JAKARTA, humaniora.id – Maryoko Aiko, menyatakan mundur dari jabatannya selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Sekretariat Bersama Wartawan Indonesia (DPP-SWI), yang disampaikan secara tertulis melalui surat tertanggal, 29 Desember 2024.
“Sebagai Pendiri saya tetap menjadi keluarga besar SWI. Saya terus akan menyumbangkan pikiran, serta upaya lebih baik lainnya demi kemajuan SWI,” terang Maryoko Aiko melalui surat resmi yang disampaikan ke Pengurus DPP-SWI.
Maryoko Aiko berharap kemundurannya dapat direspon secara positif. Sebab menurutnya, pergantian kepemimpinan merupakan keniscayaan, dan change leader sebagai hal positif dan alami.
“Kami berharap banyak darah-darah muda yang hadir makin membawa darah baru, spirit baru untuk kemajuan SWI. Kompak membangun SWI. Makin solid dan kokoh dengan pengurus-pengurus baru yang lahir melalui mekanisme organisasi. Insya Allah saya terus monitor, dan tentu sesekali ngopi bareng semua pengurs DPP-SWI,” tegasnya.
Sebagai konsekuensi mundurnya beliau dari Ketua Umum, pihaknya berharap agar dicari penggantinya. Baik dalam posisi Plt (Pelaksana Tugas Ketum), atau melalui mekanisme Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Pergantian ini diharapkan bisa menuntaskan mandat organisasi sampai masa akhir jabatan di tahun 2026 mendatang.
Dalam kesempatan pertemuan informal ‘Sesi Bincang Siang’ bersama sejumlah unsur pimpinan DPP-SWI, di Rumah Makan Simpang Raya Jalan Margonda Raya Kota Depok, Selasa (31/12/2024), Maryoko Aiko kembali menegaskan, pihaknya yang semakin sulit membagi waktu.
Maryoko Aiko menegaskan, tugas yang bersangkutan saat ini sangat padat. Terutama terkait dengan kegiatan investasi di bidang infrastruktur. Pihaknya diberi kepercayaan dari perusahaan investor China yang wajib dilaksanakan secara fokus dan fulltime.
“Saya juga mengerjakan sektor tambang batubara yang melekat menjadi tugas kerja perusahaan pribadi. Oleh karena itu agar SWI tetap berjalan maksimal saya mundur. Saya telah menyerahkan Surat Pernyataan Mundur kepada Dewan Etik selaku pemegang fungsi pengawasan kinerja kepengurusan DPP-SWI,” terang Aiko Maryoko.
Menanggapi pernyataan mundur Maryoko Aiko dari Ketua Umum DPP-SWI, Dewan Etik DPP SWI meminta agar hal ini segera ditindak lanjuti oleh Pengurus DPP-SWI melalui Rapat Khusus Pergantian Pengurus Antar Waktu.
Hal ini sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) Sekretariat Bersama (Sekber) Wartawan Indonesia (SWI), Bab Pengurus Pasal 23 Huruf c; Penggantian pengurus antar waktu dapat dilakukan melalui Rapat khusus yang diadakan untuk itu, dan Pasal 25 Huruf b; Berhentinya Kepengurusan sebab mengundurkan diri.
“Tata kelola organisasi hendaknya dapat dilaksanakan dengan keteraturan berdasarkan regulasi yang telah disepakati, serta mengacu pada ketentuan /Tata Tertib Organisasi/ Job Deskripsi, Anggaran Dasar (AD), dan Anggaran Rumah Tangga (ART),” tegas Eddie Karsito, selaku Anggota Dewan Etik DPP-SWI.
Selain Maryoko Aiko (Ketua Umum) dan Eddie Karsito (Anggota Dewan Etik), hadir dalam pertemuan informal ‘Sesi Bincang Siang’ tersebut Chaerul Tamimi (Anggota Dewan Etik), Ali Nasrullah R (Wakil Ketua Umum II), Herry Budiman (Sekretaris Jenderal), dan Anwar Nurdin, SH (Bendahara Umum).
Chaerul Tamimi (Anggota Dewan Etik), pada kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kinerja Maryoko Aiko mengawal eksistensi SWI yang saat ini sudah cukup besar dan dikenal di kalangan publik.
“Saya sepakat dan DPP SWI segera mengambil inisiatif untuk menggelar Rapat DPP SWI,” ungkapnya.
