Jumat, Juni 2, 2023, 05:12
  • Advertising
  • Shop
  • Press Rilis Media
  • Contact
  • Login
Humaniora.id
Advertisement
  • Home
  • Seni Budaya
  • Edukasi
  • Entertainment
    • Film
    • Musik
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Berita & Peristiwa
    • Ekonomi Bisnis
    • Hukum
    • Humaniora
    • Berita Dunia
No Result
View All Result
Humaniora.id
  • Home
  • Seni Budaya
  • Edukasi
  • Entertainment
    • Film
    • Musik
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Berita & Peristiwa
    • Ekonomi Bisnis
    • Hukum
    • Humaniora
    • Berita Dunia
No Result
View All Result
Humaniora.id
No Result
View All Result
Home Catatan

Kaya Versus Hedonisme

Oleh : Imam Shamsi Ali

Redaktur by Redaktur
Maret 2, 2023
in Catatan
0
Kaya Versus Hedonisme
14
SHARES
289
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsAppShare on Twitter
Dengarkan berita ini

humaniora.id – Diantara keunikan ajaran agama Islam adalah “keseimbangan dan kesesuaian”(appropriateness). Dalam segala hal keseimbangan dan kesesuaian menjadi pegangan dalam bersikap, bahkan dalam sikap beragama. Karakter “wasathiyah” sejatinya menggambarkan keduanya.

Keseimbangan dan kesesuaian juga menjadi penekanan penting dalam menyikapi kehidupan dunia. Upaya keseimbangan dan kesesuaian inilah yang menjadikan dunia dalam Al-Quran, di satu sisi harus dibangun semakmur-makmurnya.

Namun di sisi lain diingatkan marabahaya yang dapat ditimbulkannya. Karenanya dunia diingatkan sebagai “permainan yang melalaikan” (la’ibun wa lahwun)”. Bahkan juga dikategorikan sebagai “kesenangan yang menggoda” (mataa’ al-ghuruur).

Sikap Islam ini, yang di satu sisi mendorong mencari dunia (wabtaghuu min fadhlilllah) dan di sisi lain mengingatkan konsekuensi buruknya, merupakan dasar urgensi menyikapi dunia secara berimbang dan berkesesuaian.

Sikap Islam terhadap kehidupan dunia ini terekspresi dengan peringatan Allah di Surah Al-Baqarah: “dan bagimu di atas bumi ini kesenangan (mataa’) hingga pada batas yang tertentu (ilaa hiin). Realita ini yang kemudian tersimpulkan dalam doa sapu jagad Umat: “Rabbana aatina finddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qinaa afzaban naar”.

Kaya Versus Hedonisme

ADVERTISEMENT

Kaya Versus Hedonis
Sesungguhnya kata “ghinaa” dalam bahasa Islam (Al-Quran dan Sunnah) lebih merujuk kepada keadaan batin yang terpuaskan dengan realita kehidupannya. Bukan pada bentuk dan kuantitas kehidupan dunia yang digenggamnya. Rasulullah SAW menekankan : “kekayaan itu bukan banyaknya harta. Tapi kekayaan itu adalah kepuasan jiwa (ghina an-nafs)”.

Berita Lainya:

Fintoch Platform

Fintoch Platform Keuangan Konsisten Memberi Keuntungan 1% Perhari, Benarkah?

2 hari ago
Akhmad Sekhu Tetap Semangat Geluti Dunia Kepenulisan

Akhmad Sekhu Tetap Semangat Geluti Dunia Kepenulisan

1 minggu ago

Ratna dan Riantiarno 45 : 50 : 55

2 minggu ago

TIM, U-20, DAN BLUD

2 minggu ago

Poin terpenting dari realita ini adalah bahwa kekayaan itu banyak terkait dengan sikap batin (mentalitas) manusia. Dan karenanya seseorang yang memiliki harta yang banyak atau sebaliknya memiliki harta yang kurang, keduanya dapat merasakan kekayaan itu ketika memiliki batin atau mentalitas yang sehat.

Sehatnya mental seseorang itulah sejatinya yang akan terekspresi dalam karakter dan perilakunya. Sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah: “sesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal darah yang jika baik, seluruh anggota tubuh baik. Tapi jika rusak, seluruh anggota tubuh rusak. Itulah sesungguhnya hati (kejiwaan dan sikap mental)”.

Seseorang yang memilki mental yang sehat tidak akan banyak terpengaruh oleh keadaan dunianya. Ketika miskin dia tidak akan merana dan rendah diri (hina). Ketika kaya dia tidak akan angkuh dan abusive dengan gaya hidup hedonis. Apalagi kalau harta tidak seberapa yang dimiliki itu tidak dibandingkan dengan banyak orang lain yang Allah uji dengan harta dunia, juga dicurigai dari sumber-sumber haram.

