Humaniora.id, Jakarta – Dalam sebuah pergerakan yang mengejutkan di pasar logam mulia, harga emas dunia mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta), setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Harga emas kini berada dalam fase konsolidasi setelah mencapai puncaknya di USD 2.790,15 per ons, sebelum akhirnya jatuh 1,5% menjadi USD 2.740,54 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga mengalami penurunan 1,8% menjadi USD 2.749,30.
Kondisi ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS yang sangat dinantikan. Jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat antara mantan Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris dalam perlombaan menuju Gedung Putih.
Analis StoneX Rhona O’Connell menjelaskan bahwa “kekuatan yang mendasari yang memacu permintaan emas termasuk ketegangan geopolitik dan ketidakpastian tentang hasil pemilihan.” Ia menambahkan bahwa “emas dan dolar AS bertindak bersama sebagai safe haven, yang bukan hal yang aneh di saat perselisihan.”
Emas telah lama dianggap sebagai investasi yang aman selama masa-masa gejolak ekonomi dan politik karena kemampuannya untuk menyimpan nilai. Data terbaru menunjukkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS meningkat 0,2% pada bulan September, memberikan sinyal bahwa inflasi tetap terkendali. Investor kini menunggu laporan penting pada hari Jumat dan melihat peluang 95% untuk penurunan suku bunga AS sebesar seperempat basis poin minggu depan—sebuah langkah yang akan semakin menguntungkan harga emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Di sisi lain, harga perak juga mengalami penurunan sebesar 3,4% menjadi USD 32,65 per ons, meskipun secara keseluruhan harga perak telah naik sekitar 5% untuk bulan ini. Harga platinum turun 1,6% menjadi USD 992,90 sementara harga paladium turun 2,4% menjadi USD 1.120,18—meskipun paladium mencatat bulan terbaiknya sejak Januari 2022.
Harga Emas Pullback Dampak Penguatan Dolar AS
Setelah mencapai level tertinggi baru pada Rabu (30/10/2024), harga emas mengalami pullback akibat laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang melampaui ekspektasi pasar. Laporan ADP Employment Change untuk sektor tenaga kerja swasta menunjukkan kenaikan sebanyak 233 ribu payrolls—angka ini jauh di atas ekspektasi pasar sebesar 115 ribu dan juga melampaui revisi bulan September.
Andy Nugraha dari Analisis Dupoin Indonesia mengungkapkan bahwa “angka yang lebih tinggi dari perkiraan ini telah meredakan kekhawatiran yang muncul dari data JOLTS,” yang menunjukkan penurunan lapangan pekerjaan terbuka ke titik terendah dalam tiga tahun terakhir.
Dari perspektif teknikal, Nugraha mencatat bahwa indikator Moving Average pada grafik harian XAU/USD menunjukkan dominasi tren bullish. Namun demikian, ia memperingatkan bahwa jika harga gagal mempertahankan momentum kenaikan ini, potensi pembalikan arah ke bawah dapat membawa harga turun hingga ke level USD 2.771 sebagai target terdekat.
“Pelaku pasar disarankan untuk mempertimbangkan level-level ini sebagai area penting dalam perdagangan hari ini,” ujar Nugraha.
Sisi Fundamental
Di sisi fundamental, data ekonomi AS terus memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan harga emas. Produk Domestik Bruto (PDB) AS tumbuh sebesar 2,8% pada kuartal ketiga—sedikit di bawah perkiraan namun tetap menunjukkan kekuatan ekonomi AS dibandingkan negara-negara besar lainnya.
Meskipun demikian, ekspektasi pasar tetap memperkirakan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebanyak 25 basis poin minggu depan dengan peluang mencapai hampir 96%. Pasar juga memberikan probabilitas sebesar hampir 70% untuk penurunan suku bunga lanjutan pada bulan Desember mendatang.
Permintaan emas tetap tinggi di tengah ketidakpastian global dan politik di Amerika Serikat. Dengan harga emas saat ini bergerak di sekitar level USD 2.790, potensi untuk mencapai angka tersebut kembali cukup besar jika momentum bullish tetap terjaga.
Andy Nugraha menegaskan bahwa “potensi harga emas untuk mencapai USD 2.800 hari ini cukup besar jika momentum bullish tetap terjaga.” Dalam situasi seperti ini, pelaku pasar harus tetap waspada dan siap menghadapi setiap perubahan yang mungkin terjadi dalam dinamika pasar logam mulia.