humanaiora.id – Indonesia banyak dikaruniai kebudayaan yang unik dan beragam. Terhampar dari ujung timur sampai di ujung barat.
“Potensi ini harus menjadi berkah bagi para kreator film untuk lebih menggunakan budaya sebagai dasar penciptaan karya film,” ujar Ketua Umum KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara), Mayor Jenderal TNI (Purn.) Drs. Hendardji Soepandji, S.H.
Hendardji Soepandji, dijumpai humaniora.id usai Rapat Koordinasi Panitia Pelaksana
“Festival Audio Visual Karya Seni Budaya Nusantara (FAV-KSBN), di Rumah Budaya KSBN, Cipayung Jakarta Timur, Senin (16/01/2023).
Menurut Hendardji, cerita film berbasis budaya sangat penting bagi sebuah bangsa. Potensi budaya dapat menjadi jalan alternatif untuk menciptakan identitas seni budaya pada film.
“Oleh karena itu kita sekuat tenaga bagaimana mewujudkan karya-karya film berbasis budaya, diantaranya melalui festival FAV-KSBN ini. Pokoknya ini harus jadi,” ujarnya.
Hadir di acara Rapat Koordinasi Panitia Pelaksana FAV-KSBN tersebut, Adisoerya Abdi (Ketua Bidang Seni Film KSBN/ Ketua Panitia Pelaksana FAV-KSBN) dan Eddie Karsito (Anggota Bidang Seni Film KSBN/ Bidang Hubungan Antar Lembaga Panitia Pelaksana FAV-KSBN).
Indonesia, lanjut Hendardji, adalah negeri yang dianugerahi berbagai seni budaya, adat istiadat, dan beragam suku bangsa. Potensi tersebut setidaknya dapat dijadikan dasar penciptaan kreatifitas.
“Dengan demikian identitas kebudayaan kita dapat menjadi strategi berdiplomasi melalui film. Maka tidak menutup kemungkinan film negeri ini bisa menemukan karakter keindonesiannya,” tutur Hendardji.
Hendardji menjelaskan, pelaksanaan FAV-KSBN diawali dengan kegiatan workshop sinematografi. Pelatihan ini, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan potensi sumberdaya manusia di bidang perfilman.
“Bidang Seni Film KSBN segera menyusun rencana dan pengaturan pelaksanaan teknis, materi, dan narasumber workshop ini,” ujarnya.
Adisoerya Abdi, selaku Ketua Panitia Pelaksana FAV-KSBN menjelaskan, Workshop Sinematografi FAV-KSBN akan dilaksanakan secara virtual dan on-site, dari Rumah Budaya KSBN Cipayung Jakarta Timur.
“Kegiatan ini melibatkan elemen organisasi KSBN di tingkat DPP, maupun DPW, masyarakat penggiat film, dan para profesional sebagai narasumber,” terang Adisoerya Abdi.
Rencana pelatihan akan dilaksanakan antara akhir bulan Januari 2023 atau awal Februari 2023. Berlangsung selama satu hari dari pukul 08.00 – 15.00 WIB.
Materi workshop meliputi, Pengenalan Media; Sejarah Singkat Film dan 6 Langkah Proses Pembuatan Film, Pemahaman Skenario, Gagasan, Ide Cerita Film Dalam Perspektif Budaya,
Penulisan Skenario dan Pembagian Peran (Pengenalan Aktor).
Peserta workshop juga akan diajarkan Teknik Penyutradaraan, Pemahaman Teknik; Kamera dan Tata Pencahayaan, Sound, dan Editing. Selain itu juga akan diberi pemahaman tentang Tata Artistik dan manajemen Produksi Film.
“Setelah workshop secara virtual, peserta dari masing-masing daerah dapat mengadakan latihan lanjutan secara offline. Kami akan melakukan pendampingan produksi (supervisi). Baik ketika mereka dalam proses pra-produksi, produksi, hingga pasca-produksi,” papar Adisoerya.
Ketentuan lainnya, peserta Workshop Sinematografi FAV-KSBN wajib mengirimkan draft skenario ke Panitia Pelaksana FAV-KSBN, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah mengikuti workshop.
Selanjutnya wajib mengirimkan karya filmnya berdasarkan ide cerita dan skenario yang telah disetujui untuk dinilai oleh Dewan Juri FAV-KSBN, selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah mengikuti workshop.
Penyelenggara melibatkan para juri berdasarkan keterwakilan dari berbagai unsur, meliputi budayawan, pengamat/ kritikus/ pekerja film, akademisi/ pengajar film/ seni/ budaya.
Puncak acara “Festival Audio Visual Karya Seni Budaya Nusantara (FAV-KSBN)” ini menurut rencana akan digelar di Sumatera Utara, bulan Agustus 2023 mendatang./*