humaniora.id – Wayang Indonesia dapat menjadi benang merah merajut nilai-nilai luhur jatidiri bangsa Indonesia. Olah rasa antar individu, antar komunitas, bahkan antar bangsa. Menembus peradaban universal dunia.
Demikian antara lain disampaikan Prof. Alexsandra Kanjuo Mrcela. PhD, dari University of Ljubljana, Republik Slovenia, saat mengunjungi Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI), di Gedung Pewayangan Kautaman Jakarta, Sabtu (28/01/2023).
“Melalui seni Wayang Negara dapat terbangun dengan kokoh. Menjadi magnet unik yang merekatkan nilai-nilai estetika dan moral luhur. Saling berinteraksi dalam ruang-ruang apresiasi dan empati,” ujar Prof. Alexsandra Kanjuo Mrcela. PhD.
Kunjungan Prof. Alexsandra ke SENAWANGI ini dalam rangka perjalanan studi budaya untuk mengetahui budaya Wayang Indonesia dan penambahan wawasan; pandangan tentang budaya Indonesia.
Dalam kunjungannya, Prof. Alexsandra Kanjuo Mrcela didampingi Marijana Budec Stanicic, dari Faculty of Sosial Sciences University of Ljubljana. Ikut serta dalam kunjungan ini Jurij Mezek, Msc.n dari Kementerian Administrasi Negara Slovenia (the Ministry of Public Adminitration of Slovenia).
SENAWANGI juga menerima kunjungan delegasi dari Faculty of Humanities and Social Sciences University of Zagreb Croatia, Prof. Jasminka Laznjak, PhD.
Delegasi Slovenia dan Kroasia tersebut diterima oleh Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri SENAWANGI, Dubes Noerrachman Oerip, serta didampingi Dubes Dimas Samodra Rum.
Selanjutnya delegasi disambut Ketua Umum SENAWANGI Marsdya TNI (Purn) FH. Bambang Soelistyo,S.Sos bertempat di Griya Seni Dewi Ratih Pondok Gede Jakarta.
SENAWANGI selanjutnya menyambut kunjungan budaya lintas negara ini dengan sajian temu wicara (talk show). Digelar juga pertunjukan wayang kulit dengan lakon “Anoman Obong” oleh Ki Reki Putut Sugiyanto.
Delegasi juga turut dalam lokakarya singkat menabuh gamelan, serta menikmati sajian kuliner jajanan dan masakan khas Indonesia.
Dalam temu wicara yang dipandu penyanyi Tri Utami, disampaikan bahwa SENAWANGI telah membangun komunikasi interaksi transnasional berkaitan dengan SDGs, Kemanusiaan (Humanity) dan jatidiri bangsa. Dilakukan oleh para pelaku seni, budayawan, cendekiawan, akademisi dan pemangku kepentingan lainnya, dalam upaya meningkatkan kepedulian dan pelestarian budaya khususnya Wayang Indonesia.
Terucap oleh Prof. Alexsandra Kanjuo Mrcela PhD dalam temu wicara, bahwa beliau mengetahui Wayang dari informasi UNESCO. Namun sesungguhnya yang membuatnya tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang Wayang adalah ketika menonton.
Dikatakannya bahwa wayang sangat menarik. Budaya yang menjadi unsur sentral membangun peradaban dan jatidiri bangsa. Wujud nyata budaya lintas waktu, lintas jaman dan generasi serta era.
“Dalam era globalisasi komunikasi modern terbukti nilai-nilai tradisi kuno mampu menembus batas lebur pada esensi nilai budaya di era modern,” ujar Prof. Alexsandra Kanjuo Mrcela PhD.
Sebagaimana diketahui bahwa wayang telah dikukuhkan UNESCO sebagai Warisan Budaya tak Benda yang wajib dilestarikan dan dikembangkan.
Sesuai tugas dan perannya, SENAWANGI berhasil menuangkan kunjungan kebudayaan ini dalam bentuk penandatangan surat kesepakatan niat (Letter of Intent).
Kesepakatan ini untuk saling mendalami kemungkinan berkolaborasi kebudayaan masing masing, khususnya Wayang di waktu mendatang (Explore possible future collaboration). Wujud semangat diplomasi budaya yang mendorong Indonesia dapat menjadi “Rumah Wayang Dunia” (Worldwide Home of Wayang).
Ketua Umum SENAWANGI Marsdya TNI (Purn) FH. Bambang Soelistyo, S.Sos berharap kunjungan budaya dari delegasi luar negeri ini dapat berkesinambungan guna menjalin hubungan kerjasama kebudayaan antar bangsa.
“Kiranya momentum ini dapat membuka ruang kepedulian Pemerintah dalam mendukung giat diplomasi kekayaan budaya bangsa Indonesia, khususnya wayang ke kancah internasional. Sehingga sosialisasi Indonesia sebagai Rumah Wayang Dunia dapat terwujud dengan baik,” ujarnya Bambang Soelistyo./*