JAKARTA, humaniora.id – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Bidang Kaderisasi & Organisasi Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo mengingatkan agar para kader Pemuda Pancasila di seluruh penjuru tanah air tetap solid dalam menjaga keutuhan bangsa dan tidak terpecah-pecah hanya karena pemilihan umum, baik saat pilpres, pileg maupun pilkaka serentak 2024 nanti.
Hal itu dikatakan Bamsoet saat membuka Diklat Kaderisasi Kualifikasi Utama Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila. Diklat Pemuda Pancasila merupakan salah satu saranan pendidkan/latihan serta pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi anggota dan kapasitas kelembagaan Ormas Pemuda Pancasila.
Melalui Diklat Kaderisasi ini, Pemuda Pancasila telah membangun mekanisme regenerasi, serta mewariskan nilai-nilai dan jati diri organisasi yang pada akhirnya menjamin keberlangsungan dan membentuk soliditas organisasi. Sekaligus melahirkan anggota yang tidak hanya mengandalkan otot, melainkan juga mengandalkan otak dan omong. Setiap kader senantiasa dituntut menjadi patriot yang menampilkan wajah Pancasila, bukan menampilkan wajah premanisme maupun nilai-nilai yang tidak sesuai ajaran Pancasila.
“Saat ini kader Pemuda Pancasila tersebar di tiga cabang kekuasaan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Bahkan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin adalah Anggota Kehormatan Pemuda Pancasila. Pada Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, Pemuda Pancasila juga menempatkan kadernya yang tersebar di berbagai partai politik. Pemuda Pancasila tidak kemana-mana, tapi ada dimana-mana,” ujar Bamsoet saat membuka Diklat Kaderisasi Kualifikasi Utama MPN Pemuda Pancasila, di Kantor MPN Pemuda Pancasila, Jakarta, Sabtu (13/5/23).
Turut hadir jajaran pengurus MPN Pemuda Pancasila antara lain, Majelis Pertimbangan Organisasi Naswan Gunawan, Ketua Kaderisasi Yahya Abdul Habib, Ketua PP BPK Edy Haryanto, Ketua OK Gunung Hutapea, Wasekjen Ibrahim Chaniago dan Ahmad Ridwan, serta Sekjen PP Sapma Willi Danandityo.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, sejak didirikan pada 28 Oktober 1959 atas inisiasi Jenderal Besar AH Nasution, Pemuda Pancasila yang kini berusia 64 tahun telah memainkan banyak peranan penting dalam menjaga, menyebarkan, dan menanamkan nilai-nilai Pancasila.
“Keberadaan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin dalam keluarga besar Pemuda Pancasila meneguhkan bahwa antara nilai-nilai nasionalis dan nilai agamis bisa berbaur dalam rumah besar Pancasila. Karena nilai nilai Pancasila sesungguhnya tidak pernah bertentangan dengan nilai-nilai nasionalisme maupun nilai-nilai agama,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum FKPPI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, Diklat Kaderisasi ini juga mendorong penguatan internal organisasi secara sehat dan alamiah. Pemuda Pancasila tidak mengharapkan hadirnya kader-kader ‘karbitan’ yang dimatangkan secara instan.
Melainkan membutuhkan kader yang betul-betul memahami seluk-beluk dan suasana kebatinan organisasi, memiliki jatidiri yang mengakar, serta memiliki loyalitas dan komitmen kuat untuk mewujudkan cita-cita organisasi. Yaitu mengimplementasikan nilai–nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Di tengah laju peradaban dan kemajuan zaman yang sedemikian pesat, Diklat Kaderisasi juga menjadi sarana untuk terus berbenah diri, dengan maningkatkan kapasitas dan kopetensi para kader, agar memiliki daya saing global,” pungkas Bamsoet./*