membukukan suaranya sejak usia 4 tahun ini.
Seakan ada stigma negatif tentang luka pada judul lagu “Semakin Parah” ini. Namun Fenty Nur segera meluruskannya. Bahwa baik buruk sebenarnya memiliki perspektif dakwah; seruan kebaikan.
“Lagu ini menceritakan tentang perempuan yang terlepas dari suami kurang baik dan selalu menyakiti hati. Mencari suami pengganti ternyata tidak ada bedanya dengan laki-laki sebelumnya. Justru semakin parah,” papar Fenty Nur.
Sebelum single lagu “Semakin Parah,” Fenty Nur juga sempat merilis single lagu bergenre pop berjudul “Selalu Merindu.” Semua karyanya telah dirilis melalui Fenty Nur Official YouTube Channel.
Lagu “Semakin Parah” diciptakan Hetty Soendjaya/Nadia Menur Gembul, dengan Penata Musik Keny Rojes. Klip Musik digarap Videografer Dian Gaul, Model Dian Gaul, serta diproduksi HS Thea.
Fenty Nur berharap musik dangdut lebih menggema lagi di seluruh Indonesia dan juga dunia. Apalagi musik dangdut sekarang ini ada Dangdut Goes To UNESCO yang dicanangkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno.
“Pemerintah terus mendorong dan memfasilitasi musik dangdut, baik di kancah lokal maupun dunia. Tetap kita jaga spiritnya mudah-mudahan semakin mengangkat dangdut di tingkat dunia,” harap Fenty Nur.
Fenty Nur bukan penyanyi baru di blantika Musik Indonesia. Penyanyi kelahiran, 9 September 1975 ini aktif menyanyi di panggung sejak usia 4 tahun.
Fenty Nur merupakan putri dari penyanyi dangdut senior, almarhumah Titiek Nur. Bersama ibunya, ia tergabung dalam Orkes Melayu Kendedes, grup musik dangdut yang seluruh personilnya merupakan wanita.
Sejumlah karyanya antara lain; “Bagai Makan di Daun” (1993), “Jantannya Pacarku” (1994), “Sinar” (1995), “Lain Bumbu” (1998), “30 Non-Stop Cha-Cha Dut” (1999) album duet dengan Irvan Mansyur, “Kasih” (2000), “30 Non-Stop Cha-Dhut” (2000), album duet dengan Irvan Mansyur, “Album Special Fenty Nur dan Roy Hanafi” (2000), dan album “Dari Masa ke Masa” (2001)./*
Comments 1