Saya teringat sebuah cerita bersama Michael Bloomberg. Beliau ini adalah salah seorang billionaire dunia. Kekayaannya tidak kurang dari 78 Milyar $UD. Di sebuah konferensi pers ada seorang wartawan yang melihat sepatu yang dipakainya sudah ada sobekan. Wartawan itu bertanya: Kenapa Walikota Bloomberg tidak membeli sepatu baru?”. Jawaban beliau: “saya pakai sepatu ini karena senang dan nyaman dengannya. Bukan agar kalian senang dan nyaman”.

Baru-baru ini saya ketemu Ilhan Omar, seorang anggota Kongress US yang cukup masyhur. Beliau sangat sederhana dalam membawa diri. Pakaiannya sederhana. Hampir tiada make up di wajahnya.

Bandingkan dengan sebagian orang yang kekayaannya sebenarnya tidak seberapa. Apalagi kekayaan itu kemungkinan dari sumber yang haram pula. Tapi gaya hidupnya terlalu pamer dan hedonis. Atau pejabat yang cenderung paker kekuasaan sementaranya yang cenderung merendahkan warganya.

Sebenarnya dengan kekayaan yang dimilikinya seseorang boleh saja hidup nyaman. Tapi hidup nyaman tidak harus pamer. Hidup nyaman lebih kepada menikmati apa yang Allah karuniakan. Walaupun demikian sesungguhnya hidup dengan nyaman bisa menjadi sumber fitnah, keluar dari norma-norma kewajaran (kesesuaian). Karenanya menikmati tidak harus dengan dengan tendensi “kemewahan” yang berkonotasi berlebihan.

Hanya saja diakui bahwa manusia itu memang lemah. Mental manusia itu rapuh. Dan karenanya seringkali keinginan menikmati dunia justeru menjadi jembatan hidup berlebihan, bahkan hedonis.

Yang lebih fatal lagi ketika kecenderungan hedonisme itu dibarengi oleh perasaan paling kaya dan paling kuat. Akibatnya timbul kecenderungan menggunakan karunia itu untuk arrogan dan merendahkan orang lain. Seolah dunia semuanya telah ada dalam genggamannya.

Kehebohan seorang pegawai pajak Indonesia yang berimbas kepada arogansi anaknya melakukan kekerasan kepada seorang remaja lainnya hanya contoh kecil dari kerusakan mental akibat dunia. Bahkan gaya hidup hedonis seringkali terekspresikan tanpa konsideran kepada penderitaan mereka yang tidak berpunya.

Kemampuan memiliki fasilitas motor mewah misalnya tidak harus dipamer-pamerkan, terlebih di saat pemerintah selalu menyampaikan acaman resesi yang mengkhawatirkan saat ini. Jangan bersikap paradoks. Anda ingatkan resesi tapi anda pamer kekayaan di jalan.

Terlebih sekali lagi penampilan pamer dan hedonis itu, sekali lagi, kenyataannya hanya dengan kekayaan yang tidak seberapa dibandingkan dengan orang-orang kaya dunia. Itupun dicurigai ada sumber-sumber yang tidak halal dalam prosesnya. Masanya semua orang sadar bahwa karunia apapun itu harusnya untuk disyukuri. Bukan untuk menjadi keangkuhan dan pamer kepada orang lain.

Orang kaya dengan kekayaannya, pejabat dengan jabatannya, orang terkenal dengan pupularitasnya, dan semua karunia untuk disyukuri dan demi kemanfaatan luas. Orang kaya ditakdirkan kaya untuk membantu yang miskin. Pejabat ditakdirkan untuk menjabat untuk melayani masyarakatnya. Bukan untuk pamer dan angkuh kepada orang lain di sekitarnya.

Sekaya apapun kamu, Bill Gates, Warren Buffet, Jen Besos, Ellon Musk, dan lainnya. Dan ingat, banyak atau sedikit harta milikmu bukan penentu kehebatan dan kemuliaanmu. Tapi pada hati dan karaktermu… Semoga!

