Jumat, Mei 23, 2025, 18:00
  • Advertising
  • Shop
  • Donasi
  • Contact
  • Login
Humaniora.id
Advertisement
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
No Result
View All Result
Humaniora.id
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
No Result
View All Result
Humaniora.id
No Result
View All Result
Home Berita & Peristiwa

Feodalisme Penghambat Kemajuan Pendidikan Indonesia?

Aufa Pradana by Aufa Pradana
Februari 8, 2024
in Berita & Peristiwa, Pendidikan
0
Feodalisme Penghambat Kemajuan Pendidikan Indonesia?
12
SHARES
244
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsAppShare on Twitter

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp humaniora.id

+ Gabung
Dengarkan berita ini

humaniora.id – Kembali di masa revolusi Prancis tepatnya pada tahun 1789, Raja Louis XVI menjadi legitimasi berakhirnya masa monarki Prancis yang sudah berkuasa sejak tahun 987 atau selama 748 tahun lamanya.

Di Place de la Concorde yang sekarang menjadi Place de la Révolution menjadi saksi bisu revolusi Prancis setelah Louis XVI dipenggal kepalanya dengan pisau Guillotine.

Kejadian tersebut membuat semboyan Liberty, Egalite, Fraternite menjadi menggema dan simbol baru rakyat Prancis akan kebebasan. Rakyat Prancis saat itu membawa kepala Louis XVI dengan memberikan sinyal bahwasanya semua manusia setara dan raja tetaplah manusia biasa dan bukan wakil tuhan.

Namun kebebasan yang harus digarisbawahi dalam konteks Revolusi Prancis ini adalah persamaan sederajat manusia dengan menjunjung hak asasi manusia.

Lalu apa hubungannya dengan pendidikan?

Semangat persamaan antarmanusia yang digaungkan tersebut menjadi dasar fundamental bagi masyarakat Prancis dalam hal pendidikan bahwa semua manusia memiliki kedudukan, dan derajat yang sama. Di sekolah dasar hingga menengah, para siswa di Prancis sudah diajarkan untuk senantiasa menggugat guru apabila siswa tidak setuju dengan pendapat dari guru.

Sebagian info, sejak di sekolah menengah, murid-murid di Prancis sudah diajarkan nalar kritis, dialektika serta retorika dalam beragumentasi. Maka dapat disimpulkan dari budaya tersebut, menghasilkan output berupa ketajaman berpikir serta argumentasi yang tentunya dapat mencetak generasi yang intelektual.

Sedangkan di negara kita, Indonesia, sistem pendidikan tersebut telah “dikrangkeng” oleh budaya feodalisme. Budaya Feodalisme di Indonesia sendiri sudah ada sejak Kerajaan Hindu-Buddha Nusantara yang berlanjut pada masa kolonial.

Feodalisme sendiri memiliki ciri khas adanya hubungan klien dan patron di mana seorang klien memberikan jasa atau upeti kepada patron sebagai bentuk penghormatan. Sebaliknya, patron memberikan perlindungan dan bantuan kepada klien.

Sistem feodalisme ini juga sering dikaitkan dengan adanya kelas sosial terdiri dari borjuis (bangsawan) serta proletar (rakyat jelata). Budaya feodalisme ini secara perlahan lahan merangsak masuk kedalam sistem pendidikan di Indonesia yang dimana guru sebagai pengajar dan murid yang hanya
Mendengarkan saja apa yang diajarkan oleh guru tanpa menggugat kembali atau mempertanyakan hal yang diajarkan. Budaya seperti ini nampaknya menjadi penghambat kemajuan sistem pendidikan indonesia, Karena dalam proses belajar mengajar tidak ada interaksi yang melatih ketajaman argumentasi dan berpendapat antarguru dan murid.

ADVERTISEMENT

Program Merdeka Belajar yang baru-baru ini digalakkan agaknya masih membutuhkan penyempurnaan.

Empat poin program Merdeka Belajar yang tersegmentasi pada hal-hal yang sifatnya textbook seperti Ujian Nasional (UN), Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan lain-lain, tidak ada program yang benar-benar mendorong para murid untuk bernalar kritis selama kegiatan akademik.

Selama ini kita melihat bahwa, kegiatan belajar mengajar dari tingkat SD sampai dengan SMA terlihat kasat mata para murid sifatnya pasif dan sebatas “mengangguk” mendengar pelajaran yang disampaikan oleh guru tanpa menggugat kembali apa yang diajarkan seperti hal nya mempertanyakan “apakah pelajaran itu sudah tepat?”, “saya tidak setuju dengan apa yang bapak/ ibu guru ajarkan,” dan masih banyak lagi.

