humaniora.id – Atraksi kesenian Liong dan Barongsai ikut memeriahkan kegiatan Jalan Sehat Nusantara yang berlangsung di Kawasan Parkir Timur, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Minggu (12/03/2023).
Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-45 Ikatan Alumni Lembaga Pertahanan Nasional (IKA Lemhannas). Kegiatan Jalan Sehat Nusantara tersebut diikuti ribuan peserta.
Selain atraksi kesenian Liong dan Barongsai, acara juga dimeriahkan penampilan Marching Band, Ondel-Ondel, Tai-Ji, grup musik Gambang Kromong, serta Tarian Nusantara persembahan dari Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
Atraksi kesenian Liong dan Barongsai yang didatangkan oleh Pengurus Besar Persatuan Liong & Barongsai Seluruh Indonesia (PB-PLBSI) memang paling menarik perhatian.
“Kesenian tidak saja difungsikan sebagai media ekspresi dan komunikasi. Melainkan menjadi wilayah kemanusiaan yang dapat mentransformasikan nilai-nilai dalam rangka menjaga keutuhan bangsa,” ujar Ketua Umum PB PLBSI Prof. DR. Nurdin Purnomo, kepada humaniora.id di lokasi acara.
Acara Jalan Sehat Nusantara bertema ‘Ikal sebagai katalisator keutuhan bangsa’ tersebut, menurut Nurdin Purnomo, bernuansa Bhinneka Tunggal Ika.
“Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk memang menjadi ujian berat bagi keutuhan bangsa. Namun semua persoalan kebangsaan bisa selesai jika kita dapat memberdayakan masyarakat menjaga persatuan bangsa,” ujar Dosen Lemhannas KRA 34 ini.
Pluralisme di masyarakat, lanjut Nurdin Purnomo, bukanlah ‘cacat’ bangsa. Melainkan anugerah yang Tuhan berikan kepada negeri ini. Dengan saling tolong, saling bertoleransi, dan saling menghormati, kata dia, yakin negara ini menjadi bangsa besar.
“Kita harus bangga dengan bangsa yang majemuk. Justru multikultur dan pluralisme ini menjadi kekuatan kita sebagai bangsa,” ujarnya.
Di tempat yang sama Sekretaris Jenderal PB-PLBSI, Ripka Wijaya menyampaikam harapannya agar terus terjalin kerjasama kreatif, dan produktif melalui berbagai kegiatan seni budaya.
“Membangun dan mengembangkan ruang dialog melalui kegiatan kesenian dan budaya hingga tercipta kesepahaman dan saling pengertian menuju perdamaian,” ujar Ripka Wijaya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Ikatan Alumni Lembaga Pertahanan Nasional (IKA Lemhannas) Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar hadir dan menekankan, bahwa IKA Lemhannas memiliki misi sebagai katalisator keutuhan bangsa. Khususnya mendekati pesta demokrasi pada 2024 mendatang.
“Kita melihat kenyataan bahwa situasi negara ini terutama menuju ke pesta demokrasi pasti ada riak-riak, pasti ada peningkatan suhu politik,” ujar Agum Gumelar.
Menurut Agum, polarisasi wajar terjadi dalam kontes Pemilu. Untuk itu pihaknya ingin masyarakat bisa menyikapi hal tersebut lebih dewasa dan kejadian Pemilu 2019 tidak terulang kembali.
“Ketika perbedaan ini diakhiri dengan keputusan dari pilpres, selesai keputusan siapa jadi pemenang, maka itu harus diterima,” ujarnya.
Dengan cara seperti ini, kata dia, pihaknya ingin menyumbangkan pemikiran agar supaya Pemilu 2024 tidak lebih parah dari 2019.
“Hal itu yang ingin kita ciptakan. Makanya tema event kita ini adalah ‘Ikal sebagai katalisator keutuhan bangsa,” ujar Agum Gumelar./*