humaniora.id – KSBN | Indonesia tidak hanya berpeluang untuk mempromosikan kepemimpinan dan komitmen Indonesia dalam pembahasan isu global. Namun juga dapat memperkenalkan budaya, pariwisata, dan industri kreatif di mata dunia.
“Tahun ini harus bisa menjadi momentum kebangkitan. Menata kembali roda kehidupan normal pasca covid-19,” ujar Deputi 2 Bidang Pengembangan Kebudayaan Dewan Pimpinan Pusat Komite Seni Budaya Nusantara (DPP KSBN) Drs. Nurcahyo Prihantoro, SE, kepada humaniora.id, melalui telpon seluler, di Jakarta, Minggu (22/01/2023).
Momentum tersebut, kata Nurcahyo, diantaranya dapat dilakukan melalui kegiatan apresiasi budaya. Memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia kepada masyarakat dunia melalui ranah seni dan industri kreatif.
Event memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia inilah yang akan digelar DPP KSBN bertajuk, “Festival Seni Budaya Nusantara (FSBN).”
Acara tersebut menurut rencana akan digelar di Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta dan Kota Jakarta, sekaligus dalam rangka memperingati HUT Ke-496 Kota Jakarta, di bulan Juni 2023 mendatang.
“Momentum FSBN ini dapat kita manfaatkan untuk mengenalkan budaya dan kearifan lokal kita ke dunia internasional. Menjadi salah satu upaya kita untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia kepada masyarakat dunia,” terang Ketua Panitia Pelaksana “Festival Seni Budaya Nusantara (FSBN) ini.
Ada sejumlah kegiatan utama FSBN, kata Nurcahyo, yang menjadi target organisasi. Melalui kegiatan workshop antara lain, KSBN diharapkan dapat memberi stimulan bagi masyarakat untuk menciptakan industri budaya tradisional berkelanjutan.
“Melalui festival ini KSBN ikut memperkenalkan dan mengembangkan kerajian dan kuliner tradisional Nusantara yang dapat menciptakan UMKM lebih meluas,” ujarnya.
Selanjutnya melalui berbagai pergelaran seni, papar Nurcahyo, FSBN dapat menjadi sarana promosi dan presentasi seni budaya Nusantara hingga lebih dikenal oleh masyarakat mancanegara.
“Kita juga ingin mengenalkan sejarah Kepulauan Seribu sebagai penopang dan penghubung perkembangan kota Jakarta. Dari masa lampau, sejak abad ke 4 hingga lahirnya kota Jakarta tahun 1527 dengan nama Jayakarta, hingga perkembangan kini dan masa yang akan datang,” urai Nurcahyo.
Bukti-bukti historis, lanjut Nurcahyo, dapat disimpulkan bahwa perkembangan Jakarta tidak lepas dari peran keberadaan Kepulauan Seribu sebagai penyangga sekaligus penghubung jalur maritim di wilayah utara kota Jakarta.
“Inilah yang menjadi alasan kuat mengapa ‘Festival Seni Budaya Nusantara (FSBN)’ kita gelar di kawasan ini, selain ada kegiatan tak kalah penting digelar di kota Jakarta,” ujarnya.
Beberapa acara yang akan digelar di acara ‘Festival Seni Budaya Nusantara (FSBN)’ ini, diantaranya; Workshop Seni Budaya Nusantara, Pameran dan Bazar Kerajinan Tradisional Nusantara, Pameran dan Bazar Kuliner Tradisional Nusantara, dan Pertunjukan Seni Budaya Nusantara.
“Panitia juga akan mementaskan drama tari ‘Jayakarta’ yang berarti ‘Kemenangan Yang Gilang Gemilang’ untuk memperingati HUT Ke-496 tahun Kota Jakarta,” ungkap Nurcahyo.
Semua acara tersebut, lanjut Nurcahyo, mengedepankan berbagai unsur budaya yang mengacu pada kepentingan perkembangan seni budaya bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Unsur tersebut meliputi: tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.
Seiring dengan kegiatan ini, KSBN juga menggelar acara lain, diantaranya; Peringatan Hari Musik Nasional, World Dance Day (WDD), Lomba Film Pendek Karya Digital Audio Visual Seni Budaya Nusantara, dan Lomba Tradisi Lisan secara Nasional.
Peringatan Hari Musik Nasional 2023, akan digelar di Kota Tua Jakarta, Jum’at, 9 Maret 2023, dan acara World Dance Day (WDD) digelar di tempat yang sama, Sabtu, 6 Mei 2023.
Acara ini akan menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya, pergelaran orkestra musik, tari, talk show, workshop seni, pameran, serta bazaar bertemakan Nusantara.
Saat dihubungi humaniora.id secara terpisah, Ketua Panitia Pelaksana ‘Festival Musik Tradisi dan Orkestra Musik Nusantara,’ Tamunan Kiting, SE menyampaikan, bahwa pihaknya terus melakukan penggalangan dukungan ke berbagai stage holder, Pemerintah Pusat dan Daerah.
Diantaranya telah melakukan audiensi ke Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (DPPKUKM) Provinsi DKI Jakarta, dan ke Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Provinsi DKI Jakarta./*
Comments 2