Madinah, humaniora.id – Memasuki hari ke-6, Sabtu, 04 November 2013, rombongan jamaah umrah PT. Dream Tour and Travel melaksanakan ziarah di dalam kota Makkah al-Mukarramah. Antara lain mengunjungi Padang Arafah, Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina dan Jabal Tsur.
Ziarah mengesankan adalah saat mengunjungi Jabal Tsur. Tempat ini merupakan nama sebuah gunung. Terletak di bagian bawah Mekkah di sebelah selatan distrik Al-Misfalah sekitar 7 km dari Mekkah ke arah Thaif. Memiliki ketinggian 1.405 m atau 4.610 kaki.
Jabal Tsur sangat dikenal karena ada sebuah gua bernama Ghar al-Thawr (Gua Banteng), di mana Nabi Muhammad SAW bersama sahabat Abu Bakar Assidiq berlindung dari kejaran orang-orang Quraisy, saat hijrah ke Madinah.
Bagi kebanyakan umat Islam, gua tsur tersebut memiliki makna religius, oleh karenanya banyak dikunjungi peziarah dan turis dari berbagai belahan dunia .
Gua Tsur menyimpan cerita ketika Nabi Muhammad SAW bersembunyi dari kejaran kaum kafir Quraisy. Kala itu, Nabi Muhammad SAW didampingi Abu Bakar Shiddieq, salah satu Khulafaur Rasyidin.
Kala itu, Gua Tsur menjadi tempat persembunyian Rasulullah SAW dan Abu Bakar ketika hijrah ke Madinah Al-Munawwarah pada tahun 622 Masehi. Keduanya bersembunyi selama tiga hari di gua tersebut.
Nabi Muhammad SAW pernah selamat dari kejaran kaum Quraisy lewat hewan-hewan di gua Tsur. Allah SWT mengutus laba-laba dan burung merpati. Kisah bermula saat segala upaya kaum Quraisy gagal dalam menghalangi para sahabat nabi berhijrah ke Madinah.
H. Syafei Thaher, S.Ag, salah satu jamaah umrah PT. Dream Tour and Travel menceritakan, Rasulullah SAW pernah bersembunyi di dalam gua Tsur dari kejaran kaum Quraisy yang ingin membunuh beliau.
“Sahabat Abu Bakar Shiddiq, dan Rasulullah SAW bersembunyi di gua Tsur hingga tiga hari lamanya. Abu Bakar sendiri sempat cemas, karena hanya sejengkal dari dalam gua kaki Rasulullah bisa terlihat di luar,” ujar H. Syafei Thaher, S.Ag, menuturkan.
Berkat pertolongan Allah, di mulut gua bersarang laba-laba menutupinya dengan jaring- jaring tebal. Sementara di sebelah mulut gua bersarang pula merpati dan bertelur di sana.
Kaum Quraisy yang mengepung Rasulullah SAW akhirnya menyerah karena menganggap tidak mungkin gua itu dimasuki orang untuk bersembunyi.
“Rasulullah dan Abu Bakar kemudian keluar dari gua Tsur. Lalu naik onta yang dibawakan oleh Abdullah bin Uraiqit atas pesan Abu Bakar. Abdullah sendiri ketika itu belum memeluk Islam,” cerita Syafei Thaher.
Dari Bukit Tsur, Rasulullah SAW ditemani Abu Bakar dan Amir bin Fuhairah, seorang penggembala kambing milik Abu Bakar, berangkat menunju Madinah dengan Abdullah bin Uraiqit sebagai penunjuk jalan.
“Peristiwa ini menandai awal hijrah Nabi Muhamamad SAW dari Makkah Al Mukarraomah ke Madinah Al Munawwarah,” cerita H. Syafei Thaher.
Selain ke Jabal Tsur, jamaah umrah PT. Dream Tour and Travel juga mengunjungi Jabal Rahmah (Bukit Kasih Sayang). Tempat ini merupakan bukit batu yang terletak di sebelah Selatan Padang Arafah, sekitar 25 km di sebelah Tenggara Kota Mekah.
Di Jabal Rahmah terdapat tugu putih sebagai penanda. Tugu tersebut dibangun untuk mengenang peristiwa pertemuan kembali Nabi Adam A.S dengan Siti Hawa saat diturunkan dari surga setelah dipisahkan oleh Allah SWT di bumi, selama 200 tahun.
Perjalanan berikutnya menuju ke masjid Aisyah untuk mengambil miqot umrah bagi jamaah yang berminat kembali melaksanakan ibadah umrah.
Masjid ini berada di pinggir jalan menuju Madinah. berjarak sekitar 7,5 kilometer dari Masjidil Haram.
Masjid Aisyah atau masjid Tan’im tersebut merupakan lokasi miqat terdekat bagi warga Makkah dan jamaah yang hendak melakukan umrah.
Karena itu masjid ini tidak pernah sepi jamaah. Rombongan jamaah dari berbagai negara silih berganti berdatangan di masjid ini.
Pada hari sebelumnya, Jum’at, 3 November 2023 jamaah umrah PT. Dream Tour and Travel diberi keleluasaan melakukan aktivitas pribadi setelah menyelesaikan rangkaian ibadah umrah.
Ada yang fokus memperbanyak ibadah sunah di Masjidilharam, ada juga yang berburu belanja oleh-oleh dan ada juga yang istirahat di hotel.
Susetiyanto Suharto, jamaah umrah asal Ciracas Kota Jakarta Timur sempat terpencar dari rombongan. Namun akhirnya bisa berkumpul kembali dengan rombongan.
Saat memasuki ibadah sa’i, Susetiyanto Suharto kembali terlepas lagi dari rombongan. Namun kali ini bukan tertinggal melainkan menolong seorang ibu sesama jamaah umrah yang kelelahan berjalan. Susetiyanto Suharto menolong dan mencarikan kursi roda untuk wanita tua yang juga merupakan jama’ah satu rombongan.
“Saya merasa sangat bahagia bisa membantu orang lain. Apalagi dalam ibadah umrah kali ini adalah rasa kekompakan dan kepedulian sesama jamaah. Meskipun baru saling mengenal,” ujar Susetiyanto Suharto.
Yunita, seorang aktivis sosial kemasyarakatan yang juga jamaah umrah PT. Dream Tour and Travel mengatakan, pentingnya perjalan umrah ini dimaknai sebagai ikatan persaudaraan.
“Kita sesama jamaah umrah menjalin keterpaduan; persaudaraan. Sebagai makhluk sosial kita juga tidak bisa hidup sendiri. Maka ikatan ini semoga membentuk dan menumbuhkan persaudaraan hakiki. Al-‘alaqah bain an-nas (hubungan dengan sesama manusia),” ujar Calon Legislatif DPRD DKI Jakarta Dapil VI dari Partai Nasdem ini./**