Humaniora.id, 13 Agustus 2024 – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) kembali menggelar hajatan tahunan yaitu Indonesia Digital Conference (IDC) kali ini dengan tema “Inovasi untuk Keberlanjutan”. Acara akan berlangsung pada 28-29 Agustus 2024 di Hotel Santika Premiere, Slipi, Jakarta. Yang dikutip dari laman Amsi.or.id
Industri media digital di Indonesia dalam satu tahun terakhir tengah mengalami berbagai tantangan. Jumlah pengunjung ke website dan aplikasi media berbasis berita (news media) menurun, demikian juga tren pendapatan media. Bahkan, tak sedikit perusahaan media yang mengurangi jumlah jurnalis untuk beradaptasi dengan proyeksi bisnis yang tidak menentu.
Kondisi ini tentu tidak datang tiba-tiba. Disrupsi digital yang terjadi 10-15 tahun terakhir mengubah secara mendasar industri pers di semua belahan dunia. Distribusi berita kini berada di tangan perusahaan platform digital global seperti Google, Meta, X maupun Tiktok. Laporan Reuters Institute for the Study of Journalism pada Januari 2024 lalu menemukan bahwa jumlah pengunjung situs berita menurun drastis ketika traffic dari media sosial anjlok signifikan.
Disrupsi juga mengubah pola masyarakat mengkonsumsi informasi. Audiens kini punya banyak pilihan sumber informasi di internet. Ekosistem informasi digital dibanjiri dengan konten tentang apa saja, dengan kualitas seadanya. Media yang hanya menayangkan berita tanpa memahami karakter platform digital dan audiens internet, beresiko kehilangan pembaca dan pendapatan.
Di tengah tekanan bisnis ini, peluang tentu masih tersedia. Jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat, dan sudah mencapai lebih dari 210 juta pengguna pada 2023. Demikian juga bisnis periklanan terus bertumbuh. Menurut Nielsen Ad Intel, pada 2022 total belanja iklan di Indonesia mencapai Rp 295 triliun, tumbuh 5,02 persen dari setahun sebelumnya.
Kegagalan untuk mengubah semua peluang itu menjadi kesempatan bisnis bagi media akan merugikan publik. Tanpa media berbasis berita yang independen dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, publik tidak akan memiliki rujukan untuk mengetahui fakta penting di sekelilingnya. Lanskap digital yang kini sudah sesak oleh hoaks akan semakin pengap oleh manipulasi informasi.
Untuk itu, dibutuhkan perubahan fundamental dalam bisnis media digital. Di sisi eksternal, penerbit media digital perlu melakukan evaluasi atas relasinya dengan perusahaan teknologi yang menguasai distribusi konten. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024 yang akan berlaku pada 20 Agustus 2024 bisa menjadi pintu masuk untuk negosiasi setara antara penerbit dan platform digital.
Sementara di sisi internal, perlu ada terobosan untuk menemukan manfaat (value) baru pemberitaan untuk publik. Tanpa itu, sulit memonetisasi produk berita yang dibuat penerbit media. Kunci terpenting dari upaya melahirkan terobosan adalah ada tidaknya kultur inovasi di dalam perusahaan media sendiri.
Karena itulah, Indonesia Digital Conference 2024 ini memilih tema “Inovasi untuk Keberlanjutan”. Untuk pertama kalinya, AMSI akan berkolaborasi dengan Indonesia Digital Association (IDA) untuk menyelenggarakan event tahunan ini. Kami sadar, tanpa kemampuan berinovasi –mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan solusi dan mengeksekusi solusi itu menjadi produk yang bisa diterima audiens– perusahaan media tidak akan bisa menjamin keberlanjutannya. Padahal, tanpa media yang sehat bisnisnya dan berkualitas kontennya, seluruh ekosistem informasi digital kita pasti terancam.
IDC 2024 kali ini ditandai dengan kehadiran rangkaian kegiatan “Road to IDC 2024” serta “Master Class”. “Road to IDC 2024” adalah diskusi terbuka dan tertutup yang digelar AMSI sebagai pemanasan menuju ajang utama yaitu IDC 2024. Sementara itu “Master Class” adalah kegiatan khusus yang memberikan pembelajaran kelas mahir bagi pelaku-pelaku media profesional untuk terus meningkatkan kapasitasnya.
Rangkaian kegiatan IDC 2024 dimulai dengan “Road to IDC 2024”, “Master Class” serta ditutup dengan penganugerahan AMSI Awards 2024.