Malaysia, humaniora.id – Malaysia dan Indonesia memiliki kepentingan menjalin kerjasama perfilman dan industri kreatif lainnya. Sebab Pemerintah kedua Negara tengah menggalakkan sektor industri tersebut.
Kawasan ASEAN hingga kini masih dikuasai film-film Hollywood. Bukan hanya dari jumlah film yang ditayangkan melainkan juga pengaruh produksi filmnya.
“Langkah kerjasama telah kami awali guna mengenal produk film negara tetangga (Indonesia) dan akan terjalin dengan jaringan perfilman ASEAN,” ujar Owner MFS Production Sdn. Bhd, Mohamad Firdaus Saad.
Penggiat seni dan film asal Penang Malaysia ini dijumpai wartawan pada acara Festival Filem Anak Muda (FFAM) 2023, di Auditorium Dewan Budaya Universitas Sains Malaysia (USM) Penang Malaysia, Sabtu (17/06/2023).
Mohamad Firdaus Saad, menyambut baik atas penyelenggaraan Festival Filem Anak Muda (FFAM) 2023 – – Pertandingan Filem Pendek Antara Institusi Pengajian Tinggi Malaysia. Menurutnya, kegiatan ini sekaligus dapat menjadi barometer kreatif pembuat film di Malaysia.
“Sungguh menakjubkan dan sungguh menghiburkan. Kita dapat melihat hasil kerja filem ini yang sangat memuaskan. Inilah yang dapat kita banggakan dan semestinya mereka akan terus pertingkatkan lagi hasil karya anak muda untuk ke depan,” paparnya.
Mewakili MFS Production Sdn. Bhd, dan Sanggar Humaniora Indonesia, pihaknya mengucapkan jutaan terima kasih kepada Pn.Andi Siti selaku Ketua Bagi Sekreteriat Protege Universitas Sains Malaysia (USM).
“Kami berterima kasih karena sudi menjemput untuk menghadiri Festival Filem Anak Muda (FFAM) 2023, dimana festival yang meramaikan bakat-bakat muda di dunia perfileman,” ujar Firdaus.
Festival Filem Anak Muda (FFAM) 2023 menghadirkan para pembicara dan Juri Pertandingan, yaitu Khir Rahman (Pelakon dan Pengarah Film), Sein Qudsi (Pengarah dan Penerbit), Ghaz Abu Bakar (Pengarah dan Penerbit) dan bertindak selaku Ketua Juri, serta Syahdad Hadi sebagai Moderator.
Firdaus menjelaskan, bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan lembaga nirlaba di bidang seni, budaya, dan perfilman Sanggar Humaniora di Indonesia.
Kerjasama tersebut antara lain akan menyelenggarakan workshop film bertajuk, “Film Kita Dalam Tamadun Dua Bangsa : Indonesia & Malaysia.” Menampilkan beberapa narasumber praktisi perfilman dari Indonesia dan Malaysia.
Acara ini menurut rencana akan dilaksanakan di Universitas Sains Malaysia (USM) Penang Malaysia, Sabtu & Minggu, 19 – 20 Agustus 2023 mendatang.
Firdaus berharap acara ini dapat diikuti masyarakat luas, khususnya para pembuat film pemula, pelajar dan mahasiswa.
“Melalui acara ini kita membuka pintu selebar-lebarnya untuk membangun kerjasama, khususnya di bidang filem dan tamadun dua bangsa. Acara ini dapat menjadi ajang apresiasi, kreasi, dan pembelajaran,” kata Firdaus.
Seroja Sartika, Direktur Utama MFS Production Sdn. Bhd, yang juga hadir di acara Festival Filem Anak Muda (FFAM) 2023 tersebut mengatakan, MFS Production Sdn. Bhd telah mempersiapkan jalan laluan kerjasama antar Negara untuk berbagai karya film berkualitas dan layak ditayangkan.
“Kami mendorong semua pihak membuat karya bukan hanya berhasil memperlihatkan betapa beragamnya tradisi dan nilai budaya kedua bangsa (Malaysia dan Indonesia). Namun juga mengangkat persoalan dan membuka dialog bagi isu kemanusiaan secara menyeluruh,” ujar Seroja Sartika.
Di waktu mendatang, kerjasama bidang perfilman Malaysia Indonesia, kata Seroja, memungkinkan terjadinya konstruksi dialektis budaya yang direspon secara kreatif melalui karya-karya film yang mendunia.
“Industri perfilman di Asia Tenggara berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya hal itu ditandai dengan pengakuan pasar lokal dan internasional terhadap karya sineas generasi muda. Oleh karena itu kami optimis,” ujar produser yang kini tengah menyiapkan beberapa judul film yang akan diproduksi MFS Production Sdn. Bhd ini./*