Humaniora.id, IKN – Ketua MPR RI ke-16 sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkapkan kekagumannya terhadap upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) yang kali ini dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurut Bamsoet, upacara kali ini bukan hanya bersejarah karena pelaksanaannya di IKN, tetapi juga karena menunjukkan komitmen kuat dari pemerintahan saat ini serta pemerintahan yang akan datang terhadap keberlangsungan pembangunan IKN.
Upacara yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Presiden RI Terpilih Prabowo Subianto. Bamsoet menegaskan bahwa kehadiran Presiden Terpilih Prabowo dalam upacara ini menunjukkan dukungan penuh dan komitmen untuk melanjutkan pembangunan IKN. “Ini adalah sebuah simbol kekuatan komitmen dari dua pemerintahan, yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik tetapi juga pada kelangsungan dan kesinambungan proyek besar ini,” ujarnya.
Selain Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, upacara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi lainnya, termasuk Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Ketua BPK Ismayatun, Ketua MA Muhammad Syarifuddin, dan Ketua KY Amzulian Rifai. Tak ketinggalan, beberapa menteri kabinet juga turut hadir, seperti Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Bamsoet menjelaskan bahwa pelaksanaan upacara HUT ke-79 RI di IKN memiliki makna strategis yang mendalam dalam sejarah Indonesia. “Ini bukan sekadar perubahan geografis, tetapi juga sebuah langkah simbolis menuju transformasi bangsa yang lebih besar,” ungkapnya. Menurutnya, pelaksanaan upacara di IKN menggambarkan semangat juang bangsa Indonesia yang tidak pernah padam untuk terus mewujudkan masa depan yang lebih baik.
IKN lebih dari sekadar pembangunan infrastruktur fisik untuk memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta
Lebih lanjut, Bamsoet menjelaskan bahwa pembangunan IKN lebih dari sekadar pembangunan infrastruktur fisik untuk memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta. “Ini tentang membangun mental dan semangat kemerdekaan bangsa. Sebagai bangsa yang besar, kita berhasil merancang dan membangun Ibu Kota Negara sendiri sesuai kebutuhan dan jati diri bangsa, terlepas dari bayang-bayang penjajahan kolonial,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa berbagai infrastruktur dalam Kawasan Inti Pemerintahan (KIPP) di IKN merupakan hasil karya anak bangsa. “Seluruhnya dikerjakan oleh anak-anak bangsa, dari tahap perencanaan hingga pembangunan, melibatkan insinyur, arsitek, konsultan, dan tenaga pekerja lainnya,” jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini juga mencatat bahwa saat ini sudah ada 55 investor yang terlibat dalam pengembangan proyek IKN dengan nilai investasi mencapai Rp 56,2 triliun. Investasi tersebut tersebar di berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, ritel dan logistik, perhotelan, energi dan transportasi, perkantoran dan perbankan, hunian, area hijau, serta media dan teknologi.
“Kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan swasta menjadikan IKN sebagai model kota masa depan yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan kualitas hidup yang tinggi. IKN akan menjadi lambang kemajuan Indonesia dan bukti nyata dari upaya menciptakan masa depan yang lebih baik dan sejahtera bagi seluruh anak bangsa,” pungkas Bamsoet. (*)