Humaniora.id, Jakarta, 15 November 2024 – Harga emas terus mengalami pelemahan yang signifikan, mencapai level terendah dalam dua bulan terakhir pada perdagangan hari Kamis. Sejak kemenangan telak Partai Republik dalam pemilihan umum pada 5 November, harga emas telah merosot lebih dari USD 170. Penurunan ini dipicu oleh reli dolar Amerika Serikat (AS), yang saat ini diperdagangkan pada level tertinggi dalam satu tahun, menjadikan emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Pada Jumat (15/11/2024), harga emas di pasar spot tercatat turun sebesar 0,1% menjadi USD 2.570,05 per ons, menyentuh level terendah sejak 12 September. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup dengan penurunan sebesar 0,5% menjadi USD 2.572,90 per ons.
Analis logam senior Zaner Metals, Peter Grant, menyatakan bahwa data inflasi terbaru tidak memberikan dampak langsung yang signifikan terhadap harga emas. “Saya tidak melihat data inflasi terbaru memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap emas,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa The Fed kemungkinan akan merahasiakan rencananya hingga pemerintahan Donald Trump dan Kongres yang baru terbentuk benar-benar mencoba memberlakukan beberapa kebijakan yang telah dibicarakan selama kampanye dan pasca-pemilu.
Meskipun kondisi pasar tenaga kerja menunjukkan perbaikan yang diharapkan dapat mendorong Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) untuk memangkas suku bunga ketiga pada bulan depan, data menunjukkan bahwa kemajuan dalam menurunkan inflasi telah terhenti. Pelaku pasar saat ini memperkirakan kemungkinan sebesar 76% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve pada bulan Desember.
Kepala Analis Pasar Exinity Group, Han Tan, mengungkapkan bahwa pelaku pasar tampaknya mengabaikan emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi meskipun kebijakan Trump berpotensi meningkatkan inflasi AS. “Setelah kemenangan telak Partai Republik dalam pemilihan umum 5 November, harga emas telah jatuh lebih dari USD 170 karena tarif yang diusulkan Presiden terpilih Trump dipandang sebagai pendorong potensial inflasi,” jelasnya.
Investor kini tengah menunggu pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell serta data penjualan ritel yang akan dirilis hari ini. Analis Forex.com Fawad Razaqzada menambahkan bahwa “emas bisa diuntungkan jika Powell menghindari secara langsung menghubungkan potensi perubahan kebijakan dengan keputusan Fed, karena hal ini bisa meredam ekspektasi suku bunga AS.”
Dengan kondisi pasar yang terus berubah dan ketidakpastian ekonomi global yang masih ada, pelaku pasar akan terus memantau perkembangan selanjutnya untuk menentukan arah pergerakan harga emas ke depan. Ikuti perkembangan harga Emas terbaik di dnastore.id