DEPOK (02 Juni 2024) humaniora.id – Ratusan relawan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana (PB) dari berbagai lembaga yang ada di Kota Depok dan sekitarnya hadir untuk mengikuti kegiatan Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana.
Kegiatan Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana yang digelar tersebut sekaligus dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 2024. Baraya Care, dengan didukung oleh, Squad Penanggulangan Bencana, Human Initiative, Zakat Sukses, BNPB dan beberapa lembaga mitra lainnya, menggelar Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana, di Studio Alam TVRI, Kot Depok, Minggu, (02/06/2024).
Berdasarkan catatan dari panitia, sekitar 150 orang hadir, untuk mengikuti kegiatan Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana yang di gelar oleh Baraya Care tersebut.
Hadir dalam kegiatan tersebut, perwakilan dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial Kota Depok, Ketua Umum Baraya Care, Teuku R Arifin, H.Moh Hafid Nasir,Dipl, Ing (Sohib Hafid), Ketua Yayasan Alhaya, Firdaus Adjum, jajaran pengurus dan anggota Baraya Care, pimpinan dan perwakilan dari masing-masing lembaga penggiat kemanusiaan dan penanggulangan bencana, awak media, serta tamu undangan lainnya.
Kegiatan yang dikemas secara interaktif melalui pemaparan dan diskusi, menghadirkan narasumber dan fasilitator, Ketua Umum Squad Penanggulangan Bencana Indonesia (Squad PBI), Subur Rohjinawi.
Ketua Umum Baraya Care, Teuku R Arifin dalam kata sambutanya merasa bersyukur, kegiatan ini bisa terselenggara dan ini baru sebagai langkah awal. Kedepan harus ada tindak lanjut untuk sosialisasi ke-siapsiagaan bencana seperti ini ke sekolah-sekolah dan juga kepada warga masyarakat sampai ditingkat kelurahan, dengan melibatkan anak-anak muda, tentunya.
Untuk itu Arifin, berharap support dan dukungan dari stakeholder dan dinas-dinas terkait yang ada di Kota Depok. Baraya Care siap bermitra untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kemampuan para realawan di bidang penanggulangan bencana dan kemanusiaan, termasuk bermitra dengan lembaga usaha, organisasi kepemudaan (OKP), dan pihak – pihak lainnya.
“Kita hidup di negara yang memiliki risiko bencana cukup tinggi, untuk itu setiap diri kita harus memiliki pengetahuan dan kemampuan meyelamatkan diri saat terjadi bencana, dan hari ini kita belajar untuk mengetahui seluk beluk kebencanaan dan dunia relawan kemanusiaan,”jelas Ketua Umum Baraya Care.
Sementara itu, Ketua Umum Squad Penanggulangan Bencana Indonesia (Squad PBI) selaku Fasilitator dan Narasumber dalam kegiatan tersebut, menyampaikan materi terkait Kebencanaan dan seputar Relawanan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana.
“Bahwa kita berkumpul mengikuti pelatihan ini dalam rangka untuk meningkatkan kapasitas dalam hal penanggulangan bencana. Semangat kita adalah relawan kemanusiaan, yang siap untuk menolong saudara-saudara kita yang terdampak bencana,”jelas Subur Rohjinawi.
Untuk itu, lanjut Ketua Umum Squad PBI, ada tiga fase dalam kebencanaan, yaitu fase pra bencana, saat bencana (tanggap darurat) dan pra bencana. Kegiatan hari ini, sebagai salah satu kegiatan pada saat pra bencana, yaitu sosialisasi dan peningkatan kapasitas bagi rekan-rekan relawan penggiat kemanusiaan.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa ‘Ndan (komandan-red) Subur’, menekankan pentingnya setiap relawan untuk memiliki kemampuan, apapun bidang kemampuannya.
Mengacu pada SK Kepala BNPB No.173 tahun 2024 tentang Klauster Nasional Penanggulangan Bencana, disana ada sekitar 11 kluster untuk tingkat internasional dan 8 kluster atau bidang untuk tingkat nasional.
Nah, tinggal rekan-rekan relawan kemanusiaan, mau masuk di bidang yang mana, bekali diri dengan kemampuan yang ada, dan satu hal yang tidak boleh dilupakan, teruslah untuk belajar dan berlatih, tambah Subur Rohjinawi.
Seorang relawan, lanjutnya, harus punya salah satu bidang kemampuan ketika turun ke lapangan, ikhlas dalam bekerja serta memegang teguh Panca Dharma Relawan Penanggulangan Bencana.
Disisi lain, menurut pria yang sudah malang melintang terjun dan merespon kejadian bencana ke berbagai negara, pentingnya seorang relawan masuk dan berhimpun dalam satu lembaga kemausiaan, agar ada lembaga yang menaunginya.
Ketika seorang relawan akan turun ke lokasi bencana, hal pertama yang harus dilakukan persiapkan diri sebaik mungkin, jangan lupa lengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD), selain obatan-obatan perbekalan lain seperti makanan/minum, pakaian, dll, minimal cukup untuk tiga hari kedepan.
Jangan sekali-kali berprinsip, kita bawa bekal uang yang cukup saja, karena saat terjadi bencana, uang tidak laku, insfratruktur rusak, jaringan listrik, telpon, atm, semuanya rusak, toko/supermarket tidak ada yang buka, satu-satunya jalan kita harus bisa bertahan hidup, minimal untuk tiga hari kedepanya, dengan bekal yang kita bawa sendiri.
“Dan setelah sampai lokasi bencana, satu hal yang harus dilakukan oleh seorang relawan, harus melaporkan diri ke Posko Induk, agar identitas, data lembaga, nomor kontak kita terdata. Sehingga Desk Relawan di Posko Induk bisa dengan mudah memetakan sumber daya, kemampuan dan sebaran lokasi serta aksi dari para relawan yang ada,”pungkas, Ketua Squad PBI, Subur Rohjinawi.