humaniora.id – Kelangkaan daging sapi di Indonesia saat ini sangat dirasakan oleh masyarakat terbukti dengan mahalnya harga daging sapi. Di pasar tradisional rata-rata harga Rp 120.000 /kg. Langkanya daging sapi juga dikarenakan pemerintah tidak begitu peduli terhadap peternak sapi lokal. Kebutuhan akan daging sapi dipenuhi dengan mengimpor daging sapi dari luar negeri. Untuk pemenuhan daging sapi, pemerintah mengandalkan impor dari luar negeri. Ini sudah tidak rahasia lagi, hampir 60% sapi yang beredar di masyarakat dipenuhi dengan impor. Saat ini malah impor sapi oleh pemerintah dikurangi kuotanya.
Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi Arie Triyono seorang pengusaha agribisnis nasional. Suara Arie Triyono telah dinantikan oleh petani ternak sapi di Indonesia. Beliau menyuarakan bahwa pemerintah selama ini kurang hadir dalam memberikan dukungan ke petani ternak sapi. Hal ini beliau sampaikan pada acara peresmian Masjid dan Graha PT Lembu Setia Abadi Jaya atau PT LSAJ di peternakan sapi milik Arie Triyono, Jum’at 16 Februari 2024 yang dihadiri oleh ulama kondang Buya Yahya, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil di Pusat Pelatihan Peternakan Nasional dan Sertifikasi Desa Mekarsari Ndaru, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang. Hadir juga Muhammad Rofi’i Mukhlis atau Gus Rofi’i yang menjadi bagian dari di PT LSAJ.
Peresmian dilakukan oleh Ridwal Kamil dan tausiyah oleh Buya Yahya tentang pentingnya di dunia ini kita memberi manfaat sebaik mungkin kepada masyarakat. Kita hidup hanya sementara alangkah ruginya kalau kita tidak bermanfaat bagi sesama.
CEO PT Lembu Setia Abadi Jaya Arie Triyono dalam sambutannya, “pemerintah kurang hadir dan kurang memberikan perhatian yang seharusnya diberikan kepada petani ternak sapi dalam penyelesaian izin usaha.”
Arie Triyono yang tergabung dalam Gapuspindo juga menyoroti sulitnya mendapatkan perizinan berusaha di Indonesia. Hal ini menghambat proses penggemukan sapi dan menciptakan ketidakpastian dalam mencapai daging yang layak serta keuntungan yang diinginkan oleh petani ternak sapi.
Kurang hadirnya pemerintah dalam kemudahan perizinan juga membuat Arie kwartir akan menjadi kambing hitam jika terjadi kelangkaan daging, terutama menjelang hari Raya Idul Fitri dan hari Raya Idul Adha 1445 H.
Arie Triyono sangat keras mengkritik pemerintah dalam kelangkaan sapi.
“Bukan merasa lagi, kita dilupakan dan dijadikan kambing hitam kalau ada kekurangan daging sapi. Kita selalu disalahkan dengan berbagai macam cara. Padahal itu sudah biasa permainan tengkulak.”
Semoga pemerintah ke depan bisa mengatur kebijakan impor daging sapi, hal ini juga menjadi perhatian penting Arie Triyono.
Reportase : Nurul Azizah