JAKARTA, humaniora.id – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengajak generasi muda untuk tidak menjadi pegawai negeri sipil (PNS), namun memilih dunia usaha dan memajukan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), khususnya di bidang kuliner. Terlebih, selama pandemi Covid-19 salah satu usaha yang mampu bertahan adalah bisnis makanan dan minuman.
“Bisnis kuliner tidak akan pernah mati. Namun, persaingan di bisnis ini juga sangat ketat. Karenanya agar mampu terus bertahan, diperlukan kreatifitas dan inovasi tanpa batas. Diferensiasi dan branding menjadi kunci agar bisnis yang dijalankan tidak mati di tengah jalan,” ujar Bamsoet saat mengunjungi cafe SCHA Brasserie yang didirikan puterinya Saras Shintya Putri (Chacha) bersama beberapa alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH-UI) Angkatan 2019 di Blackstone Garage Kebayoran Baru Jakarta, Senin (9/10/23).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menerangkan, berdasarkan data Kementerian Perindustrian, industri makanan dan minuman mampu tumbuh 3,57 persen (yoy). Selain, mampu mencatatkan diri sebagai sub sektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDB industri pengolahan non migas pada triwulan III tahun 2022, yaitu sebesar 38,69 persen.
“Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada tahun 2020 saja, DKI Jakarta memiliki 5.159 usaha penyedia makanan dan minuman berskala menengah dan besar. Terbanyak diantara provinsi lainnya di Indonesia. Disusul Jawa Barat dengan jumlah penyedia makanan dan minuman mencapai 1.414 usaha, Jawa Timur 821 usaha, Banten 539 usaha, serta Riau 475 usaha,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menuturkan, jumlah usaha penyedia makanan dan minuman di Indonesia berjumlah sekitar 11.223 usaha. Terdiri dari 8.042 restoran/rumah makan, 269 usaha katering, dan 2.912 usaha penyedia makan minum lainnya. Sebanyak 53,85 persen usaha penyedia makanan dan minum berada di mal, 11,76 persen usaha penyedia makanan dan minuman berada di kawasan industri, 8,11 persen di pusat kuliner dan 22,75 persen berada di lokasi lainnya.
“Kehadiran Scha Brasserie sebagai first croffle with filling in Indonesia, kian menyemarakan bisnis kuliner yang telah ada. Menyajikan croffle dengan banyak varian rasa, dari mulai vanilla, chocolate, cinnamon, cookies & cream, strawberry, smoked beef & cheese, tomato & cheese. Dilengkapi dengan Scha Brewery, minuman ala SCHA, yang terbagi menjadi coffee and non coffee,” pungkas Bamsoet. (*)