Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp humaniora.id
Kereta Masa Lalu
Kereta masa lalu mu tidak akan pernah menghantarkan dirimu ketujuan manapun, kereta masa lalu mu bukan lagi milikmu itu sudah lalu, dan takkan kembali.
Biarkan masa lalu mu sebagai kenangan manis dan pahit, dibuang saja dan jangan ada sisa sedikitpun.
Sebab nanti kelak akan menjadi sumber derita.
Masa depanmu belum jelas dan kamu pasti tidak tahu menatap masa depan, tidak perlu memunculkan kepanikan dan ketakutan.
Hari esok belum jadi milikmu belum datang dan belum ada wujudnya,
biarkan saja dia datang sendiri.
Masa lalu sudah lewat dan tidak akan kembali, masa depan bukan milik mu karena belum datang, yang menjadi milik mu adalah hari ini sekarang, disini, dan yang ini.
Dari pada ketakutan menatap masa depan yang belum terjadi dan meratapi masa lalu yang sudah bukan lagi milik mu, lebih baik engkau menikmati hari ini dengan kebahagiaan yang sempurna.
Engkau selesaikan pekerjaan hari ini dengan sempurna adalah berarti engkau mempersiapkan hari esok yang lebih baik.
Daripada meratapi masa lalu yang sudah lewat pahit getirnya yang terbayang dalam pikiranmu adalah siksa yang kau hadirkan sendiri dalam dirimu.
Percuma wahai sahabtku yang baik, aku punya usul bila engkau berkenan, daripada engkau menghamburkan air mata yang sia-sia karena meratapi masa lalu yang pahit.
Lebih baik mari berdendang bersamaku, lebih baik berdendang bersamaku menyanyikan lagu-lagu lama yang abadi.
Mulai sekarang tak usah lagi mengabadikan penderitanmu masa lalu mu.
Dengarkan sahabatku yang baik, sebelumnya penderitaanmu ketika mengenang masa lalu mu itu ada ketidak jujuran dalam dirimu.
Ketika menggambar masa lalu sebenarnya tidak sebesar itu
engkau sendiri yang membesar-besarkannya,bahkan terkadang mengelurakan aroma busuk yang menusuk hidung.
itu sebenarnya adalah kebencianmu sendiri terhadap dirimu sendiri.
Sebenarnya itu adalah kebencianmu sendiri terhadap dirimu sendiri,karena tidak menerimakan ketentuan tuhanmu yang maha pengasih dan lagi maha penyayang.
Itu adalah salah tafsirmu sendiri ketika tuhanmu memberikan pelajaran penting dalam kehidupan untuk bekal masa depanmu tetapi engkau tafsirkan sebagai malapetaka yang menimpa ubun-ubun kepala mu.
Dengarkan wahai sahabatku,sebenarnya yang kau benci bukan dirimu,tetapi gambar dirimu yang engkau lukis sendiri dengan wajah yang buruk rupa.
Wahai sahabatku, masa lalu yang kau takuti dan engkau cemaskan juga tidak punya landasan realita yang benar, itu bukan dirimu tetapi bayang- bayang dirimu yang hitam dan terus mengikuti langkahmu kemanapun engkau pergi.
Memang engkau tidak dapat meninggalkan bayang-bayangmu,tetapi bayang-bayangmu bukan dirimu dan bukan bagian darimu.
Abaikan saja bayang-bayangmu silahkan tatap masa depanmu yang belum datang dan juga belum jadi milikmu.
Merancang masa depan caranya adalah pertma ambil secarcik kertas putih lalu tulis yang engkau mau lalu buatkan peta cita-citamu dari titik a sampai destinasi z .
Kemudian kumpulkan berbagai prediksi tentang kesulitan dan hambatan yang muncul ditengah perjalanan, setelah itu persiapkan berbagai solusi sebagi antisipasi.
Setelah rampung semuanya serahkan kertas kerja mu kepada Tuhanmu meminta restu dan berdoalah kepada Tuhan mu dengan tenang.
Wahai Tuhanku ini adalah doa yang ku sampaikan pada Mu.
Wahai Tuhanku tumpahkanlah kesabaran kedalam hatiku supaya aku mampu bertahan menghadapi ujian-ujianmu.
Wahai Tuhanku peluklah hatiku supaya aku tetap tegar menjalani keputusan-keputusanmu.
Wahai Tuhan ku kokohkanlah hatiku supaya aku mampu mensyukuri nikmatmu.
Sampaikanlah wahai sahabatku kepada Tuhanmu tetapi diucapkan bukan dengan mulutmu melainkan cukup dengan ratapan hatimu.
dikenal sebagai Buya Syakur, adalah seorang ulama Indonesia dan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan.
Comments 1