Jakarta, humaniora.id – Indonesia Sustainability Forum (ISF) Berakhir Sukses dengan Sejumlah Kesepakatan Penting terkait Keberlanjutan.
Indonesian Sustainability Forum (ISF) 2023, salah satu perhelatan terbesar global mengenai isu-isu keberlanjutan di Asia Pasifik, hari ini ditutup dengan
penandatanganan serangkaian Nota Kesepahaman (MoU) yang akan berkontribusi kepada transisi energi hijau dan ekonomi inklusif yang lebih cepat di Indonesia.
Sekitar 2.000 orang hadir selama pertemuan yang berlangsung dua hari ini, termasuk sejumlah petinggi pemerintahan seperti Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, pimpinan organisasi global seperti Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Kristalina Georgieva, dan Presiden Bank Dunia, Ajay Banga.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), menjadi tuan rumah ISF 2023, bekerja sama dengan Kamar Dagang dan
Industri Indonesia (Kadin Indonesia).
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, mengatakan besarnya animo peserta menandakan adanya pergeseran positif di kawasan ini untuk mendukung agenda keberlanjutan. Begitu pula dengan adanya penandatanganan kesepakatankesepakatan penting dalam acara ini.
“Agenda keberlanjutan bukanlah kegiatan yang bersifat check-the-box bagi pemerintah dan dunia usaha. Agenda keberlanjutan lebih merupakan sebuah perubahan model bisnis dalam konsumsi dan pertumbuhan, untuk memastikan bahwa kemajuan menuju kemakmuran dapat terus berlanjut dengan cepat, sekaligus melindungi planet kita. Dalam konteks ini, kemitraan sektor publik dan swasta dapat mendukung terciptanya ekosistem untuk bisnis hijau dan baru untuk tumbuh.”
Deputi Rachmat menambahkan bahwa kolaborasi internasional dapat menjadi kunci untuk meruntuhkan hambatan bagi dunia dalam merangkul pertumbuhan keberlanjutan. Khususnya
hambatan tingginya pembiayaan, keterbatasan akses terhadap teknologi dan sumber daya manusia.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Kamdani, mengatakan bahwa Forum ini merupakan kesempatan bagi sektor swasta untuk memberikan kontribusi yang konkret dan berarti bagi agenda keberlanjutan.
“Komunitas bisnis Indonesia siap mengemban tanggung jawab yang lebih besar untuk memastikan bahwa praktik-praktik keberlanjutan tertanam dalam bisnis model dan operasional
kami. Sektor swasta telah menjadi motor penggerak pertumbuhan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, oleh karena itu setiap perubahan positif yang kita upayakan untuk mendukungagenda keberlanjutan akan memberikan efek domino yang positif bagi masyarakat dan planet ini. Kami ingin semakin memperkuat kolaborasi konkret yang terbentuk melalui forum ini dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.” ujar Shinta.
Berikut adalah MoU yang ditandatangani di ISF:
MOU 1: Kerjasama dan Implementasi Teknologi Penangkapan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture, Utilization and Storage Technology) antara PT PLN (Persero) dan Karbon Korea Co, Ltd
MOU 2 : Penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Stanford Doerr School of Sustainability dan Otorita Ibu Kota Nusantara, yang menandakan ketertarikan Stanford University untuk
mengembangkan kolaborasi penelitian dengan ibu kota baru Indonesia, Nusantara.
MOU 3: Penandatanganan Energi Baru Terbarukan (EBT) oleh Inspira dan Original Equipment Manufacturers (OEM).
Peluncuran Pertamina Sustainable Academy, sebuah Akademi Minyak & Gas berkelanjutan yang berskala besar pertama di Asia.
Deklarasi Bersama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan PT PLN (Persero) tentang Dukungan Infrastruktur Pengisian Daya dan Ekosistem Penukaran Baterai untuk Kendaraan Listrik Berbasis Baterai.
Lebih dari 100 pembicara dari sektor bisnis, masyarakat sipil, dan pemerintah berpartisipasi dalam 10 sesi pleno dan 14 sesi tematik di ISF 2023. Sesi pleno ISF membahas berbagai isu mulai dari transisi energi hijau dan teknologi, perlindungan keanekaragaman hayati, serta hilirisasi industri mineral penting untuk dekarbonisasi. ISF 2023 juga menampilkan 14 sesi tematik tentang isu-isu seperti ekonomi sirkular, kerja sama internasional, manajemen udara bersih, pembiayaan hijau, dan lain-lain.
Pemerintah Indonesia bertekad untuk menjadikan ISF 2023 sebagai acara tahunan.
Sumber : https://kadin.id/ | Indonesia Sustainability Forum (ISF) Berakhir Sukses dengan Sejumlah Kesepakatan Penting terkait Keberlanjutan