Ali Nasrullah R (Wakil Ketua Umum II), turut mengapresiasi dan menghormati keputusan Ketua Umum Maryoko Aiko menyatakan mundur karena kesibukan pribadi yang luar biasa.
Mundurnya Ketua Umum DPP-SWI, lanjut Ali Nasrullah, diharapkan tidak menghambat progres kerja organisasi. Organisasi sangat membutuhkan Ketua Umum kaitannya dengan agenda perjuangan DPP-SWI menjadi Konstituen Dewan Pers.
“Saya juga sepakat, bahwa keputusan penggantian Ketua Umum hendaknya dibahas dalam Rapat DPP khusus membahas perihal tersebut,” tegas Ali Nasrullah.
Sehingga komando organisasi sepenuhnya dalam kewenangan Sekretaris Jenderal sesuai ketentuan organisasi, pedoman AD/ART serta PO SWI sebagaimana dikemukakan Anggota Dewan Etik.
“Kami menyatakan siap membantu pak Sekjen dalam melaksanakan kinerja organisasi dibawah bimbingan kangmas Ketum Aiko dan para senior yang duduk di Dewan Etik,” ungkap Ali Nasrullah.
Menanggapi berbagai pernyataan dan harapan, Herry Budiman (Sekretaris Jenderal), berjanji segera mengumpulkan segenap pengurus di jajaran DPP-SWI. Segera membuat keputusan bersama melalui rapat-rapat organisasi guna mengisi kekosongan jabatan Ketua Umum.
“Rapat-rapat di jajaran DPP-SWI ini nanti sekaligus melakukan reinforcement (penguatan kembali) di jajaran DPP-SWI, agar perjuangan SWI menjadi Konstituen Dewan Pers tetap berjalan dan dilanjutkan secara maksimal,” tegas Herry Budiman.
Anwar Nurdin, SH (Bendahara Umum), menyampaikan antusiasme dan siap membantu pengurus DPP-SWI, khususnya kerja-kerja kesekretariatan (Sekjen) untuk mempersiapkan agenda kerja organisasi secara kebersamaan.
“Saya siap menyediakan ruang kerja DPP-SWI di daerah Grand Depok City Kota Depok untuk menjadi basecamp dalam rangka suksesi DPP-SWI ke depan,” tegas Anwar Nurdin.
SWI Menjadi Konstituen di Dewan Pers
Maryoko Aiko juga mengingatkan agar pengurus menindaklanjuti upaya Sekretariat Bersama Wartawan Indonesia (SWI) dapat menjadi Konstituen di Dewan Pers. Progres pendaftaran SWI sudah dilakukan sejak 17 Oktober 2023 tahun lalu.
DPP-SWI diminta kembali memfollow-up Surat Dewan Pers perihal lanjutan DPP-SWI sebagai Konstituen di Dewan Pers, Nomor : 1262/DP/K/X/2024, tertanggal 20 Oktober 2024.
Hingga saat ini Dewan Pers belum bisa memproses permintaan DPP-SWI untuk menjadi Konstituen Dewan Pers.
Berdasarkan KTA (Kartu Tanda Anggota), anggota Sekretariat Bersama Wartawan Indonesia (SWI) 897 orang. Tersebar di 18 Pengurus Tingkat Wilayah (DPW), dan 42 Pengurus Tingkat Kabupaten Kota di seluruh Indonesia.
Organisasi Sarana Mencapai Tujuan
Di penghujung acara pertemuan informal ‘Sesi Bincang Siang’ Anggota Dewan Etik DPP-SWI, Eddie Karsito kembali menegaskan, bahwa organisasi bukanlah tujuan, melainkan sarana mencapai tujuan.
“Saya berharap para anggota dan pengurus di semua tingkatan dapat menempatkan SWI sebagai wadah anjangsana. Menjadi sarana silaturrahmi, dimana para komunikan dapat bersosialisasi dan berinteraksi dalam kebersamaan dan kesetaraan,” harapnya.
Pihaknya secara pribadi maupun selaku Anggota Dewan Etik DPP-SWI menyampaikan terima kasih dengan takzim atas kepemimpinan Maryoko Aiko selaku Ketua Umum DPP-SWI.
“Terima kasih. Kami menghormati keputusannya. Dia pemimpin visioner, agile dan responsif terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Seorang change leader yang mengarah pada kerja dan aplikasi nyata, altruis, empatik. Sekali lagi terima kasih,” ujar Eddie Karsito menutup./*