JAKARTA, 30 Maret 2025 – Peringatan Hari Film Nasional (HFN) yang diperingati setiap 30 Maret di Indonesia memiliki sejumlah harapan dan tujuan untuk mengembangkan industri perfilman serta memperkuat peran film dalam masyarakat.
Keputusan Presiden (Keppres) mengenai Hari Film Nasional disahkan oleh Presiden BJ Habibie pada 20 April 1999 melalui Keppres Nomor 25 Tahun 1999.
Keputusan ini menetapkan 30 Maret sebagai Hari Film Nasional, merujuk pada tanggal bersejarah peluncuran film “Darah dan Doa” (1950) karya Usmar Ismail, yang dianggap sebagai tonggak awal perfilman Indonesia.
Jadi, meskipun peringatan Hari Film Nasional jatuh setiap 30 Maret, keputusan resmi Pemerintah untuk mengukuhkannya baru dikeluarkan oleh BJ Habibie pada 20 April 1999.
Berikut hal-hal yang diharapkan dari peringatan ini :
Apresiasi Terhadap Karya dan Pelaku Film
Mengakui kontribusi sineas, aktor, sutradara, kru, dan semua pihak yang terlibat dalam industri film. Meningkatkan rasa bangga terhadap karya film Indonesia yang berkualitas dan mendunia.
Promosi Film Lokal
Mendorong masyarakat untuk lebih aktif menonton dan mendukung film Indonesia, baik di bioskop maupun platform digital. Memperluas distribusi film lokal ke pasar internasional.
Pelestarian Sejarah Film Indonesia
Mengingatkan publik tentang warisan film Indonesia, seperti film klasik (Daradjat/Darah dan Doa, 1950) sebagai tonggak sejarah. Restorasi dan pelestarian film-film lama agar tidak punah.
Pendidikan dan Inovasi Industri
Mendorong pendidikan film melalui workshop, seminar, atau kolaborasi dengan sekolah/kampus. Mengadopsi teknologi terkini (seperti CGI, VR) untuk meningkatkan kualitas produksi.
Penguatan Identitas Budaya
Menghasilkan film yang merefleksikan keragaman budaya, nilai sosial, dan kearifan lokal Indonesia. Menggunakan film sebagai media diplomasi budaya untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia.
Dukungan Kebijakan Pemerintah
Harapan akan insentif fiskal, regulasi yang mendukung, dan perlindungan hukum bagi kreator. Pembangunan infrastruktur (studio, bioskop) untuk memajukan industri.
Partisipasi Publik
Masyarakat diajak terlibat dalam festival film, diskusi, atau pemutaran gratis. Kampanye media sosial untuk menyebarkan semangat Hari Film Nasional.
Tackling Tantangan Industri
Membahas isu seperti pembajakan, dominasi film asing, dan kesenjangan akses bioskop di daerah. Mendorong kolaborasi antar-sektor (pemerintah, swasta, komunitas).
Inspirasi Generasi Muda
Memotivasi anak muda untuk terjun ke industri film dengan kisah sukses dan program mentorship. Menyediakan ruang bagi film indie dan eksperimental.
Film Sebagai Media Perubahan Sosial
Harapan agar film tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan kritis tentang isu lingkungan, toleransi, dan HAM.
Akhir kata, Hari Film Nasional diharapkan menjadi momentum refleksi dan aksi kolektif untuk membawa industri film Indonesia lebih maju, inklusif, dan bermartabat. Dengan dukungan semua pihak, film bisa menjadi cermin kemajuan budaya bangsa./*