JAKARTA, humaniora.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Selatan akan mendirikan Posko khusus di apartemen-apartemen untuk melakukan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) peserta pemilu.
Ini dilakukan karena penghuninya susah didata. Ada kesan mereka cuek dan enggan melayani petugas.
Hal tersebut disampaikan Ketua KPU Jakarta Selatan Agus Sudono saat menerima Pengurus Pusat Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) di kantornya, kawasan Antasari, Jakarta Selatan, Selasa (28/2).
“Petugas kami (Pantarlih-red) mendapat kesulitan melakukan Coklit di apartemen-apartemen. Penghuninya acuh dan enggan menerima petugas. Bahkan ada di sejumlah apartemen, petugas kami tidak bisa masuk. Untuk itu kami akan mendirikan Posko di apartemen-apartemen yang susah didata, ” tutur Agus.
Dikatakan Agus, wilayah administrasi Jakarta Selatan paling banyak memiliki apartemen, dibanding wilayah lain di DKI.
“Ada sekitar 150 apartemen di Jaksel. Itu semua membutuhkan penanganan khusus agar semuanya terdata,” tambah Agus.
Sampai saat ini, lanjut Agus, Coklit di wilayahnya sudah mencapai 50%. Coklit akan berakhir pada tanggal 14 Maret 2023.
Sementara jumlah pemilik hak suara sekitar 1,7 juta orang. Nanti mereka akan mencoblos di 6704 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Tingkat partisipasi pemilih tahun lalu 82%, jauh di atas rata-rata nasional. Tahun ini diharapkan lebih tinggi dari itu.
“Pengalaman pada pemilu 2019 lalu. Penghuni apartemen susah dicocokkan datanya. Tapi kalau tidak mendapatkan undangan mencoblos, mereka paling kencang berteriak,” tambah Agus lagi.
Sementara itu Ketua Umum PJMI Ismail Lutan mengatakan, audiensi dengan KPU Jakarta Selatan merupakan rangkain dari audiensi serupa ke seluruh stakeholder penyelenggara Pemilu, di Jakarta.
“Kita tidak hanya menjambangi KPU Jakarta Selatan tapi juga Bawaslu, Partai Politiik peserta pemilu dan tokoh-tokoh (Icalon) yang akan ikut berlaga pada Pemilu 2024. Gunanya, antara lain, untuk mendapatkan informasi akurat dari tangan pertama,” tutur Ismail Lutan.
Ditambahkan Ismail, PJMI berharap Pemilu berjalan sukses sehingga dapat melahirkan pemimpin terbaik bangsa. Baik di legislatif maupun eksekutif.
“Salah satu momok Pemilu adalah berita hoaks. Sekarang masyarakat lebih cenderung menerima informasi yang sudah digoreng-goreng di medsos, ketimbang berita yang akurat dari tangan pertama (A-1). Ini tentu tidak sehat. PJMI ingin meluruskan hal itu dan tidak ingin terlibat dalam memproduksi dan menyebarkan berita hoaks tersebut,” tambahnya.
Dalam audiensi ini Ketua Umum PJMI didampingi Ketua Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat Anugrah Widhy .
Sementara dari KPU Jakarta Selatan, ikut mendampingi Agus, Fahmi Zikrillah, Kasubag pada Sekretariat Marlina, dan sejumlah staf.***
Comments 1