humaniora.id – Panji Tengkorak adalah nama sosok tokoh komik silat yang pertama kali muncul tahun 1968. Komik ini sangat legendaris dan populer. Tokohnya seorang pengembara yang selalu menutupi wajahnya yang tampan dengan topeng tengkorak. Ke mana-mana ia selalu menyeret sebuah peti mati. Ia di juluki sebagai Pengemis Sakti dari Kidul, atau bahkan Iblis dari Kidul. Sang pengemis pengembara bertopeng ini dari satu kota ke kota lain, berduel, membalas dendam kematian orang tercintanya dan membunuh mereka yang melakukan kekacauan.
Siapa Hans Jaladara?
Hans Jaladara adalah komikus pencipta karakter tokoh dahsyat ini. Di era tahun 1970-an banyak komikus hebat melahirkan komik silat dengan tokoh-tokoh pendekar yang sangat di sukai masyarakat. Hans termasuk di antaranya. Bersama para komikus ini, Hans merintis suatu gaya cerita bergambar (cergam) dengan style gambar dan tema-tema lokal tentang silat yang tidak meniru-niru komik-komik lain di dunia. Kisah-kisah mereka sangat bernuansa dan berlatar lokal.
Pada era itu, misal, ada Djair yang terkenal menciptakan Djaka Sembung. Lalu Ganes TH yang menciptakan Si Buta dari Gua Hantu, Teguh Santosa menciptakan Mahesa Rani, Mansyur Daman yang menciptakan Golok Setan, dan sebagainya. Banyak dari mereka yang sudah wafat. Djair, Teguh santosa, Ganes TH telah meninggal. Hans Jaladara adalah salah satu dari komikus tangguh tahun 1970-an yang masih tersisa. Beliau sekarang tinggal di Bogor, Jawa Barat.
Nama asli Hans Jaladara adalah Liem Tjong Han. Dia lahir di Kebumen, Jawa Tengah, tahun 1947. Dia berganti nama menjadi Hans Rianto Sukadi. Hans Jaladara dengan demikian adalah nama pena. Yang menarik, nama Jaladara di ambil Hans dari nama tokoh komik wayang ciptaan komikus Ardi Soma, yaitu Wiku Paksi Jaladara.
Panji Tengkorak
Panji Tengkorak ciptaan Hans bisa di sebut tokoh silat yang lain daripada yang lain di banding tokoh-tokoh ciptaan komikus silat pada masanya. Hans menciptakan Panji Tengkorak sebagai sosok pengembara dan jawara yang kesepian. Panji Tengkorak bisa disebut sebagai tokoh anti-hero. Panji Tengkorak di riwayatkan Hans sebagai murid terakhir dari seorang pendekar sesat bernama Nagamas yang terkenal menguasai jurus-jurus dan aji-ajian aliran hitam yang langka dan mematikan.
Panji Tengkorak adalah murid semata wayang Nagamas yang dijukuki tokoh dari Pantai Selatan. Oleh karena itu, Panji Tengkorak adalah seorang ahli pedang yang menguasai penggunaan aji-ajian aliran hitam langka dan mengerikan seperti aji-ajian racun. Dari sini saja sudah terlihat bagaimana Hans memosisikan silsilah keimuan silat pendekarnya yang berbeda daripada pendekar-pendekar lainnya. Asal usul ilmu Panji Tengkorak bukanlah dari dunia ilmu yang “baik-baik”, melainkan dari tradisi silat dunia hitam.
Panji Tengkorak dikisahkan Hans adalah seorang duda. Istri Panji Tengkorak bernama Murni, dibunuh oleh kelompok penjahat bertopeng yang mengincar kitab pusaka Perguruan Nagamas. Terpukul oleh kejadian itu, dia memutuskan untuk menyembunyikan ketampanannya dengan cara berpenampilan seperti pengemis buruk rupa. Menutupi wajahnya dengan topeng tengkorak yang buruk adalah bentuk kesetiaan Panji terhadap istrinya.
Panji pun mulai berkelana untuk membalaskan dendam kematianistrinya. Ia tak segan-segan secara kejam membunuh lawannya. Dia terus-menerus memburu pembunuh istrinya. Awalnya Panji mengelana tanpa mengenakan topeng mengerikan itu. Akan tetapi selama perjalanan banyak gadis yang menyukai dirinya karena wajahnya yang tampan dan tingkahnya yang misterius.
Namun seperti terkena sebuah kutukan, semua wanita yang mencintainya selalu mendapat petaka. Panji takut apabila ada wanita yang mencintainya selalu akan mengalami nasib tragis seperti istrinya. Maka dari itulah dengan bertopeng buruk seperti tengkorak dan berlaku seperti pengemis, ia berharap agar dia tidak dicintai dan mencintai karenahal itu bisa berakibat fatal.
Serial Pertama Komik
Dalam serial pertama komik ini, digambarkan seseorang yang penampakannya acak-acakan mirip gembel kelaparan: pakaiannya lusuh penuh tambalan, berjalan bungkuk sembari memegang tongkat bagaikan orang penyakitan, memakai caping serta topeng tengkorak yang menyeramkan.
Namun akhirnya ada satu gadis yang di sukai oleh Panji selama perjalanannya, yaitu Mariani. Mariani adalah gadis yang hampir di jadikan istri secara paksa oleh gerombolan bandit yang di pimpin jagoan bernama Temperese. Panji berhasil membasmi gerombolan ini. Di mata Mariani, Panji merupakan seseorang yang berhati baik dan lembut. Rupanya cinta Panji dan Mariani ini yang bisa membawa Panji melihat dan mengetahui masa lalunya yang lebih kelam daripada yang ia ketahui.
