Humaniora.id, Semarang – Mungkin sudah banyak yang tahu kalau penulis selain sebagai pegiat NU dan NKRI juga seorang guru, yaitu guru di Madrasah Aliyah (MA) mengampu mata pelajaran ekonomi. Sebagai seorang guru tentunya pada tanggal 24-26 Juni 2024 mengikuti Asesmen Kompetensi Guru (AKG). Jadwal pelaksanaan, Peg. ID, password dan lokasi ujian bisa diunduh di akun Simpatika milik Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Di dasbor simpatika ada beberapa pilihan menu. Pilih AKG, klik saja kemudian ajukan, kalau ajuan disetujui langkah selanjutnya mencetak S41b yaitu surat pengantar AKG tahun 2024. Setelah diprint ada informasi peserta asesmen, berupa data peserta dan jadwal asesmen.
Kebetulan penulis mendapatkan jadwal ujian AKG hari Rabu, 26 Juni 2024 di Ruang 1 sesi 1 (08.30-10.30 WIB). Peserta ujian diwajibkan membawa KTP asli atau identitas pengganti, surat pengantar AKG (S41b) dari Simpatika.
Sebenarnya yang diuji itu bukan guru saja tetapi juga tenaga kependidikan (tenaga administrasi/TU) yang ada di sekolah/madrasah, kepala madrasah dan pengawas.
AKG diikuti oleh guru di Madrasah baik di tingkat Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) seluruh Indonesia. AKG juga untuk Kepala Madrasah dan Pengawas.
Tujuan diadakan Asesmen Kompetensi Guru (AKG) untuk memetakan kompetensi guru, kepala dan pengawas sebagai acuan dalam pembinaan dan pengembangan profesi guru, kepala dan pengawas madrasah. Selain itu juga untuk mengukur profesionalisme peserta AKG baik secara akademis dan non akademis. AKG juga digunakan sebagai penilaian kompetensi guru dalam memenuhi standar kompetensi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
AKG juga digunakan untuk mengetahui apakah guru selama ini telah menyusun program pembelajaran yang tepat sehingga dapat melakukan layanan pembelajaran secara tepat disesuaikan dengan kondisi siswa kekinian.
Mengapa guru perlu ikut asesmen? Jawabannya untuk menilai kemampuan guru dalam menguasai proses belajar mengajar, kemampuan bernalar, kemampuan berbahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), penguatan pendidikan karakter dan menguasai materi bidang studi yang diajarkan ke siswa.
Susah ya jadi guru pada zaman milenial, tuntutannya banyak, selain menguasai materi pembelajaran juga mampu menguasai teknologi untuk menyelesaikan administrasi yang serba cepat dengan teknologi serba online. Hal ini dilakukan agar guru bisa memberikan umpan balik bagi madrasah (sekolah) dalam melakukan perubahan.
Setelah guru, kepala madrasah dan pengawas melakukan AKG nanti akan keluar nilai di akun Simpatikanya. Cuma selama penulis ikut ujian tiga kali (3 tahun berturut-turut) nilai hanya tinggal nilai. Tidak ada follow up atau tindak lanjut dari kementrian agama Republik Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Misbah, S.Kom, M.Si proktor AKGTK yang berlokasi di MAN 1 Kota Semarang. Setelah penulis selesai mengerjakan AKG lalu melakukan wawancara dengan pak Misbah.
“Apa sih tujuan sebenarnya dari pelaksanaan AKG ini pak,” tanyaku.
“Sebenarnya ya sekedar menghabiskan anggaran saja, karena AKG yang sudah berjalan 3 tahun tidak pernah ada follow upnya. Seharusnya bagi yang berhasil mengerjakan dengan nilai tertinggi mendapatkan reward atau kenaikan pangkat baik untuk guru negeri maupun swasta. Yang swasta naik pangkat di impasingnya. Jadi jumlah tunjangan guru meningkat. Selama ini pelaksanaan hanya tinggal pelaksanaan saja, tanpa ada evaluasi. Bagi yang nilainya dibawah KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal) wajib mengulang sampai tuntas atau di atas KKM,” katanya disela-sela mengamati peserta AKG.
Selain itu lanjut pak Misbah, guru ada yang benar-benar menyiapkan ujian atau asesmen ini dengan sepenuh hati, ada yang sekedar berangkat, mengerjakan langsung pulang, masalah nilai diabaikan, yang penting sudah datang, hadir, presensi dan mengerjakan,” imbuhnya.
“Anggaran pelaksanaan AKG yang besar kalau tidak ada follow up terus untuk apa? AKG terkesan tanpa tantangan,” katanya.
Memang benar adanya, apa yang dikeluhkan oleh pak Misbah. AKG dilaksanakan tiga hari Senin – Rabu, 24-26 Juni 2024, kebetulan penulis mendapatkan jatah hari Rabu, jadi bisa belajar sebelumnya.
Karena penulis terbiasa membuka YouTube ya ternyata sangat membantu sekali. Tinggal ketik di google: soal dan pembahasan AKG ekonomi tingkat MA. Maka munculah materi-materi soal AKG baik berupa video tutorial menjawab soal dan kuncinya maupun ada yang berbentuk PDF. Tinggal unduh lalu diprint untuk belajar. Atau diunduh di HP saja, tidak usah diprint.
Semua soal AKG baik soal pedagogik dan materi ekonomi atau mapel lain ada semua, tinggal pandai-pandainya kita sebagai guru untuk mengikuti pembelajaran yang ada di platform media sosial terutama di google dan YouTube. Jadi penulis mendapatkan ilmu yang banyak, tidak usah membuka-buka materi lagi. Tinggal belajar tutorial cara menjawab pertanyaannya AKG yang sudah beredar banyak di YouTube.
Karena orang-orang yang ada di YouTube sudah berbaik hati memberikan contoh soal dan jawabannya, maka penulispun like komen dan subscribe tidak lupa juga link dibagikan ke group WhatsApp guru ekonomi. Karena berbagi itu memang indah. Ada saja guru yang komen: “saya sudah ikut AKG Senin kemarin, tapi tidak sempat belajar.”
“Walah guru mau diuji dengan biaya besar kok tidak sempat belajar,” gumamku.
Pada pelaksanaan AKG hari Rabu, 26 Juni 2024 di MAN 1 Semarang tadi dihadiri oleh Dr. H. Fatkhurronji kepala seksi pendidikan madrasah kementrian agama kota Semarang, cuma penulis belum sempat wawancara, saat penulis masih mengerjakan soal AKG beliau hadir dan sempat menunggui peserta, kemudian pamit untuk melanjutkan tugas lainnya. Juga dihadiri bapak Salim pegawai kementerian agama kota Semarang.
Kepala MAN 1 Semarang H. Tasimin juga hadir di ruang ujian, beliau banyak bercerita pengalaman mengerjakan soal AKG khusus kepala Madrasah.
Semoga AKG ke depan bisa benar-benar ada tantangan bagi guru, kepala dan pengawas, bersungguh-sungguh mengerjakan soal AKG dan langsung keluar nilainya. Bagi yang memperoleh nilai kurang dari KKM harus mengerjakan sampai tuntas. Agar kedepan guru-guru lebih profesional dalam menjalankan tugasnya untuk mendidik dan mengajar anak-anak generasi Z (zoomer) yaitu generasi yang tumbuh dengan teknologi modern dan internet. Juga sering disebut generasi milenial yang lahir tahun 1997-hingga 2012.
Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI.