humaniora.id – Sebenarnya penulis tidak respek dengan Gus Arya seorang youtuber yang sering muncul di platform media sosial dengan tema tidak jelas dan asal-asalan. Suka marah-marah, yang marahnya itu hanya buatan saja. Konten yang tidak memunculkan kreatifitas. Konten yang tidak membuat orang terkagum-kagum atau konten yang tidak membuat orang takjub. Gus Arya membuat konten modal nekad dengan suara lantang, tapi tidak membuat orang tertarik untuk mencontoh, karena kontennya tidak inspiratif sama sekali.
Mengatakan orang yang membela pembatal nasab itu bodoh, tetapi tidak bercermin pada diri sendiri. Cobalah ambil cermin siapa yang bodoh pembatal nasab atau dirinya.
Video Gus Arya beredar di WhatsApp yang intinya Kiai Imaddudin Utsman Al Bantani peneliti sejarah nasab Ba’alawi Yaman itu tidak tersambung dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW dianggap bodoh. Juga para pembela Kiai Imad dianggap bodoh dan kakean cangkem.
Video yang beredar awalnya penulis hapus karena memang tidak respek. Tapi kok sering muncul video yang sama persis. Ya penulispun tergerak untuk membuat suatu tulisan agar bisa dibaca sama Gus Arya.
Kiai Imaddudin Utsman Al Bantani membuat penelitian membutuhkan waktu lumayan lama untuk mengadakan penelitian sejarah berupa penelitian ilmiah sampai 100 halaman lebih untuk buku pertama kemudian menyusul buku ke dua. Benar-benar suatu tesis yang belum pernah ada sebelumnya.
Lha kok Gus Arya yang belum tahu isi tesisnya Kiai Imad malah membuat statemen bahwa pembatal nasab Ba’alawi itu orang bodoh dan kakean cangkem. Hal itu dilakukan Gus Arya agar banyak netizen 62 yang mampir di akun Tik Toknya.
Penulis sudah lama tidak lihat video Gus Arya yang selalu tampil marah-marah. Saat baru viral tesisnya Kiai Imad dia muncul lagi di Tik Tok dan Facebook. “Konten murahan,’ itu yang penulis ucapkan ketika lihat kontennya.
Gus Arya membuat konten yang menantang Kiai Imaddudin dan kawan-kawan tayang di Tik Tok dengan akun @athayarif12 sebagai berikut :
“Anda dipaksa ditarik menjadi bodoh, jadi pembatal nasab syaratnya bodoh, untuk memuja pembatal nasab syaratnya harus bodoh, siapapun yang mengawal tentang nasab syaratnya harus bodoh, Imad punya walisongo, Gus Fuad Plered punya walisongo, siapa lagi, Nur Fadhil ngaku walisongo, kok kakean cangkem, itu ngakunya walisongo kok kakean cangkem, kok tidak menjaga persatuan malah memecahbelah, mudah-mudahan mereka pembatal nasab biar ketemu aku, tak sikat kabeh, aku ora iso anteng, ora iso meneng,” ucapnya di konten Tik Tok.
Konten kreator rasis, menebar kebencian, penulis putar videonya untuk menangkap bicaranya Gus Arya jadi malu sendiri. Begitu pendek pola pikir yang dimiliki, padahal sebagai konten kreator harus memiliki pola pikir yang cerdas dan waras.
Kiai Imaddudin Utsman Al Bantani peneliti sejarah yang tidak kaleng-kaleng, beliau meneliti dengan hujjah ilmiah berdasarkan metode penelitian sejarah dan metodologi ilmu nasab, bahwa Ba’alawi Yaman yang dipanggil habib tidak terbukti sebagai keturunan Kanjeng Nabi Muhammad.
Gus Arya sebelum menantang Kiai Imaddudin dan kawan-kawan seharusnya membaca dulu hasil penelitian tentang : “terputusnya nasab para habib Ba’alawi Yaman kepada Rasulullah.”
Kalau Gus Arya orang cerdas seharusnya tesis Kiai Imad dibalas dengan antitesis penelitian ilmiah juga. Malah membuat konten murahan di platform medsos Tik Tok dan Facebook, hasilnya ditertawakan netizen dan warganet pengguna platform medsos tersebut. Setelah penulis lihat komentarnya banyak yang memberi dukungan ke Kiai Imad.
Video makian dari Gus Arya sudah sampai ke Kiai Imad dan kawan-kawan. Mereka tidak marah, malah kasian dengan Gus Arya. Beliau hanya menganggap sebagai konten saja, tidak sebagai tantangan.
Kalau penulis tidak kaget melihat konten dari Gus Arya. Apa Gus Arya pengen viral oh tidak. Dia sudah viral karena kebiasaannya suka nantang-nantang orang lain. Nanti kalau diseriusi mengaku bersalah dan minta maaf.
Halo pembaca setia, jangankan manusia biasa yang ditantang Gus Arya, Tuhanpun pernah ditantang. Masih ingat kejadian tahun 2022, tepatnya Selasa, 18 Januari 2022 beritanya memenuhi halaman media online, penulis ambil dari Suara Merdeka.com terdapat judul besar “Gus Arya Klarifikasi dan Minta Maaf Soal Video ‘Menantang Tuhan’.
Video yang diunggah di channel YouTube Gus Arya official dengan judul kontroversial. Dia mengaku dari Cyber NKTI anti hoak menjelaskan kegemarannya dengan pihak-pihak yang kerap menjual ayat-ayat agama. Kemudian ia meminta pihak-pihak itu untuk menunjukkan kepadanya Tuhan yang mereka yakini.
Mengetahui videonya viral dan membuat gaduh warganet, Gus Aryapun langsung mengklarifikasi dan meminta maaf.
Lucu saja menurut penulis dulu pernah heboh menantang habib Bahar bin Smith sekarang malah membela habib kaum Ba’alawi Yaman. Bagaimana sih, jadi bingung sendiri. Orang mengatakan orang lain bodoh, tapi yang mengatakan ternyata inkonsisten. Penulis tidak mau mengatakan yang bodoh siapa sebenarnya?
Kalau Kiai Imad dan kawan-kawan dikatakan bodoh ya alhamdulillah. Karena masih terus belajar banyak ilmu dari berbagai sudut pandang.
Aduh sedih saja lihat makian Gus Arya yang ditujukan kepada para pembatal nasab Ba’alawi. Video itu terus dikirim oleh muhibin untuk menyerang Kiai Imad dan kawan-kawan. Untungnya beliau-beliau berbesar hati dan tidak terpancing emosi.
Penulis menengok akun @athayarif12 yang di-posting Gus Arya hanya makian ke para pembatal nasab dan selebihnya tarian-tarian orang arab.
Tidak secerdas R, Gus Z atau W yang membela habaib dengan pusing tujuh keliling. Mereka terus mencari-cari bagaimana bisa tampil di YouTube dengan mengorek sisi lemahnya penelitian sejarah dan nasab Kiai Imad, ngeles dan keras pokok e tabrak, urusan benar salah mah urusan belakang hahaha.
Gus Arya belum layak dianggap muhibbin. Karena dia hanya ngaku sebagai penentang pembatal nasab dan pembela Ba’alawi di medsos. Tapi medsosnya tidak ditampilkan kebersamaan dengan para habaib atau menjadi pengikutnya habib. Hanya ngaku sebagai pembela saja, dan itu diulang-ulang terus. Konsepnya sebagai muhibin tidak jelas, hanya konten dengan suara keras dan tidak jelas arah tujuannya apa.
Jadinya ya konten norak dan murahan.
Benar saja kalau Kiai Imad tidak mau menanggapi secara serius apalagi duarius. Hanya membuang tenaga dan waktu. Beliau terus mensosialisasikan penelitian ilmiah tentang batalnya nasab habib Ba’alawi sebagai keturunan Kanjeng Nabi Muhammad SAW di berbagai media online dan berhasil. Karena para youtuber kondang di tanah air ini sudah mulai tertarik membahas nasab Ba’alawi di channel youtubenya.
Jadi fahamkan bagaimana Gus Arya cuap-cuap di media sosial. Ya begitulah adanya, membuat konten murahan, nanti kalau disomasi minta maaf dan klarifikasi, ah pemandangan yang basi.
Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI.