humaniora.id – Setelah serangan pembelaan diri secara tiba-tiba yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang lalu, akhirnya mata dunia secara tiba-tiba menjadi tebuka dan terbelalak. Bukan karena serangan pembelaan diri dari Hamas terhadap Israel, namun lebih dikarenakan kenyataan bahwa Israel yang selama ini dianggap memiliki pertahanan militer terbaik, ternyata dapat dengan mudah saja diterobos masuk pertahanannya oleh kelompok militer yang dipandang sebelah mata oleh dunia, yaitu Hamas.
Teknologi perang Israel yang selama ini dianggap luar biasa maju, dan kemampuan intelijen yang sangat canggih, ternyata dapat diimbangi oleh kemampuan militer Hamas dalam hal taktik perang dan keberanian individu para pejuangnya. Bahkan perisai kebanggaan perlindungan penangkal rudal ‘Iron Dome’ milik Israel, tidak mampu untuk menahan gempuran roket dan rudal milik Hamas, karena taktik cerdik dari para pejuang Hamas dalam mengacaukan frekuensi ‘Iron Dome’ milik Israel tersebut.
Kekuatan Hamas dalam menjadikan dirinya sebuah organisasi politik dan militer, kini telah menjadi sebuah ‘idola baru’ bagi rakyat dunia. Bahkan banyak pendapat dari para ahli intelijen dunia, bahwa sesungguhnya banyak negara yang membantu Hamas dalam perjuangannya melawan Israel, terutama dari Iran.
Mengapa Iran? Ya, karena Iran juga adalah sebuah negara Islam yang sangat mendukung pembebasan negara Palestina, sekaligus menaruh kebencian yang sangat kuat terhadap Amerika dan Israel, dikarenakan embargo ekonomi dan embargo persenjataan yang pernah dilakukan oleh Amerika, karena ketakutan dan tudingan Amerika dan Israel terhadap pengembangan senjata nuklir yang yang ada di Iran, dan juga dikarenakan dua tokoh utama Iran yang telah dibunuh oleh Amerika dan Israel di tahun 2020 yang lalu, yaitu seorang ahli nuklir yang bernama Moshen Fakhrizadeh. Fakhrizadeh terbunuh dalam serangan yang menimpanya saat melakukan perjalanan di dekat Ibu Kota Iran, Teheran, November 2020 yang lalu.
Dan tokoh yang kedua adalah Jenderal Qasem Soleimani, seorang komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran. Jenderal Soleimani terbunuh dalam serang drone di awal bulan Januari 2020 yang lalu.
Tentu saja, banyaknya korban yang jatuh dari pihak rakyat Palestina merupakan sebuah konsekuensi dari sebuah perjuangan jihad yang terwujud dalam perang secara fisik. Dan semoga Allah Ta’alla menjadikan kematian mereka semua yang telah gugur, menjadi kematian yang indah sebagai syahid fisabilillah. Namun, serangan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh para pejuang Hamas terhadap militer Israel, sesungguhnya merupakan sebuah wujud kekuatan mental dari para pejuang Hamas dan rakyat Palestina di dalam upaya membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan dan kejahatan kemanusiaan Israel yang telah dilakukan terhadap rakyat Palestina di tanah air mereka yang sah selama 75 (sejak 1948) tahun belakangan ini.
Sedangkan serangan yang dilakukan oleh Yahudi Israel terhadap rakyat Palestina, selalu didasarkan atas tindakan pengecut mereka, yang diimplementasikan dengan menyerang rakyat palestina yang tidak berdosa, dengan menyerang fasilitas-fasilitas umum kemanusiaan, seperti rumah sakit, tempat ibadah, dan sekolah, bahkan sampai ke tempat pengungsian sebagai tempat perlindungan terakhir rakyat Palestina. Israel selalu membuat rakyat Palestina sebagai sandera hidup mereka, karena ketakutan dan ketidakmampuan mereka dalam menghadapi para pejuang Hamas secara langsung.
Jadi, sangatlah aneh jika masih ada pemikiran dan pandangan beberapa pengamat intelijen luar negeri maupun dalam negeri Indonesia yang masih memandang Hamas sebagai kelompok bersenjata yang selalu menjadikan rakyat palestina sebagai tameng hidup dalam perang melawan Israel. Sungguh sebuah pemikiran yang terbalik, dan merupakan fitnah yang sangat keji, yang justru menunjukkan betapa bencinya mereka terhadap Islam dan rakyat palestina.
Inilah bentuk kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel, yang terlihat secara nyata, namun justru malah didukung oleh banyak negara-negara pembenci Islam yang pastinya tidak mau mengakui Palestina sebagai sebuah negara yang sah, seperti Amerika, Inggris, Perancis, Jepang, Korea Selatan, Kanada, dan negara-negara anggota Uni Eropa lainnya.
Maka tidaklah mengherankan, jika pada tanggal 20 Oktober 2023 yang lalu, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal dalam mengeluarkan resolusi rekonsiliasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel, dikarenakan Amerika Serikat menggunakan hek vetonya di Dewan Kemananan PBB untuk menggagalkan rencana rekonsiliasi tersebut.
Selain mendapatkan kecaman dan kutukan dari berbagai negara di dunia, ternyata saat ini rakyat Yahudi Israel sendiri juga telah mengajukan mosi tidak percaya kepada Perdana Menteri mereka Benjamin Netanyahu.
Sebanyak 80% rakyat Israel dikabarkan telah meminta Perdana Menteri mereka tersebut untuk mundur, karena tidak dapat menjamin keselamatan rakyatnya sendiri. Belum lagi tindakan boikot rakyat dunia terhadap produk-produk bisnis yang mempunyai link dengan Israel, seperti produk makanan dan minuman, telah membuat para petinggi yahudi Israel tersebut berada di dalam kepanikannya sendiri.
Dan kini, ketika dunia mulai mengalihkan perhatiannya secara langsung kepada Palestina, dan rakyat dunia juga telah melihat semua kebohongan dan kekejian Yahudi Israel yang semakin hari semakin jelas, maka sesungguhnya saat itu pula rakyat dunia sedang memahami keadaan yang sebenarnya, sehingga rakyat dunia saat ini pun berani berkata….
“Wahai rakyat Palestina, pemilik tanah suci, kalian adalah sebuah komunitas dari sebuah negara yang istimewa di muka bumi ini….kalian adalah sebuah bangsa yang sangat berharga, sebuah bangsa yang tidak pernah menjatuhkan harga diri kalian di tengah berbagai macam bentuk penjajahan dan kekejaman kaum Yahudi Israel. Dan dengan demikian, maka kalian adalah sebuah bangsa yang memang patut kami bela. Kami, semua rakyat dunia telah melihat sesuatu yang benar dalam diri kalian sebagai sebuah bangsa yang berdaulat, dan sebagai sebuah bangsa yang merdeka. Maka kami akan selalu berada di belakang kalian sampai kapanpun.”
Alhamdulillah, kini bantuan kemanusiaan telah mulai mengalir masuk ke tanah Gaza Palestina. Terimakasih wahai rakyat dunia….semoga Allah Ta’alla membalas semua pembelaan anda dan kita semua terhadap sebuah kebenaran yang nyata, yang dimiliki oleh rakyat Palestina. Aamiin ya Rabbal’alamiin.
Wallahu’allam bisshowab
Jakarta, 22 Oktober 2023
H. J. FAISAL, Pemerhati Pendidikan dan Sosial/ Sekolah Pascasarjana UIKA Bogor/ Anggota PJMI