Madinah, humaniora.id – ”Labbaik allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wan ni‘mata laka wal mulk, la syarika lak.”
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”
*
MENJALANKAN ibadah di tanah suci Makkah – entah Haji atau Umrah – bukan sekedar ritual verbal yang hampa makna. Melainkan mengandung simbolisasi filosofis yang memiliki makna mendalam.
Bertindak mujahadah (jiwa yang sungguh-sungguh) untuk memperoleh kesadaran musyahadah (penyaksian) akan kuasa-Nya. Mendatangi Baitullah sebagai sarana dan upaya bertemu (liqa’) dengan Allah SWT.
“Salah satu hikmah dari ibadah umrah adalah menunjukkan status kehambaan kita dengan merendahkan diri di hadapan Allah SWT,” ujar Anggota DPD RI Dapil Provinsi DKI Jakarta Fahira Idris, SE., MH, kepada humaniora.id setelah tiba di masjidilharam Makkah Al Mukarramah.
Orang yang dapat memahami dan memaknai ibadah umrah, kata Fahira Idris, ia akan begitu merasa kecil dihadapan Allah SWT.
“Keutamaan kita beribadah di tanah suci lebih ditentukan oleh kesadaran musyahadahnya kepada Tuhan. Karena musyahadah inilah yang akan membentuk visi kemanusiaan, keadilan dan solidaritas sosial. Kesadaran ini akan membentuk manusia yang arif,” ujar Fahira Idris.
Selain itu, lanjut Fahira Idris, selama ibadah umrah ia merasakan ukhuwah yang begitu erat. Seluruh umat Islam bersatu dalam sebuah barisan berdasarkan kecintaan mereka kepada Allah SWT.
“Alhamdulillah semua rukun umrah terlaksana dengan baik dan tepat waktu. Dan yang paling berkesan adalah, saya berkesempatan melaksanakan ibadah umrah sekaligus bersilaturahmi bersama 298 jamaah lain dari Jakarta dan Sulawesi Tengah,” terang Fahira.
Ibadah Umrah dengan PT. Dream Tours and Travel ini terlaksana atas dukungan Ahmad H.M. Ali, S.E. Beliau adalah seorang pengusaha dan politikus Indonesia, yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPR-RI sejak 2014.
Ahmad H.M. Ali, S.E. mewakili daerah pemilihan Sulawesi Tengah. Ali merupakan kader Partai NasDem dan duduk di Komisi III, merangkap sebagai Ketua Fraksi Partai NasDem.
Beliau mengajak para ulama dari berbagai unsur organisasi sekitar 298 orang dari seluruh Indonesia untuk menunaikan ibadah Umrah akhir tahun.
“Semoga kesehatan dan keberkahan selalu menaungi Bapak H. Ahmad H. M. Ali dan keluarganya. Semua rencana dan cita-cita mulia beliau diberkahi Allah SWT,” demikian Fahira Idris bermunajat.
Fahira Idris juga menyampaikan apresiasi kepada PT. Dream Tour and Travel atas profesionalitas melayani jamaah.
“Terima kasih atas pelayanan prima dan sepenuh hati kepada kami. Saya doakan PT. Dream Tour and Travel terus menjadi pilihan jamaah Indonesia yang akan umrah. Terus memberi pelayanan terbaik bagi jamaah,” ungkapnya.
Setelah beberapa hari di Madinah al-Munawwarah, rombongan jamaah Umrah PT. Dream Tours and Travel saat ini telah tiba di kota suci Makkah Al Mukarramah. Jamaah umrah PT. Dream Tours and Travel akan berada di kota Makkah hingga Senin, 6 November mendatang.
Selain menjalankan ibadah umrah dan ritual lainnya, rombongan juga akan berziarah di kota Makkah, diantaranya mengunjungi Padang Arafah, Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina dan Jabal Tsur.
Kenangan Mendalam di Madinah al-Munawwarah
Rombongan jamaan umrah PT. Dream Tour and Travel mengaku memiliki kesan mendalam selama melaksanakan berbagai ibadah, khususnya di masjid Rasulullah Madinah al-Munawwarah.
Saat ini semua jamaah telah bertolak dari Madinah, Kamis, 02 November 2023 pukul 13.00 WSA. Sejak keberangkatan semua jamaah sudah berpakaian ihram.
Jamaah terlebih dulu menuju Masjid Bir Ali sebagai tempat miqat (titik tempat dimulainya ibadah haji dan umrah). Jarak tempuh dari kota Madinah ke Bir Ali sekitar 11 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 15 menit menggunakan Bus.
Bangunan Masjid Bir Ali terlihat megah seperti benteng kokoh berbentuk persegi yang memiliki menara menjulang tinggi. Masjid Bir Ali atau Masjid Miqot Dhul Hulaifah dibangun pada masa Rasulullah SAW.
Di area lahan masjid ini dulu ada pohon berbentuk akasia. Menurut riwayat pohon tersebut menjadi tempat berteduh Rasulullah SAW ketika ingin menjalani umrah. Masjid Bir Ali dibangun di dekat pohon tersebut.
Bangunan Masjid Bir Ali menghadap bukit berbatu cadas juga berpasir. Dipisahkan oleh jalan utama selebar 8 mobil berjajar. Memiliki fasilitas parkiran yang mampu menampung ratusan kendaraan besar dan kecil.
Masjid Bir Ali atau Masjid Miqot Dhul Hulaifah ini dijadikan Rasulullah SAW tempat melaksanakan miqat dan berihram untuk umrah. Hingga saat ini para jemaah seluruh penjuru dunia meneladani jejak Rasullullah SAW untuk miqat dan berihram di Bir Ali.
Menurut Ketua MUI Kecamatan Ciracas Kota Jakarta Timur KH. Anwar Islami, Lc, yang juga jamaah umrah PT. Dream Tour and Travel, nama Bir Ali diberikan saat Ali bin Abi Thalib menggali sumur dengan jumlah yang sangat banyak.
“Tempat ini diberi nama Bir Ali; Bir artinya adalah sumur dengan bentuk jamak. Sedang Ali nama orang yang menggali sumur yaitu Ali bin Abi Thalib. Saat ini sumur-sumur itu tertutup bangunan-bangunan di sekitar masjid,” terang Anwar Islami.
Interior masjid Bir Ali dihiasi puluhan pilar kokoh. Masing-masing pilar terdapat lekukan berbentuk jendela untuk meletakan mushaf al-Quran.
Usai melaksanakan salat sunnah, para jamaah umrah PT. Dream Tours and Travel berkumpul dan mulai membaca niat ibadah umrah. Setelah membaca niat dilanjut membaca talbiyah bersama-sama menuju bus untuk melanjutkan perjalanan ke Mekah dan melaksanakan umrah di masjidilharam.
Perjalanan dari Bir Ali ke Makkah kurang lebih menempuh jarak 430 km dengan waktu tempuh sekitar 4 sampai 5 jam. Selama perjalanan para jamaah memperbanyak membaca talbiah, sholawat dan doa yang dipandu Habib Hud bin Bagir al Attas.
Tiba di kota Makkah para jamaah lansung menuju Hotel Anjum Makkah yang lokasinya tidak lebih 100 meter dari masjidilharam. Transit untuk mengambil wudhu dilanjutkan masuk ke halaman masjidilharam untuk melakukan Thawaf, Sa’i dan diakhiri dengan Tahallul (mencukur sebagian rambut)./*