humaniora.id – Pada perayaan Idul Adha, umat Muslim di seluruh dunia merayakan momen penting dalam agama mereka dengan berkurban. Tradisi kurban mengajarkan kita nilai-nilai penting seperti kerendahan hati, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama.
Ketua PW Pergunu DKI Jakarta, Lutfi Hakim Wahid, MM, mengajak semua orang untuk merenungkan esensi yang lebih dalam dari kurban, bahwa bukan hanya tentang hewan yang dikurbankan, tetapi juga tentang sikap batin yang kita tanamkan.
Beliau yang biasa di sapa Gus Lutfi, adalah seorang pemimpin yang inspiratif dan berpengaruh di lingkungan Pergunu DKI Jakarta, mempromosikan nilai-nilai kehidupan yang mulia, terutama dalam konteks kurban. Ia mengingatkan kita bahwa kurban bukan sekadar tentang mengorbankan hewan, tetapi juga tentang pengorbanan diri, kerendahan hati, dan keikhlasan dalam hati.
Dalam kurban, kita diajarkan untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang memiliki ketulusan hati untuk mengorbankan putranya, Ismail. Namun, ketika Allah menggantinya dengan seekor domba sebagai pengganti, itu adalah bukti betapa pentingnya niat dan keikhlasan hati dalam beribadah. Gus Lutfi mengajak kita untuk mengambil pelajaran dari kisah ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Gus Lutfi juga menyoroti pentingnya sikap kerendahan hati dalam beribadah dan berinteraksi dengan sesama. Dalam konteks kurban, kita dituntut untuk merasa senang dan bahagia dalam memberikan kepada orang lain.
Kurban bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang kepedulian dan kebersamaan dengan mereka yang membutuhkan. Gus Lutfi mengajak kita untuk memulai perayaan kurban dengan senyuman dan kegembiraan, karena itulah yang sebenarnya menggambarkan semangat dari ibadah tersebut.
Sebagai Ketua PW Pergunu DKI Jakarta, Gus Lutfi juga mendorong para anggota dan komunitasnya untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Ia memotivasi mereka untuk melibatkan diri dalam kegiatan kemanusiaan, seperti pembagian daging kurban kepada yang membutuhkan, memberikan bantuan kepada anak yatim piatu, dan membantu meringankan beban sesama.
Dengan sikap kerendahan hati dan keikhlasan hati dalam kurban, kita dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan Allah, sesama manusia, dan alam sekitar. Kurban mengajarkan kita tentang pentingnya pengorbanan, kepedulian, dan kesediaan untuk membantu orang lain. Gus Lutfi mengajak kita untuk menghidupkan semangat ini dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya saat perayaan Idul Adha.
Mengawali perayaan kurban dengan senyum dan kebahagiaan adalah langkah awal yang penting. Ketika kita menyambut perayaan Idul Adha dengan sikap yang penuh sukacita, kita menciptakan atmosfer positif yang dapat dirasakan oleh semua orang di sekitar kita.
Gus Lutfi mengingatkan kita bahwa senyum adalah amal kebaikan yang sederhana namun memiliki dampak yang besar. Dalam momen kurban, kita dapat berbagi senyuman dengan keluarga, tetangga, teman, bahkan orang asing. Senyuman adalah bahasa universal yang dapat mengatasi perbedaan dan mempersatukan kita sebagai umat manusia.
Bersamaan dengan senyuman, Gus Lutfi juga mengajak kita untuk merasakan kebahagiaan dalam memberikan. Ketika kita memberikan daging kurban kepada yang membutuhkan, atau memberikan bantuan kepada anak yatim piatu, atau melakukan tindakan kebaikan lainnya, kita seharusnya melakukannya dengan hati yang gembira. Kebahagiaan ini berasal dari rasa syukur atas kesempatan untuk berbagi, serta kesadaran bahwa tindakan kita dapat membantu meringankan beban sesama.
Selain itu, kerendahan hati juga menjadi elemen penting dalam kurban. Gus Lutfi menekankan bahwa kita harus menghilangkan ego dan kesombongan dari hati kita. Kurban adalah momen untuk mengingatkan kita akan keterbatasan kita sebagai manusia dan pentingnya mengandalkan Allah dalam segala hal. Dalam mengorbankan hewan, kita mengakui bahwa kita hanyalah makhluk ciptaan yang bergantung pada-Nya. Dengan kerendahan hati, kita dapat menghadapi hidup dengan kesadaran yang lebih besar akan kebesaran Allah dan peran kita sebagai hamba-Nya.
Melalui sikap kerendahan hati dan keikhlasan hati dalam kurban, kita juga dapat membentuk hubungan yang lebih harmonis dengan alam sekitar. Menjaga lingkungan dan menghormati makhluk hidup lain adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam kurban, kita diingatkan tentang pentingnya memperlakukan binatang dengan belas kasihan dan menghargai sumber daya alam yang Allah berikan kepada kita.
Gus Lutfi mengajak kita untuk merenungkan makna yang lebih dalam dari kurban, bahwa esensinya terletak pada kerendahan hati, keikhlasan, senyuman, dan kebahagiaan dalam beribadah dan berinteraksi dengan sesama. Melalui sikap ini, kita dapat memperkuat ikatan dengan Allah, memperkuat ikatan sosial di masyarakat, dan memperkuat ikatan dengan alam semesta.
Awali berkurban dengan senyum dan bahagia, karena kurban adalah cinta. Cinta kepada Allah dan cinta kepada sesamanya. Bukan karena kambing, sapi atau kerbau yang menjadikan esensi daripada kurban, tetapi kerendahan hati dan keihklasan hati itulah makna kurban sesungguhnya.
Selain itu, Gus Lutfi juga menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan kurban. Dalam memilih hewan kurban, kita perlu memperhatikan aspek kesejahteraan hewan dan menjalankan proses kurban dengan cara yang menghormati nilai-nilai etis. Hal ini termasuk memastikan bahwa hewan yang dikurbankan diperlakukan dengan baik sepanjang hidupnya dan bahwa proses penyembelihan dilakukan secara humanis dan sesuai dengan syariat Islam.
Dalam mengakhiri pesannya, Gus Lutfi mengajak kita semua untuk merayakan kurban dengan penuh kerendahan hati dan keikhlasan. Mari kita mulai perayaan kurban dengan senyuman dan kebahagiaan, menghidupkan semangat saling berbagi..
Marilah kita menjadikan momen ini sebagai kesempatan untuk memperkuat ikatan dengan Allah, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kepedulian terhadap sesama, dan menghidupkan semangat saling berbagi dalam kehidupan sehari-hari.
Selamat merayakan Idul Adha, 1444H, Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thariq wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Lutfi Hakim Wahid, MM, Ketua PW Pergunu DKI Jakarta,