Manhattan City, 28 Pebruari 2023

Imam Shamsi Ali, adalah Presiden Nusantara Foundation

Share6SendTweet4
Redaktur

Redaktur

humaniora.id – Membangun Spirit Inklusif.
Info kerjasama hubungi kami di 0821 3030 2233

Related Posts

Fintoch Platform
Catatan

Fintoch Platform Keuangan Konsisten Memberi Keuntungan 1% Perhari, Benarkah?

by Igma Budi
Mei 30, 2023
Akhmad Sekhu Tetap Semangat Geluti Dunia Kepenulisan
Catatan

Akhmad Sekhu Tetap Semangat Geluti Dunia Kepenulisan

by Lee Sandie Tjin Kwang
Mei 25, 2023
𝐑𝐚𝐭𝐧𝐚 dan 𝐑𝐢𝐚𝐧𝐭𝐢𝐚𝐫𝐧𝐨
Catatan

Ratna dan Riantiarno 45 : 50 : 55

by Redaktur Rubrik Budaya
Mei 21, 2023
TIM U-20 DAN BLUD
Catatan

TIM, U-20, DAN BLUD

by Tatan Daniel
Mei 20, 2023
Versi Hebat Kita Sendiri
Catatan

Versi Hebat itu Bernama Kita Sendiri

by Redaktur
Mei 10, 2023
Next Post
Kebijakan Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi di NTT Dinilai Diskriminatif

Kebijakan Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi di NTT Dinilai Diskriminatif

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please Subscribe, Like & Share

https://www.youtube.com/watch?v=ffFy9blGpVM

Premium Content

Jose Rizal Manua BISMILLAH RUH

BISMILLAH RUH

Januari 16, 2023
KSBN Gelar Festival Audio Visual Karya Seni Budaya Nusantara

KSBN Gelar Festival Audio Visual Karya Seni Budaya Nusantara

November 4, 2022
Forum Mahasiswa Masyarakat Lampung

Forum Mahasiswa Dan Masyarakat Lampung Desak KPK Periksa Gubernur Lampung

Mei 10, 2023

Telusuri Berdasarkan Kategori

Telusuri Berdasarkan Tagar

Agriyaponik Akhmad Sekhu Aris Setiyanto Aspetri Bambang Soesatyo Barongsai berita humaniora Bunga Semerah Darah Coach Rheo edukasi Ekonomi Entertainment Festival Seni Budaya Nusantara Film Indonesia Geopolitik Hari Musik Nasional Hendardji Soepandji Humaniora rumah kemanusiaan Imam Shamsi Ali ISI Yogyakarta iwan burnani Jabodetabek Jose Rizal Manua KH Buya Syakur Yasin MA Komite Seni Budaya Nusantara KSBN Lilik  Muflihun LokalFilm LokalFilm.id Layanan Streaming Film Majapahit Musik Paul Soetopo Tjokronegoro PJMI Platform Film Pendek Indonesia Premium Puisi Puisi Ngadi Nugroho Pulo Lasman Simanjuntak Rumah Budaya KSBN Sekber Wartawan Indonesia Seni Budaya Sutrisno Buyil Tatan Daniel World Dance Day WS Rendra

Tentang Kami – Redaksi –  Kode Etik – Pedoman Media Ciber – Disclaimer – Pasang Iklan – Daftar Jadi Penulis

Info kerjasama hubungi kami di
0821 3030 2233

Kunjungi Halaman ==> Iklan

Atribut Width dan Height di Tag Marquee Rumah Berita - humaniora.id | Membangun Spirit Inklusif - Terima kasih telah menjadi pembaca setia humaniora.id

Categories

  • Advertorial
  • Berita & Peristiwa
  • Berita Dunia
  • Catatan
  • Edukasi
  • Ekonomi Bisnis
  • Entertainment
  • Fesyen
  • Film
  • Gaya Hidup
  • Hukum
  • Humaniora
  • Info
  • Islam
  • Jabodetabek
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Kuliner
  • Musik
  • Nasional
  • Olahraga
  • Pariwisata
  • Puisi
  • Sastra
  • Seni Budaya
  • Sosok
  • Tokoh
One More Night Gentlemen One More Night Gentlemen One More Night Gentlemen

Siti Badriah Artis Dangdut Papan Atas, Ucapkan Selamat Berdirinya MFS Production – Penang, Malaysia

https://www.youtube.com/watch?v=na_fjIQIm4A

PojokInfo

Untuk Anda Yang Ingin Punya Karir Dengan Gaji Tinggi!
Edukasi

Untuk Anda Yang Ingin Punya Karir Dengan Gaji Tinggi!

by Haris Abdullah
Mei 31, 2023
0

humaniora.id  - Jika Anda pernah berfikir ingin berganti profesi karir,...

Load More

©22 web by igmastudio

No Result
View All Result
  • Home
  • Seni Budaya
  • Edukasi
  • Entertainment
    • Film
    • Musik
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Berita & Peristiwa
    • Ekonomi Bisnis
    • Hukum
    • Humaniora
    • Berita Dunia

©22 web by igmastudio

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?