Humaniora.id, Jakarta – Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024. Tahun ini merupakan penyelenggaraan JILF yang keempat setelah yang pertama dihelat pada 2019.
Pada gelaran kali ini, JILF berkolaborasi dengan Jakarta Content Week (JakTent). Kolaborasi JILF x JakTent mengusung tema JakTent “Shared Culture, SharedFuture” dan tema JILF “F/acta: Words & Actions Aligned on Eco-Literature” yang berkaitan dengan promosi sastra dan budaya serta keberlanjutan lingkungan.
“Kini kita terperangkap di zaman kalabendu Antroposen, sebuah era yang ditandai oleh dampak merusak manusia terhadap bumi dan mengancam keberlanjutan lingkungan,” ungkap ujar Anton Kurnia, Direktur JILF dan Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta.
Ia menyambung, “Di sisi lain, kita menyaksikan bagaimana sejumlah karya sastra bermunculan menawarkan alternatif sudut pandang tentang cara “menciptakan” dunia yang lebih baik di tengah situasi ini.”
Sebagai suatu rangkaian festival, JILF x JakTent akan menyelenggarakanberbagai mata acara di antaranya pameran media yang bekerja sama dengan National Geographic Indonesia, Mongabay, dan Trend Asia.
Ada pula bazar buku yang bekerjasama dengan IKAPI dan forum penulis yang mengundang puluhan pembicara untuk mengisi 10 panel utama, peluncuran buku dan diskusi terkait tema.
Acara juga semakin semarak dengan malam anugerah Sayembara Kritik sastra, bekerja sama dengan Kusala Sastra Khatulistiwa dan sejumlah komunitas sastra di Jakarta. Dari JakTent sejumlah stan pameran juga akan berpartisipasi, mulai dari German Stories yang menampilkan buku-buku Jerman dari berbagai genre.