Hal tersebut mengikis kemampuan nalar kritis para siswa karena ketidakadaan pertengkaran pikiran yang mampu mengasah daya intelektualitas siswa. Begitulah sistem pendidikan kita saat ini yang sebelas dua belas dengan budaya feodal.

Hubungan yang kuat antara patron (guru) dengan klien (siswa) nampaknya masih mengakar turun temurun hingga merambah ke dunia pendidikan kita.

Bacajuga:

PT Bali Bintang Sejahtera Tbk Perkuat Ekosistem Olahraga Menuju 2025 dengan Peresmian Bali United Training Center dan Strategi Bisnis Baru

Color of Indonesia Gelar “2nd Yogyakarta International Dance Carnival 2025” Budaya Indonesia Makin Dikenal Dunia

Share5SendTweet3
Aufa Pradana

Aufa Pradana

Reporter dan Sarjana Hubungan Internasional UNWAHAS

Related Posts

PT Bali Bintang Sejahtera Tbk Perkuat Ekosistem Olahraga Menuju 2025 dengan Peresmian Bali United Training Center dan Strategi Bisnis Baru
Ekonomi Bisnis

PT Bali Bintang Sejahtera Tbk Perkuat Ekosistem Olahraga Menuju 2025 dengan Peresmian Bali United Training Center dan Strategi Bisnis Baru

by Aloysius Bayu
Mei 22, 2025
Color of Indonesia Gelar “2nd Yogyakarta International Dance Carnival 2025” Budaya Indonesia Makin Dikenal Dunia
Berita & Peristiwa

Color of Indonesia Gelar “2nd Yogyakarta International Dance Carnival 2025” Budaya Indonesia Makin Dikenal Dunia

by Lee Sandie Tjin Kwang
Mei 22, 2025
Next Post
Prof. Dr. Masduki Ahmad

Prof. Dr. Masduki Ahmad, SH, MM, Rektor UIA : Walau dalam Tekanan Pers Kampus di Era 70-an Tetap Bisa Berkembang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Herbal Premium Herbal Premium Herbal Premium

Premium Content

Bumi Citra Mandiri Satria Jaya Tambun Utara

Cara Gampang Memiliki Rumah di Bumi Citra Mandiri Satria Jaya Tambun Utara, di Bantu Sampai Akad

Mei 12, 2023
Jalan-Jalan Spiritual Para Leluhur Meraih Kebahagiaan Hidup

Jalan-Jalan Spiritual Para Leluhur Meraih Kebahagiaan Hidup

Desember 24, 2024
AMANTA DREAMSVILLE

AMANTA DREAMSVILLE: Mewujudkan Impian Hunian Ideal Anda di Ciseeng, Kuripan – Bogor

Agustus 31, 2023
Lions Club Distrik 307-A1

Peringati Hari Pahlawan : Lions Club Distrik 307-A1 Gerakkan Pahlawan Budaya Milenial Super Kreatif

November 28, 2022
Chubb Life gabung Cigna

Chubb Life Indonesia dan Cigna Indonesia Resmi Bergabung,

Februari 9, 2023

Telusuri Berdasarkan Kategori

ikuti kami di google news

Atribut Width dan Height di Tag Marquee Rumah Berita - humaniora.id | Membangun Spirit Inklusif - Terima kasih telah menjadi pembaca setia humaniora.id

Tentang humaniora.id – Redaksi –  Kode Etik – Pedoman Media Ciber – Disclaimer – Pasang Iklan – Daftar Jadi Penulis

Info kerjasama hubungi kami di
0821 3030 2233

Kunjungi Halaman ==> Iklan

Categories

PojokInfo

Tes Psikologi Weton Kaya
Advertorial

Tes Psikologi Weton Kaya: Yuk Kenali Pikiran Bawah Sadar Kamu

by Redaksi
April 7, 2025
0

humaniora.id - Tes Psikologi Weton Kaya: Yuk Kenali Pikiran Bawah...

Load More

KONSER “NDX AKA TOUR MALAYSIA 2025 26 Juli 2025

https://www.youtube.com/watch?v=AYm6qdO6_9s

 

Buruan dapatkan tiketnya di sini

©22 web by igmastudio

No Result
View All Result
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
  • Login
  • Cart

©22 web by igmastudio

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?