Jakarta, humaniora.id – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo diminta oleh panitia peringatan HUT ke-206 Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura untuk menyalakan Obor Semangat Kapitan Pattimura. Sebagai rangkaian peringatan HUT ke-206 Pahlawan Nasional Thomas Matulessy atau yang dikenal dengan Kapitan Pattimura, yang diselenggarakan Alumni STM Negeri Ambon dan organisasi Maluku Satu Rasa, pada 17 Mei 2023 di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
“Peringatan HUT ke-206 Kapitan Pattimura jangan hanya berhenti di kegiatan seremonial. Melainkan juga harus dijadikan momentum dan penyemangat bagi kita semua. Khususnya untuk generasi muda bangsa, agar bisa meneladani berbagai sikap kepahlawanan Kapitan Pattimura. Sejak usia remaja, Kapitan Pattimura sangat kritis, tidak heran jika ia sangat menjunjung tinggi keadilan dengan melawan penjajah,” ujar Bamsoet usai menerima panitia peringatan HUT ke-206 Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura, di Jakarta, Senin (17/4/23).
Panitia peringatan HUT ke-206 Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura yang hadir antara lain, Ketua Umum Jopie, Ketua Harian Donald, Ketua I Andre, Ketua II Marsel, dan Ketua Sarpras Beni.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Maluku merupakan daerah kaya rempah-rempah, terutama cengkeh dan pala. Menjadi pusat perdagangan rempah-rempah oleh orang Arab, India, dan juga Cina. Akibat kedatangan kolonial Belanda yang ingin memonopoli rempah-rempah, rakyat Maluku dilarang berdagang dengan bangsa lain.
“Bahkan Belanda menggunakan kekerasan dengan menghancurkan perkebunan cengkeh rakyat. Rakyat Maluku yang melakukan perlawanan, dihadapkan pada hukuman mati. Akibat penjajahan tersebut, rakyat Maluku yang awalnya makmur menjadi sengsara dan menderita. Menghadapi hal tersebut, Kapitan Pattimura memimpin Korps 500 yang beranggotakan rakyat dari berbagai agama, Islam maupun Kristen, untuk melawan penjajahan Belanda. Salah satu pertempuran terbesar yang dipimpinnya ketika rakyat Maluku bersatu untuk merebut Benteng Duurstede dari tangan penjajah Belanda,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menerangkan, hingga tahun 2022 lalu, pemerintah Indonesia telah menetapkan 200 pahlawan nasional. Terdiri dari 185 pria, dan 15 wanita. Legasi sejarah yang diwariskan para pahlawan bukan sekedar hamparan tanah merdeka yang kaya akan sumber daya. Melainkan juga semangat perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa yang dibangun oleh pondasi rasa cinta tanah air dan bangsa, dan disatukan oleh tekad dan komitmen kebangsaan yang solid.
“Kemerdekaan yang diraih dengan peluh keringat dan tetes darah para pejuang pahlawan bangsa, bukanlah sebuah tujuan akhir. Kemerdekaan adalah pintu gerbang untuk mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Menjadi tugas kita bersama untuk mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai kegiatan pembangunan,” pungkas Bamsoet./*