humaniora.id – Ketua Umum DKMN (Dakwah Kiai dan Mubaligh Nusantara) KH. Mohammad Abdul Mujib menyampaikan peringatan keras kepada Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU, Dr. Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si.
Politisi yang masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur ini, dinilai telah menggunakan jabatan untuk memberi dukungan kepada paslon capres cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dukungan tersebut disampaikan Khofifah secara terbuka kepada Prabowo Gibran disampaikan pada saat acara deklarasi mendukung pasangan capres cawapres nomor urut dua.
Demikian juga menurut Koordinator Muslimat NU Jawa Timur, Ratna Hidayati Ningsih menyampaikan, bahwa Muslimat NU Jawa Timur menilai Prabowo Gibran fokus mengedepankan kepentingan santri.
“Saya melihat Prabowo pemimpin yang fokus mengabdikan dirinya hanya kepentingan santri sehingga sangat layak Muslimat NU Jatim menangkan pada Pilpres 2024,” kata koordinator Muslimat NU Jawa Timur Ratna Hidayati Ningsih, Kamis 7/12/2023.
Hal inilah yang menjadi tanda tanya KH. Mohammad Abdul Mujib. Ditanya tentang ke NU an saja Prabowo Gibran tidak faham kok bisa-bisanya Muslimat NU mendukung Prabowo.
“Prabowo Gibran mementingkan kebutuhan santri, santri yang mana? Apakah Prabowo Gibran tahu seluk beluk kehidupan Santri. Apakah pernah mondok di pondok pesantren,” ujar KH. Mohammad Abdul Mujib yang disampaikan kepada koresponden humaniora.id, Nurul Azizah.
Ketua Umum DKMN ini mengaku heran, apa mereka tidak pernah tahu rekam jejak Prabowo. Prabowo telah melukai hati masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak Prabowo dan masa lalunya telah banyak diketahui masyarakat.
“Penilaian Muslimat NU Jawa Timur yang memihak Prabowo karena mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu. Kasus HAM yang dilakukan oleh Prabowo tidak boleh dilupakan harus segara diungkap,” tegas ulama yang akrab disapa Kiai Mujib ini.
Atas deklarasi Muslimat NU Jawa Timur kepada capres cawapres no 2, telah melukai hati Kiai-Kiai dan Mubaligh Nusantara. Bagaimana tidak kalau Prabowo jadi Presiden apakah nanti bisa jadi imam sholat.
“Kenapa Muslimat NU mendukung capres cawapres yang tidak punya sejarah terhadap perkembangan NU. Tidak punya sejarah dengan kedekatan NU dan tidak pernah berjuang untuk NU. Ada apa dengan Muslimat NU?,” tanya Kiai Mujib geram.
Muslimat NU, tanda Kiai Mujib, bukan milik pribadi Khofifah, milik saudaranya atau keluarga besarnya. “Muslimat NU milik seluruh warga Nahdliyyin khususnya ibu-ibu warga Nahdliyyin yang berusia 40 tahun ke atas,” tegasnya.
Kalau ini dibiarkan maka akan fatal akibatnya. Orang yang tidak pernah membesarkan NU didukung oleh Muslimat NU, salah satu banom yang dibawah PBNU.
Saatnya PBNU jangan diam melihat situasi ini. Ketua Umum PBNU untuk menegur dan memberi sanksi kepada Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU yang telah menggunakan organisasi di bawah banom NU untuk mendukung paslon capres cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Muslimat NU sama seperti banom-banom lainnya di bawah komando PBNU. Kalau ibu Khofifah tidak ijin ke Ketua Umum PBNU, seharusnya Gus Yahya menegurnya.
“Karena Gus Yahya selalu wanti-wanti, lembaga banom di bawah PBNU tidak boleh digunakan untuk aksi dukung mendukung capres cawapres dan semua harus sepakat begitu,” jelas Kiai Mujib./***