Humaniora.id, Jakarta – Nahdlatul Ulama (NU) membuat sejarah baru yang luar biasa dengan menggelar Khataman Al-Qur’an NU Global, sebuah peristiwa spiritual yang akan menggetarkan dunia. Dalam acara ini, jutaan umat Muslim dari seluruh penjuru dunia akan serentak mengumandangkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, menandai terwujudnya kebersamaan luar biasa yang melibatkan seluruh jajaran NU, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Khataman Al-Qur’an bukan hanya sebuah acara rutin, melainkan sebuah tradisi mulia yang menggambarkan kesatuan umat dalam mengakhiri pembacaan seluruh juz Al-Qur’an. Lebih dari sekadar ritual ibadah, khataman menjadi sebuah momen penuh berkah di mana umat Muslim berkumpul untuk memohon ampunan dan mempererat ikatan spiritual dengan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
Tahun ini, acara ini diselenggarakan dengan format yang sangat istimewa, sebagai rangkaian peringatan Malam Nuzulul Qur’an 1446 H. Dalam acara yang bakal digelar pada Ahad, 16 Ramadhan 1446 H / 16 Maret 2025, NU mempersiapkan momen yang tak terlupakan—mencatatkan rekor MURI dengan kategori “Khataman Al-Qur’an Serentak di Titik Lokasi Terbanyak di Seluruh Dunia.” Dengan target lebih dari 10.000 titik masjid, musholla, dan pondok pesantren di seluruh Indonesia, serta keikutsertaan dari berbagai belahan dunia, acara ini berambisi menjadi khataman Al-Qur’an terbesar yang pernah ada.
Pusat acara akan digelar di Masjid Al Munawwaroh, Ciganjur, Jakarta Selatan, dengan dihadiri oleh ulama besar dan tokoh-tokoh NU yang akan memimpin gelombang doa yang mengalir tanpa batas. Namun, acara ini bukan hanya soal lokasi fisik. Melalui platform digital seperti Zoom dan aplikasi streaming, acara ini akan terhubung dengan seluruh umat di dunia. Seakan seluruh dunia menyatu dalam satu bacaan suci yang penuh hikmah, menjadikan momen ini sebagai simbol kekuatan Islam yang tak terbendung di tengah dinamika zaman.
Ketua Lembaga Takmir Masjid PBNU, K.H. Mokhamad Mahdum, menegaskan bahwa Khataman Al-Qur’an NU Global bukan sekadar soal target rekor, melainkan sebuah gerakan besar untuk menghidupkan kembali semangat Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari umat. “Ini adalah momentum untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai panduan hidup, bukan hanya sebagai kitab suci yang ada di rak,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Katib Syuriah PBNU, Dr. KH. Abdul Moqsith Ghazali, M.A., juga menambahkan bahwa perhelatan ini adalah bukti bahwa NU tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. “Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menjangkau lebih banyak hati umat, menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya yang menerangi kehidupan umat Islam di seluruh dunia.”
Ketua Panitia Khataman Al-Qur’an NU Global, H. Shabahul Araffi, menekankan bahwa acara ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan spiritualitas, tetapi juga untuk memperkuat tali persaudaraan antar umat Islam, membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kebersamaan, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi bagi generasi masa depan.
Lebih jauh lagi, NU juga meluncurkan berbagai program spesial Ramadan 2025, yang dirancang untuk menjadikan bulan suci ini lebih bermakna. Melalui serangkaian inisiatif seperti Call of Naskah Khutbah yang mengundang karya-karya khutbah inspiratif dalam berbagai bahasa, hingga Mudik Seru Bareng LTM PBNU yang memberikan layanan mudik gratis, NU berkomitmen untuk terus memberikan manfaat nyata bagi umat Islam, baik dalam aspek spiritual maupun sosial.
Khataman Al-Qur’an NU Global bukan hanya sekadar acara seremonial. Ini adalah langkah besar NU untuk memastikan bahwa Al-Qur’an tetap menjadi pedoman hidup umat Islam, menjawab tantangan zaman dengan kebersamaan yang kokoh dan semangat yang menggelora.
Dengan lebih dari 10.000 titik yang turut berpartisipasi dan berbagai program Ramadan yang penuh manfaat, acara ini akan membuktikan bahwa NU adalah lokomotif Islam moderat yang tak hanya menjaga tradisi, tetapi juga terus berkembang, memberi solusi bagi umat, dan membawa rahmat bagi semesta. Inilah saatnya bagi umat Islam untuk merasakan keberkahan yang melimpah dari lantunan ayat suci yang menggema di seluruh dunia.
Al-Qur’an menyatukan, NU menggerakkan, umat merasakan keberkahan.
Biro Komunikasi Publik
LTMPBNU