humaniora.id – Kiat Sukses Menjadi Artis. Menonton film perkara gampang. Apalagi film televisi (sinetron). Penonton tinggal pencet remot control, pilih channel dan gratis.
Tetapi membuat film ternyata tak segampang menontonnya. Untuk membangun satu adegan (scene) saja, diperlukan waktu berjam-jam. Terlebih jika adegannya memerlukan detil gambar yang perfect.
Bikin Film Itu Ribet, Kiat Sukses Menjadi Artis
Ribet Kendala Teknis
Belum lagi jika berhadapan dengan kendala teknis. Seperti gangguan peralatan, menyangkut audio, video atau soal tata pencahayaan. Bisa juga terganggu oleh faktor alam, seperti hujan atau crowded oleh berbagai macam suara yang timbul di sekitar lokasi shooting.
Bahkan sampai ke hal paling sublim; dari kostum continuity yang tertinggal, hingga pernik-pernik aksesoris dan property yang tak lengkap. Pendeknya ribet.
Untuk membuat film berdurasi 26 menit saja diperlukan waktu kurang lebih 3 hari shooting day. Itupun jika shooting berjalan normal dan lancar. Dengan jam kerja yang tak teratur. Artinya shooting dimulai dari pagi dan bisa break (berakhir) menjelang dini hari esoknya.
Hal ini belum termasuk waktu yang dipergunakan untuk persiapan (pra produksi); dari mulai menggagas cerita, menulis skenario, mendisain produksi, hingga rekrutmen kru dan artis.
Upaya terakhir dari seluruh tahapan produksi, adalah pasca produksi; editing, isi suara (jika diperlukan) dan mengisi musik.
Ribet Kendala Non Teknis
Soal lokasi shooting juga sering menjadi masalah. Misalnya shooting di jalanan atau di tempat keramaian. Apalagi jika pelakon dalam sinetron tersebut bintang ternama. Ia bisa ’dikeroyok’ masyarakat yang menonton jalannya shooting.
Penonton pun mendekat karena rasa ingin tahu artis pujaannya. Tetapi ada yang sekedar menatap dari jauh. Ada yang memberi senyum dan ada juga yang menanyakan soal kehidupan pribadi sang artis.
Ada juga yang berani menyolek, mencubit, minta foto bersama, sampai memaksa membubuhkan tanda tangan di secarik kertas dan buku harian mereka. Alhasil waktu shooting tersita buat melayani penggemar sang artis.
Kehadiran seorang bintang di lokasi shooting memang menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat. Terlebih masyarakat di daerah yang jarang atau tidak bisa bertemu langsung dengan bintang yang menjadi idolanya.
Maka kesempatan bertemu di lokasi shooting mereka manfaatkan sejadi-jadinya. Mereka pun sering tak peduli terhadap jadwal kerja sang bintang yang cukup padat. Begitulah ribetnya bikin ”gambar hidup” alias bikin film. Apalagi jika produksi film atau sinetron tidak ditunjang dengan manajemen dan perencanaan yang memadai.
Rancangan Produksi
Perlu pengorganisasian (badan yang mengatur) dalam pembuatan film atau sinetron. Organisasi ini lajim disebut Manajemen Produksi. Manajemen Produksi membidangi dua bagian; bidang artistik dan non-artistik (administrasi). Kedua bidang ini berfungsi mengelola (manajemen) produksi agar tercipta sebuah karya film yang sesuai rancangan produksi dan tepat waktu.
Manajemen produksi di bawah kendali seorang manajer (manajer produksi atau pimpinan produksi). Manajer produksi, adalah sineas profesional yang memimpin seluruh kegiatan dan pengelolaan produksi film serta menjadi koordinator dalam pembuatan film atau sinetron. Untuk menggerakkan produksi, manajer produksi menyusun staf produksi, berdasarkan fungsi, tugas, tanggung jawab dan kewenangannya. (lihat Tabel/Struktur Staf Produksi Film).
Begitu juga pengorganisasian seni pertunjukan (teater). Fungsi pengorganisasian dilakukan agar seluruh proses produksi, dari mulai konsep acara, administrasi, pengadaan naskah, jadwal dan tempat latihan, lokasi pementasan, memilih pemain dan menyusun staf produksi, hingga pertunjukan, berjalan sesuai target pementasan. Untuk mengatur mekanisme produksi disusun struktur organisasi, dilengkapi dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab. (lihat Tabel/Struktur Organisasi Pementasan Panggung).
Pengantar Buku Menjadi Bintang – Kiat Sukses Menjadi Artis Panggung, Film dan Televisi, Karya Eddie Karsito
Karena sifatnya sebagai pengenalan (pengantar), maka pembahasan materi Manajemen Produksi Film dan Produksi Pementasan Teater ini, tidak disusun terperinci. Pembahasan bab ini dimaksudkan hanya untuk membantu para calon artis (pendatang baru) untuk lebih awal mengenal sistem produksi dalam manajemen produksi film maupun pementasan teater. Sehingga ketika sosialisasi di lokasi shooting maupun terlibat dalam produksi pementasan teater para calon artis (pendatang baru) tidak gamang.
Seperti dibahas pada bab lain, beragamnya latar belakang sineas Indonesia menjadikan pekerjaan produksi film belum memiliki sistem produksi yang terdefinisikan secara baku (standar). Masing-masing sineas, produser atau rumah produksi membuat aturan berbeda. Oleh karena itu pembahasan manajemen produksi dalam buku ini lebih bersifat empirik berdasarkan data lapangan./*
Tulisan ini dikutip dari buku (”Menjadi Bintang – Kiat Sukses Menjadi Artis Panggung, Film dan Televisi” Karya Eddie Karsito. Bab Manajemen Produksi Halaman 53. Diterbitkan oleh PT. Cahaya Insan Suci (Ufuk Press) dan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan Tahun 2008.
Comments 1