Dalam sebuah pertempuran melawan Kebobeok, Panji hampir mati. Ia terkena pukulan Naga Sakti. Untungnya Panji bisa kabur dan bersembunyi ke sebuah lembah terpencil bernama Alas Purba. Lembah itu aneh karena banyak tumbuh dan hidup flora dan fauna dari zaman purba. Di lembah itu Panji bertemu dengan Kakek Harimau Tua Bertangan Sakti dan cucunya, Andini. Kakek Harimau ini yang membuat watak Panji kemudian berubah. Kakek Harimau memberi Panji ilmu hasil latihannya selama 100 tahun. Saat memberikan ilmu langka itu kepada Panji, Kakek Harimau tutup usia karena efek samping dari penyaluran tenaga dalam dan ilmu langkanya ke Panji.
Untuk menghentikan keangkaramurkaan Kebobeok, di Alas Purba itu Panji melatih jurus rahasia. Jurus sakti itu bernama Tinju Alas Purba. Tinju ini dapat menghancurkan apa pun sehingga pecah sampai jadi debu. Dengan ilmu baru ini Panji kemudian mencari Kebobeok yang meneror masyarakat.
Panji Tengkorak di angkat ke layar perak
Demikian tenarnya komik Panji Tengkorak ciptaan Hans Jaladara ini, sampai-sampai pada tahun 1971 di angkat ke layar perak dengan sutradara A Harris. Film bahkan di produksi kerja sama internasional dengan judul The Ghostly Face . Film ini di bintangi oleh Deddy Sutomo, Shan Kuang Ling Fung (aktris Hong Kong) dan Maruli Sitompul sebagai pemeran utama, serta Lenny Marlina dan Rita Zahara sebagai pemeran pendukung. Panji Tengkorak di mainkan oleh Deddy Sutomo. Maruli Sitompul berperan sebagai musuh Panji Tengorak, yaitu Kebobeok. Kisah film ini menarik.
Kebobeok menyamar menggunakan topeng tengkorak dan berhasil merampas pedang pusaka dan membunuh pemiliknya. Dewi Bunga (di perankan Shan Kuang Ling Dung), gadis murid korban pembunuhan itu, dendam kepada Panji Tengkorak karena topengnya yang sama dengan pembunuh gurunya. Ia lalu berguru pada Muri (Rita Zahara) dan setelah itu berkelana mencari Panji Tengkorak. Dalam perjalanannya ia di keroyok anak buah Kebobeok, di mana Panji Tengkorak asli (Deddy Sutomo) yang tak menggunakan topeng datang membantu.
Dalam perjalanan selanjutnya, Dewi Bunga berhasil menyelamatkan seorang gadis, Mariani (Lenny Marlina), yang sedang mencari adiknya yang di culik gerombolan Kebobeok. Dari cerita Mariani, di ketahui bahwa Panji Tengkorak sebenarnya adalah pendekar budiman. Dewi Bunga dan Mariani lalu menyerbu markas Kebobeok, dan membebaskan Panji Tengkorak yang di sekap gerombolan tersebut. Di bantu gurunya, Muri, mereka berhasil menumpas gerombolan jahat Kebobeok. Komik Panji Tengkorak ini bahkan mampu membuahkan di sertasi di Universitas Indonesia.
Layak Mendapat Anugerah Kebudayaan Indonesia
Sastrawan dan pengamat komik Seno Gumira Ajidarma (kini Rektor Institut Kesenian Jakarta) mempertahankan disertasinya di Universititas Indonesia dengan judul “Tiga Panji Tengkorak; Kebudayaan dalam Perbincangan”. Seno membandingkan komik Panji Tengkorak yang telah di gubah Hans secara tiga kali, yaitu: versi tahun 1968 yang di terbitkan oleh Penerbit Dwidjja; lalu versi tahun 1985 yang di terbitkan oleh UP Prasidha; dan versi 1996 yang di terbitkan oleh Elex Media Komputindo. Tiga terbitan itu kisahnya sama tetapi visualnya mengalami perubahan di sana-sini.
Seno Gumira membandingkan tiga komik Hans itu halaman per halaman, panel per panel, adegan per adegan, sampai hal yang sekecil-kecilnya. Ia mengamati perbedaaan teknik pemecahan adegan, pembingkaian, ritme sekuel panel sampai tipologi balon ujaran. Ia juga memeriksa ekspresi dan reaksi muka tokoh, perubahan sikap atau gestur saat Panji Tengkorak berjalan, posisi gerakan dalam pertarungan, gaya busana, bahkan pedang yang terpental sampai cara membacok. Jelas disertasi ini memperlihatkan bagaimana kekayaan visual Hans Jaladara.
Karya Hans Jaladara dengan “Panji Tengkorak”-nya bisa di sebut sebagai sebuah karya yang monumental: menjadi inspirasi pembuatan film kerja sama international berjudul The Ghostly Face dan menjadi telaah di sertasi kebudayaan. Hans layak mendapat Anugerah Kebudayaan Indonesia dari pemerintah atas kepeloporannya dalam dunia komik. Ia turut menyumbang kelahiran sebuah genre komik asli Indonesia: genre komik silat.