humaniora.id – Pada kesempatan ini penulis wawancara via WhatsApp dengan Muhammad Rofi’i Mukhlis atau Gus Rofi’i Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara (BKN) terkait pesan moral dalam menyambut Idul Fitri 1 Syawal 1445 H. Menurut Gus Rofi’i, “Idul Fitri atau Syawal adalah momen kembalinya umat Islam kepada fitrahnya. Umat Islam yang telah melakukan ibadah puasa Ramadhan dan ibadah lainnya diampuni segala dosa. Kembali suci seperti bayi baru lahir.”
Momen 1 Syawal banyak ditunggu umat Islam sedunia, karena hari tersebut seluruh umat Islam dunia bertakbir menyebut asma Allah, mengumandangkan kebesaran Allah SWT, Allah hu Akbar, Allah hu Akbar terus bertakbir menyebut asma Allah dari akhir Ramadhan sampai terbit fajar 1 Syawal.
Menurut beliau, ” 1 Syawal juga hari yang menyenangkan, umat Islam diharamkan untuk berpuasa dan kembali makan, minum di hari itu. Berbagi makanan serta minuman dengan saudara dan kerabat serta tetangga terdekat.
Idul Fitri merupakan perayaan yang sangat dinantikan oleh umat Islam sedunia. Idul Fitri sebagai ajang dalam menyambung tali silaturahmi dengan sanak saudara dan kerabat untuk bersama bersuka ria, bermaaf maafan serta berbagi kegembiraan setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa.
Gus Rofi’i Ketua Umum BKN mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat menjadikan Hari Raya Idul Fitri sebagai momentum untuk merekatkan persaudaraan.
“Suasana Idul Fitri 1 Syawal 1445 H ini mari kita jadikan sebagai alat perekat untuk saling menguatkan persaudaraan,” imbau Gus Rofi’i.
“Dengan silaturahmi, kita harapkan hubungan tali persaudaraan, baik sesama keluarga, teman, rekan kerja dan handai taulan maupun sesama anak bangsa semakin erat,” imbuhnya.
“Walau beda pilihan presiden, beda pandangan politiknya, persaudaraan tetap dijaga di tahun politik ini. Urusan politik sudah ada diranah Mahkamah Konstitusi (MK), semoga MK bisa berlaku adil dan menjunjung tinggi nilai-nilai hukum, tidak boleh takut terhadap tekanan penguasa.”
Ketika penulis minta tanggapan agar silaturahmi tidak terganggu kepentingan politik, Gus Rofi’i dengan santai menjawab bahwa silaturahmi dikalangan masyarakat Indonesia sudah cukup kuat dari ancaman perpecahan. Masyarakat menyikapi setiap hasil pemilu 2024 dengan berbesar hati.
Ketum BKN menekankan tidak boleh ada permusuhan yang ditimbulkan akibat perbedaan pandangan politik. Perbedaan merupakan sebuah kewajaran dan dapat disikapi secara bijaksana.
Dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan, saya Ketua Umum BKN beserta jajaran mengucapkan, “Taqobalallahu minna wa minkum, semoga Allah menerima amal ibadah kita semua. Mohon maaf lahir dan batin, selamat Idul Fitri 1 Syawal 1445 H.”
“Ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh diterima oleh Allah SWT, zakat kita diterima, sedekah dan amal baik diterima, kembali menjadi insan yang suci lahir dan batin,” demikian ucap Gus Rofi’i mengakhiri wawancara dengan penulis.