humaniora.id – Wage Rudolf Soepratman adalah guru, wartawan, violinis, dan komponis Hindia Belanda. Ia dikenal sebagai pencipta lagu kebangsaan Indonesia, yakni “Indonesia Raya”, serta merupakan anggota dari grup musik jazz Black and White Jazz Band yang di bentuk oleh WM Van Eldik di makasar pada tahun 1920.
Hanya lagu Indonesia Raya yang banyak di kenal oleh masyarakat. Sebenarnya ada kurang lebih 15 lagu yang berhasil di ciptakan WR Soepratman sayang nya sampai sekarang hanya ada 12 lagu yang baru ditemukan dan yang 3 lagi masih dalam pencarian. Deretan karya WR Soepratman ini pun dibalut dalam sebuah album dan ditampilkan dalam sebuah konser yang di iringi GALAGA Orchestra dengan Conductor Hasvan Nasution di Gedung Sapta Pesona, Jumat (10/11/2023).
Penggagas kegiatan ini adalah keluarga WR Soepratman yang tergabung dalam Yayasan WR Soepratman mereka mengatakan bahwa ingin menghadirkan karya dari sang maestro sekaligus memperkenalkan ‘Duta Keluarga WR Soepratman’ yang akan melanjutkan dan melestarikan karya-karya yang pernah diciptakannya. “Di momen ini kita tak hanya ingin memperkenalkan lagu-lagu dari WR Soepratman saja,namun juga memperkenalkan Antea Putri Turk putri kedua pasangan Endang Wahyuningsih Josoprawiro Turk dan dr. Dario Turk, Sp.OG. sebagai duta keluarga sang pencipta lagu kebangsaan nasional ini yang bisa menyosialisasikan lagu-lagu karya WR Soepratman yang diaransemen, kecuali Indonesia Raya yang sangat sakral. Itu lagu-lagu lainnya Antea yang bisa mengekspresikan dengan lagu itu di zamannya,” ujar Budi Harry,
Ketua Umum Yayasan WR Soepratman dan cucu dari (Gijem Soepratinah) Adik Kandung WR Soepratman.
Acara ini di hadiri oleh Menparekraf Sandiaga Uno, Penyanyi legendaris Eyang Titik Puspa, dan juga Addie Muljadi Sumaatmadja atau kita kenal dengan Addie MS, seorang musikus, komponis, penulis lagu dan produser rekaman Indonesia keturunan Sunda. Yang saat ini juga menjadi pengarah kelompok musik simfoni Indonesia, Twilite Orchestra yang ia dirikan pada tahun 1991.
Pada gelaran konser “Peluncuran Album Perdana Lagu-lagu Ciptaan WR Soepratman” tersebut, Antea Putri Turk yang merupakan salah seorang cicit buyut dari Ngadini Soepratini yang tak lain adalah kakak kandung WR Soepratman tampil secara apik bersama rombongan orkestra membawakan sebanyak 12 dari 15 lagu ciptaan WR Soepratman. Deret lagu yang dimainkan pada konser istimewa memperingati Hari Pahlawan berdurasi sekitar 90 menit itu yakni “Indonesia Raya” versi 3 stanza, “Dari Barat Sampai ke Timur”, “Indonesia Hai Ibuku”, “Matahari Terbit”, “Pahlawan Merdeka”, “Ibu Kita Kartini”, “Di Timur Matahari”, “Mars Parindra”, “Mars KBI”, “Mars Surya Wirawan”, “Indonesia Tjantik”, dan “Selamat Tinggal”.
Menparekraf Sandiaga terus mendorong karya-karya generasi muda sekaligus berharap mereka dapat mengambil inspirasi dari sosok WR Soepratman yang berjuang untuk negeri melalui lagu-lagu patriotik dan melodi yang indah. “Selain itu Rencana konser yang lebih besar akan di helat pada tanggal 9 Maret 2024, pada momen ulang tahun WR Soepratman. Konsepnya , akan dibuat seperti teater musikal, juga menampilkan lagu- lagu nya yang original hingga lagu rap. Adapun tujuan nya adalah ingin generasi muda menerima karya WR Soepratman,” kata EndangTurk, Wakil Ketua Umum Yayasan WRS sekaligus cicit dari Kakak Kandung WR Soepratman.
Lagu “Dari Barat Sampai ke Timur” kemudian dinyanyikan kembali sebagai penutup konser tersebut. Khusus untuk gelaran tersebut, Antea sendiri telah membuat melodi dua lagu WR Soepratman yang sempat terlupakan dan menjadi harta karun bangsa yaitu “Indonesia Hai Ibuku” dan “Indonesia Tjantik”.