humaniora.id – Bantu warga hadapi krisis air bersih di Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, lembaga kemanusiaan Indonesia Care salurkan bantuan air bersih sebanyak 25.000 Liter.
Direktur Jaringan Relawan Indonesia Indonesia Care Mohammad Syahri menyebut pihaknya bekerjasama dengan beberapa mitra strategisnya, seperti Aliansi Jurnalis Peduli Lingkungan (AJPLI), PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) dan Oke Komunika mengirimkan bantuan air bersih ke Dusun 3, Desa Weninggalih sebagai dusun terparah dalam bencana kekeringan di Desa tersebut.
Pengiriman air bersih ini, kata Syahri, ditujukan sebagai salah satu upaya Indonesia Care memerdekakan masyarakat dari bencana kekeringan.
“Ini kita lakukan di daerah Bogor setelah maraknya pemberitaan di sejumlah media terkait Desa Weninggalih ini mengalami kekeringan sejak 2 bulan lalu pasca tidak turunnya hujan,” kata pria yang akrab disapa Choy tersebut, Kamis (17/8/2023).
Oleh karena itu, tambah Choy, setelah pihaknya melihat kondisi yang memprihatinkan di Desa Weninggalih, Indonesia Care pun berupaya mencari dukungan untuk membantu masyarakat yang menderita, tahap pertama ini pihaknya mengirimkan bantuan air bersih sebanyak 25 ribu liter.
Air yang disalurkan selain untuk kebutuhan rumah tangga, juga didistribusikan ke sejumlah sarana ibadah berupa penyediaan air berwudhu. “Kondisi saat ini kekeringan masih terus terjadi, masyarakat masih membutuhkan dukungan air bersih. Ini salah satu upaya yang kita lakukan, kita salurkan di desa terparah Weninggalih,” singkatnya.
Di tengah aktifitas distribusi, Kepala Desa (Kades) Weninggalih Mamat Rahmat menyampaikan ucapan rasa terimakasihnya atas bantuan air bersih yang telah diterima oleh warganya.
“Memang di desa Weninggalih sekarang krisis air, bahkan kami telah berkoordinasi dengan BPBD terkait kekurangan air. Suplai yang dikirim dari BPBD masih sangat terbatas,” ujarnya.
Desa Weninggalih, kata Mamat, telah mengalami krisis air bersih sejak dua bulan yang lalu, semenjak musim kemarau melanda.
“Bahkan (kiriman air) untuk kami itu ada 35+3 truk dalam sebulan ini, alhamdulillah dengan bantuan tersebut kami terbantu,” tambahnya.
Di Dusun 3, Pemerintah Desa (Pemdes) sempat melakukan upaya pengeboran guna mencari titik air agar masyarakat tak lagi mengalami kesulitan air bersih.
“Setelah di gali hingga 200 meter, kami belum menrmukan air sama sekali, hasil geolistrik 5 titik di Dusun 3 itu tidak menemukan mata air dan kami sudah mengajukan ke pemkab, namun karena tidak ada sumber air, program tersebut tidak bisa dilakukan di Dusun 3 Weninggalih,” paparnya.
Harapan warga Desa Weninggalih adalah masuknya pipa-pipa penyaluran air yang dikelola oleh Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, terkhusus di Dusun 3.
“2 bulan terakhir karena gak hujan, di Desa Weninggalih terutama Dusun 3 mengandalkan air resapan hujan. Makanya di setiap rumah pasti ada tangki penampungan. Di Dusun 3, sekitar 1.500 Jiwa. Satu Desa terdampak semua, tapi alhamdulillah disana, di Dusun 1 dan 2 dapet program dari pamsimas, jadi gak terlalu kekurangan air,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan lapangan, sepanjang jalur menuju Dusun 3 tampak sawah sejauh mata memandang kering dan tak lagi hijau. Saluran irigasi dan sungai kering kerontang.