Jakarta, humaniora.id – Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta mengadakan diskusi bertema Halal Travel di AS “Exploring Mosleem – Friendly Travel in The USA” di @america, Pacific Place Mall Lantai 3, SCBD Jakarta. Rabu 24/04/2024.
Konsep Perjalanan ramah muslim telah mendapatkan perhatian yang signifikan dari banyak negara di dunia, termasuk di Amerika serikat yang menjadi tujuan popular bagi wisatawan,diantaranya sejumlah besar wisatawan Muslim dari Indonesia. Diskusi ini dibuka langsung oleh Atase Perdagangan Kedubes AS Melissa Marszalek.
Diskusi ini bertujuan untuk menyoroti makanan Halal, fasilitas ibadah, dan tempat-tempat islami yang tersedia di amerika serikat. Diskusi yang dihadiri Mahasiswa dan mahasiswi dari perguruan tinggi swasta di Jakarta ini sangat menggugah antusias mereka untuk menjadi para profesional di bidang pariwisata khususnya.
Shahed Amanullah (Halal Travel Advisor dari AS /Former US Department of State Senior Advisor on Global Muslim Communities) Menjelaskan tentang Keamanan berwisata di Amerika bagi Muslim.
Diantaranya Shahed menjelaskan keberadaan masjid yang berkembang dari tahun 2000-an hingga sekarang sudah ada sekitar 4000 masjid dan pusat Islam di Amerika. Menurut Shahed “ketika berada di Amerika anda tidak hanya berkeliling Amerika, tapi anda juga mengunjungi muslim Amerika.
Dari cendekiawan Muslim, seniman, majelis muslim, serta pusat kebudayaan Muslim berkembang sangat pesat di Amerika.” Shahed melanjutkan, “Ketika Anda mengunjungi Amerika, jangan hanya terpaku pada tempat-tempat wisata biasa yang sering disarankan oleh orang lain.
Jangan hanya melihat Amerika dari satu sudut pandang, karena setiap kota besar di Amerika memiliki lingkungan Muslim yang hidup dengan kegiatan dan cara yang berbeda satu sama lain. Muslim di Amerika memiliki ciri khas dan tidak ada yang mendominasi satu sama lain. Mereka merasa setara.” Jelas Shahed.
Dalam diskusi ini Shahed juga menjelaskan tentang aplikasi yang dirancangnya untuk mempermudah muslim menemukan makanan halal di sekitar.
Yakni aplikasi Zahibah sebuah aplikasi untuk mencari restoran dan pasar halal yang diklaim terbesar di dunia, Zabihah bisa jadi solusi bagi para Muslim tatkala berwisata di AS. “Tadinya hanya ada 200 restauran halal tapi sekarang sudah lebih dari 1400 restauran.
Makanannya pun bervarian sesuai yang di gemari kaum muda muslim saat ini, karena pengaruh internet dan media social. Muslim india juga mempunyai peranan dalam memproduksi makanan halal, mereka memiliki banyak restaurant Halal di Amerika”,terangnya.
Hal senada juga di sampaikan oleh Ariono Arifin (Jurnalis VOA) banyak dalam unggahan sosial medianya menggambarkan tentang kehidupan Muslim yang ada di Amerika, masjid-masjid yang ada di Amerika, hingga toko-toko yang menjual bahan makanan Halal di Amerika.
Ariono juga menjelaskan” ketika kita berkunjung ke Amerika dan hendak makan di sebuah restaurant, jangan malu atau segan untuk bertanya apakah makanan yang akan kita makan itu halal atau tidak, dan penjual akan dengan senang hati menjelaskan nya, setelah itu akan mengarahkan kita ke tempat restauran Halal.”
Tetty Ariyanto (Ketua dewan Pengawas ITLA/Indonesian tour Leaders Association) memaparkan perbedaan pariwisata tahun 1986 dan tahun 2024. “Kita tidak bisa menolak perkembangan jaman, kita harus terus mengikutinya.
Hal ini tampak jelas dimana banyaknya muslim indonesia yang melakukan perjalanan wisata ke Amerika tidak menjadi hambatan lagi, dengan semakin banyaknya masjid yang di bangun di Amerika dan restaurant Halal yang semakin bertambah, maka tidak ada ketakutan lagi untuk melaksanakan kewajiban sholat, kita bisa tetap beribadah dan berwisata ,“pungkasnya./ind