humaniora.id – ISI Yogyakarta Berduka, Rektor ISI Yogyakarta Timbul Raharjo Meninggal Dunia.
Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Prof. Dr. Timbul Raharjo, M.Hum meninggal dunia, Selasa (5/8). Selain akademisi, Timbul juga di kenal sebagai seniman.
Humas ISI Yogyakarta Heri Abi menyebut Timbul Selasa sore ini. Jenazah almarhum kini masih berada di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.
Sebelum meninggal, kata Heri, Timbul sempat mengeluh tidak enak badan sepulang kunjungan kerja dari Malang, Jawa Timur. Ia kemudian di rawat di rumah sakit, Rabu (30/8) pekan lalu.
“Sejak Rabu pekan lalu posisinya sudah di rumah sakit,” kata Heri saat dihubungi.
Timbul sebelumnya juga sempat dirawat di RS Bethesda Yogyakarta. Namun, karena harus dilakukan operasi maka ia dirujuk ke RSUP Dr Sardjito.
Info penyemayaman dan pemakaman jenazah, menurut Heri, masih menunggu informasi lebih lanjut dari pihak rektorat ISI serta keluarga almarhum.
Timbul Raharjo lahir di Kasihan, Bantul, DIY, pada 8 November 1969. Dia terpilih sebagai rektor ISI Yogyakarta periode 2023-2027. Sebelumnya menjadi Dekan Fakultas Seni Rupa di kampus tersebut.
Selain sebagai pejabat kampus, Timbul juga di kenal sebagai seorang seniman patung. Beberapa karya Timbul bahkan sudah mendunia.
Rencana Badan Layanan Usaha
Saat terpilih menjadi rektor ISI Yogyakarta, Timbul Raharjo mengemukakan recana ISI menjadi Badan Layanan Usaha (BLU). Ada tiga kemungkinan yang akan di coba di kembangkan.
Pertama, bagaimana mengembangkan bisnis pendidikan, core bisnis dalam institusi pendidikan, ya pendidikan itu. Bagaimana kita menyerap mahasiswa yang banyak , kualitas yang lebih baik. Lulusan yang siap kerja. Sehingga orang tidak canggung masuk ISI karena dunia kerja yang sangat di tunggu
Kedua, bagaimana mengembangankan ilmu pengetahuannya, sehingga bisa ‘di jual’ ke masyarakat.
Ketiga, karena gudangnya kreativitas ada di ISI Yogyakarta sehingga jika tidak di manfaatkan dengan baik, akan mubazir. Banyak karya seni yang dapat di monetisasi. Di kerjasama kan dengan industri kreatif. coba di dekatkan dengan pasar.
Namun, Tuhan berkehendak lain, Beliau telah di panggil menghadap dan kini telah damai berada di sisi-Nya. Tentu saja semangat dan cita-citanya yang belum selesai akan di wujudkan oleh penerus beliau.
Selamat Jalan. Prof!