Humaniora.id, Jakarta – Hikmah yang bisa kita rasakan dari perayaan maulid Nabi Muhammad SAW adalah bagian dari terima kasih kita yang tak terhingga kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Peringatan maulid Nabi tidak sekedar peringatan, karena tanpa sebab maulid, kita menjadi umat yang tertinggal. Dengan maulid Nabi kita bisa mengetahui banyak hal, diantaranya tentang risalah (sejarah) Kanjeng Nabi Muhammad SAW dari lahir, dibesarkan tanpa bapak dan ibunya. Peradaban bangsa Arab, masa kenabian, hijrah ke Habsyi, tahun duka cita (paman tercinta Abu Thalib meninggal dunia disusul meninggalnya Siti Khatijah).
Setelah pamannya meninggal, dua bulan kemudian kehilangan istri tercinta, sehingga Rasulullah semakin merasakan duka yang sangat pedih. Sementara cobaan yang ditimpakan oleh kaumnya kepada beliau setelah kematian orang-orang tercinta justru semakin berat.
Rasulullah pergi ke Thaif, dengan harapan penduduk Thaif mendapat petunjuk oleh Allah SWT untuk memeluk Islam.
Sekembalinya dari Thaif (kota terbesar ketiga setelah kota Makkah dan Madinah) dengan berbagai peristiwa yang dialaminya. Ditinggal oleh paman dan istri untuk selama-lamanya, orang-orang tercinta meninggal dunia ditambah siksaan berat dari kaum Quraisy, maka berkumpulah kesedihan di dalam hati Rasulullah.
Pada malam ke dua puluh tujuh bulan rajab tahun 10 masa kenabian, Kanjeng Nabi memperoleh pertolongan dan penghiburan dari Allah SWT, yaitu peristiwa isra’ Mi’raj. Dan tentunya masih banyak risalah Nabi yang lainnya sampai haji wada. Peristiwa haji wada adalah tanda berakhirnya tugas kenabian dari baginda Nabi Muhammad SAW.
Dari perjalanan risalah ini, kemudian ada nuzulul qur’an, adanya agama Islam yang rahmatan lil alamin. Kemudian Kanjeng Nabi mengajarkan apa itu Iman, Islam, dan Ikhsan. Wahyu demi wahyu dari kandungan isi al-quran juga disampaikan oleh beliau. Para pemeluk agama Islam juga diajarkan mana yang hak dan bathil, mana yang haram dan halal. Diajarkan pula taat kepada Allah, kepada rosul, taat kepada orang tua, para ulama dan guru.
“Merayakan maulid Nabi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dan rasa terima kasih kepada Rasulullah SAW.” Bersyukur kita kepada Allah karena kita sudah dijadikan sebagai umat yang paling mulia karena kita sebagai umat dari Baginda Nabi Sayyidina Muhammad SAW.
Sangat bersyukur sekali menjadi umat beliau. Karena beliau kekasih Allah, Nabi pilihan di akhir zaman. Betapa mulianya Rasulullah bahkan jika tidak karena Rosulullah, Allah tidak akan menciptakan langit dan bumi.
Tidak ada umat Islam kalau tidak ada kehadiran Nabi Muhammad di bumi ini. Untuk itu sudah sepantasnya umat Islam bersyukur kepada Allah SWT atas lahirnya Kanjeng Nabi.
Ketika memasuki bulan rabiul awwal seluruh umat Islam di dunia merayakan maulid Nabi. Syukur yang dibarengi dengan perasaan senang dan bangga dengan junjungan kita.
Setiap malam tanggal 1 sampai menjelang tanggal 12 rabiul awwal orang Islam (terutama warga Nahdliyyin) membaca kitab maulid ad-diba.
Kitab ad-diba sangat digemari oleh umat Islam, khususnya di Indonesia. Semua muslimin muslimat membaca diba dengan lancar, semangat dan gembira. Aura wajah sumringah terpancarkan oleh mereka yang senang banget ikut berjanjen.
Mereka secara bergantian mengumandangkan bacaan pada malam jumat atau hari-hari tertentu. Apalagi pas memasuki bulan rabiul awwal. Selama 12 hari mereka membaca diba dengan penuh kegembiraan. Lagu disesuaikan dengan selera jamaah, sesuai dengan irama lagu yang mereka sukai.
Di dalam kitab diba tercantum keutamaan membaca sholawat Nabi Muhammad SAW, diantaranya :
1. Firman Allah QS Al-Ahzab ayat 56. Yang artinya sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman. Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.
2. Abdullah bin Amru bin Al-Ash r. a berkata, Rasulullah telah bersabda : “Siapa yang membacakan sholawat untukku satu kali, maka Allah akan menurunkan Rahmat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim).
3. Ibnu Mas’ud r a berkata, Rasulullah SAW bersabda : “orang yang terdekat kepadaku pada hari qiyamat, ialah orang yang paling banyak membaca sholawat untukku.” (H.R At-Tirmidzi).
4. Aus bin Aus r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “sesungguhnya yang lebih utama hari-harimu ialah hari Jum’at. Maka perbanyaklah membaca sholawat untukku dihari itu, karena sesungguhnya bacaan sholawatmu itu dihidangkan kepadaku.” (H.R Abu Dawud).
Selamat maulid Nabi Muhammad SAW bagi yang merayakan. Semoga kita semua bisa meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW, baik dalam ibadah, dalam aspek kehidupan sosial, ekonomi dan politik.
Semoga kita sebagai umat Kanjeng Nabi semakin cinta, karena beliau pembawa risalah terakhir yang menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Melalui peringatan maulid Nabi, umat muslim sedunia diingatkan kembali akan besarnya cinta dan kasih sayang Nabi kepada umatnya, serta perjuangan Nabi Muhammad dalam menyebarkan ajaran Islam. Semoga cinta kita kepada Nabi Muhammad dapat diwujudkan dalam bentuk ketaatan terhadap ajaran Islam dan kita bisa mengamalkan sunah-sunah Nabi Muhammad SAW.
Nurul Azizah, penulis buku “Muslimat NU Militan Untuk NKRI.