JAKARTA, humaniora.id – Duta Besar LBBP Republik Sudan untuk Republik Indonesia Dr. Yassir Mohamed Ali, menyatakan jurnalis Muslim dapat memainkan peran penting juga positif dalam meningkatkan pemahaman dan memperdalam persahabatan serta meningkatkan hubungan antara negara-negara Muslim.
Dia juga mengapresiasi kehadiran Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) dan terkesan dengan penerapan jurnalisme profetik atau kenabian dalam menjalankan profesi jurnalis dengan meneladani sikap Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam yang siddiq, amanah, tablig, dan fatanah dalam berdakwah.
Menurutnya, kehadiran PJMI sebagai satu komunitas atau wadah para jurnalis Muslim yang diharapkan memiliki prospektif lokal yang tajam, ilmu agama yang memadai, dan profesionalisme yang menuntut kebenaran.
“Insan media memiliki peran yang sangat besar dalam sebuah masyarakat dalam kaitannya sebagai alat pembentuk opini di masyarakat, tidak terkecuali terkait hubungan media dengan diplomasi suatu negara,” ujar Dubes Yassir saat menerima kunjungan audiensi pimpinan PJMI di kantor Kedubes Sudan untuk Indonesia, Jakarta, Jumat (17/3/2023).
Pimpinan Pusat PJMI yang hadir dalam pertemuan dengan Dubes Sudan yang baru yang baru bertugas di Jakarta selama 1,5 bulan ini yakni Ketua Umum PJMI Ismail Lutan didampingi Dewan Pakar Muhammad Anthoni dan Wakil Sekjen Rana Setiawan.
Dalam pertemuan tersebut, selain mempererat silaturahim juga membahas penjajakan kerjasama pelaksanaan program kolaborasi yang dapat dilakukan antara PJMI dan Kedutaan Sudan, di antaranya membahas agenda Ramadan Dialogue Series PJMI.
Dubes Yassir mengharapkan hubungan Sudan-Indonesia terutama di bidang ekonomi dapat ditingkatkan. “Sudan memiliki posisi strategis di benua Afrika dan bertetangga dengan sejumlah negara,” Katanya.
Dubes Yassir menjelaskan, Sudan merupakan negara ketiga di wilayah Afrika yang memiliki pengaruh kuat di bidang ekonomi.
“Ekspor daging Sudan memiliki kualitas baik dan telah dikirim ke berbagai negara,” katanya.
Dubes Yassir menilai keunggulan ekspor yang dimiliki Sudan dapat menjadi pertimbangan bagi Indonesia untuk menjadi salah satu negara importir.
Ia juga mengakui nama Indonesia cukup terkenal di Sudan karena menjadi salah satu negara pemrakarsa Konferensi Asia Afrika (KAA) pertama di Bandung dari tanggal 25 Syaban-2 Ramadhan 1374 (18-25 April 1955).
“Melalui Konferensi ini menjadi upaya pertama kali Sudan menjalankan kedaulatan dan kemerdekaan kami di luar negeri. Rakyat kami terkesan dengan Indonesia,” ungkap Dubes Yassir.
Dalam kesempatan itu, Ketua PJMI Ismail Lutan menjelaskan, program Ramadhan Dialogue Series
yang sudah digagas PJMI beberapa tahun terakhir ini merupakan kegiatan diskusi sekaligus dialog bersama duta besar negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) maupun negara-negara mitra penting Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan guna memberikan wawasan serta gagasan mengenai kondisi negara tersebut dan perkembangan hubungan kerja sama dengan Indonesia, baik di bidang ekonomi, pendidikan, politik, sejarah, budaya dan lain-lain kepada para jurnalis muslim Indonesia.
“Sehingga kegiatan ini bisa membuka semakin luas wawasan tetang suatu negara yang menjadi host Ramadhan Dialogue Series ini,” kata Ismail.
Dialog Ramadhan ini rencananya dilaksanakan di beberapa Kedutaan Besar di Jakarta pada pekan pertama dan kedua Ramadhan 1444H.
“Selain Kedutaan Sudan, kita juga sedang menjajaki pelaksanaan Dialog Ramadhan ini bersama kedutaan Pakistan, Maroko, dan Amerika Serikat,” jelas Ismail.
Dialog Ramadhan yang dirangkai dengan Buka Puasa Bersama dan Sholat Maghrib berjamaah ini juga akan membahas banyak hal, mulai dari persoalan dunia Islam, politik, sejarah, budaya, sampai tantangan dunia Islam.
Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) berdiri sejak 2011 lalu, selain mewadahi jurnalis juga para penulis, pegiat media sosial dan blogger.
PJMI telah banyak berkontribusi terhadap perkembangan dunia pers di Tanah Air. Memasuki era jurnalisme digital yang ditandai dengan berkembang pesatnya media sosial (Medsos), PJMI terus meningkatkan profesionalitas dengan tetap berpegang teguh kepada kebenaran, keadilan dan kejujuran.
Hingga saat ini, PJMI sudah terbentuk di Jabodetabek (DKI Jakarta), Pekanbaru (Riau), Manado (Sulut), Surabaya (Jatim), Bandung (Jabar), dan Cilegon (Banten).
Lebih dari 70 media online, TV dan saluran media lainnya tergabung dalam organisasi PJMI.(RS)
Comments 1