humaniora.id – Heboh, itulah yang dikatakan oleh Gus Rofi’i pemilik RM Rawon Bidadari Kediri Jawa Timur. Karena pada hari Minggu, 18 Februari 2024 RM. Rawon Bidadari kedatangan 750 santri dengan jumlah armada bus sebanyak 15 yang rata-rata isinya 50 orang per bus.
Hal ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Gus Rofi’i karena dipercaya oleh pemimpin pondok pesantren Darul Ulum Tragung Kademangan Batang Jawa Tengah untuk menyediakan makan siang bagi 750 santri dan para ustad ustadzahnya serta kru bus dalam rombongan tersebut.
Pada hari Minggu (18/2) pondok pesantren Darul Ulum mengadakan ziarah ke para muassis Nahdlatul Ulama (NU) yang berada di Jombang yaitu ke Makam KH. Hasyim Asy’ari yang makamnya berada di area Pesantren Tebuireng.
Di makam tersebut ada sejumlah makam yang masih keluarga dari pendiri NU tersebut. Antara lain KH. Wahid Hasyim tokoh nasional, KH. Abdurrahman Wahid yang akrab di sapa Gus Dur Presiden ke 4 RI, makam KH. Sholahudin Wahid, adik Gus Dur juga tokoh nasional sekaligus pengasuh ponpes Tebuireng Jombang.
Selain itu rombongan juga ziarah ke makam pahlawan nasional KH. Abdul Wahab Hasbullah yang berada di dusun Gedang, Tambak Rejo Jombang. Selanjutnya ke makam Syaikhona Kholil Bangkalan di Madura.
Menurut Kiai Iroki yang penulis hubungi, rombongan berangkat dari Batang jam 09.00 WIB sampai ke RM. Rawon Bidadari Kediri jam 14.00 WIB saat sampai ke RM. Rawon Bidadari jl. Erlangga nomor 95 Katang Kediri disambut hujan deras dan langsung menuju meja makan untuk menikmati makan siang dengan menu rawon.
Rawon dengan kuah berwarna hitam paling cetar di Kediri. Bukan saja namanya yang menarik perhatian, tetapi rasanya yang bikin orang ketagihan.
Cita rasa rawon yang nendang, daging empalnya yang empuk dan besar menjadi nilai tawar dibandingkan rawon yang lain. Kuahnya yang legam karena kluwek begitu gurih bercampur rempah alami.
“Ini benar-benar rawon, rasanya natural dengan bumbu yang kuat, enak enak banget,” kata Kiai Iroki.
Kedatangan Kiai Iroki dengan 750 santri merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Gus Rofi’i dan ibu Lestari. Rumah makannya menjadi heboh karena digeruduk santri sebanyak itu dan 15 bus besar berjajar terparkir di area parkir RM. Rawon Bidadari.
Penulis pun ikut merasakan kegembiraan dengan datangnya para santri yang sedang berlibur dan berziarah. Mereka menikmati makan dan minum sambil berkaraoke.
Mereka adalah santri yang mengikuti program Pendidikan Diniyah Formal (PDF), maka di akhir pendidikan diadakan akhirusanah setelah melakukan ujian akhir semester genap yang sudah terlaksana di bulan Sya’ban 1445 H.
Yang ikut ziarah adalah mereka yang sudah menempuh ujian akhir baik di tingkat wustho (SMP sederajat) dan tingkat ulya atau tingkat SMA dan mengatamkan Tahfidzul Qur’an sebanyak 30 juz.
Ke depannya bisa terjalin kerja sama antara Kiai Iroki dan Gus Rofi’i bisa berlanjut lagi disetiap tahunnya. KH. Zainul Iroki juga Ketua Umum MUI Kabupaten Batang wakil Rois Syuriah PCNU Batang. Saat ini seluruh jumlah santri yang bermukim di asrama pesantren sebanyak 2.000 santri putra dan putri.
Semoga acara ziarah para muassis NU bagi lulusan tingkat wustho dan ulya berjalan lancar tidak ada kendala berarti.
Selamat sampai tujuan dan pulang kembali ke Batang dalam kondisi sehat wal afiat. Sekali lagi Gus Rofi’i sebagai owner RM. Rawon Bidadari mengucapkan banyak terima kasih kepada Kiai Iroki dan rombongan.
Reportase: Nurul Azizah