Kaido/Pikon, Musik Tradisional dari Papua yang Harus Dilestarikan
Humaniora.id, -Musik tradisional adalah bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Nusantara. Salah satu warisan budaya yang unik dan mulai jarang terdengar adalah Kaido atau Pikon, alat musik khas Papua yang memiliki suara khas dan nilai filosofis mendalam.
Pikon berasal dari bahasa Dani, yang berarti “bunyi” atau “suara.” Alat musik ini dibuat dari bambu kecil yang dipotong dan diberi celah sehingga dapat menghasilkan suara ketika ditiup dan ditekan. Biasanya, masyarakat suku Dani di Lembah Baliem, Papua, memainkan Pikon sebagai hiburan pribadi, terutama saat sedang bersantai setelah bekerja di ladang atau berburu di hutan.
Meskipun terdengar sederhana, memainkan Pikon bukanlah hal yang mudah. Instrumen ini menghasilkan suara unik yang menyerupai bunyi dengungan, dengan nada yang sulit dikontrol. Para pemain Pikon harus memiliki keterampilan khusus untuk menciptakan variasi bunyi yang harmonis. Alat musik ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai sarana komunikasi dan ekspresi perasaan bagi masyarakat suku Dani.
Kaido/Pikon, Identitas Budaya Papua yang Kaya dan Unik
Sayangnya, seiring perkembangan zaman dan masuknya budaya modern, keberadaan Pikon semakin terpinggirkan. Generasi muda Papua lebih akrab dengan alat musik elektronik dibandingkan dengan warisan budaya mereka sendiri. Jika tidak ada upaya pelestarian yang serius, bukan tidak mungkin Pikon hanya akan menjadi bagian dari sejarah yang terlupakan.
Sebagaimana dikatakan oleh Khenius Sini, seorang penggiat budaya Papua, “Pikon bukan hanya sekedar alat musik, tetapi juga jendela untuk memahami kehidupan masyarakat adat kami. Suara dari Pikon itu adalah bahasa kami, yang menceritakan cerita, harapan, dan doa-doa kami yang terhubung dengan alam.”
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, komunitas budaya, dan generasi muda untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian Pikon. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui festival musik tradisional, program pendidikan seni di sekolah, hingga dokumentasi dan digitalisasi musik tradisional Papua. Selain itu, pengrajin Pikon perlu mendapatkan dukungan agar produksi alat musik ini tetap berlanjut dan dikenal lebih luas.
Pelestarian musik tradisional seperti Pikon bukan hanya tentang mempertahankan alat musiknya, tetapi juga menjaga identitas budaya Papua yang kaya dan unik. Dengan mengenalkan kembali Pikon kepada masyarakat luas, kita turut berkontribusi dalam merawat warisan budaya bangsa agar tetap hidup di tengah arus globalisasi.
Mari saksikan permainan alat tradisional di link berikut:
https://www.facebook.com/share/r/15k2ziyU24/
Khenius Sini, penggiat budaya Papua