BOGOR l, humaniora.id – Dewan Kesenian Kabupaten Bogor (DKKB) mengadakan buka puasa bersama di sekretariat DKKB pada Ahad (16/04/2023).
Hadir dalam acara tersebut Komite Seni Peran, Seni Musik, Seni Rupa, OKK dan Devisi Program, dan beberapa undangan yang hadir yang juga pelaku seni. Dalam acara tersebut di adakan bincang santai seputar dunia seni budaya di Kabupaten Bogor khususnya, Indonesia umumnya.
Heru Alfahd, selaku Devisi Program DKKB mengatakan, bahwa suporting eksekutif dan legislatif dalam giat Dewan Kesenian Kabupaten Bogor (DKKB) masih jauh dari harapan. Bahkan menutut Heru seperti jargon iklan: Nyaris Tidak Terdengar.
“Selaku Devisi Program saya merasakan betul bagaimana berjibakunya mencari suporting anggaran untuk kegiatan. Karena DKKB hingga saat ini tidak mendapatkan dana hibah untuk berbagai kegiatan. Jadinya setiap kegiatan harus benar-benar kreatif dan mandiri,” ungkap Heru.
Lebih jauh Heru menambahkan, untuk para pejabat, baik eksekutif maupun legislatif, jangan terlalu tinggi bicara melestarikan seni budaya, kalau prakteknya ternyata mereka tidak peduli.
Seni membangun karakter sebuah bangsa.
Sementara Putra Gara selaku Ketua DKKB mengatakan, bahwa di Indonesia membangun kebudayaan/kesenian selalu di pandang sepele. Karena di anggap tidak menguntungkan secara ekonomi.
“Padahal membangun kebudayaan/kesenian itu membangun manusia sebagai karakter sebuah bangsa,” terang Gara.
Seni merupakan bagian penting dari budaya manusia yang telah berkembang selama ribuan tahun. Melalui seni, manusia dapat mengekspresikan ide, emosi, dan pengalaman mereka dalam bentuk yang kreatif dan menginspirasi.
Seni juga dapat memainkan peran penting dalam membangun karakter sebuah bangsa.
Gara berharap pemerintah dapat mengalokasikan anggaran untuk Dewan Kesenian Kabupaten Bogor (DKKB) sesuai porsinya. Karena menurutnya, ada berbagai komite seni di DKKB yang harus di gerakkan guna untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya itu sendiri.
Meski minus suport anggaran dari pemerintah, Putra Gara mengaku tetap konsen pada tanggung jawabnya sebagai Ketua DKKB. Hal itu di buktikan dengan berbagai kegiatan yang masif di lakukan oleh DKKB.
“Kalau saya selalu bicara kapasitas, bukan hanya pasilitas. Tetapi alangkah baiknya pemerintah memang harus menganggarkan dana untuk DKKB, agar kegiatannya bisa lebih terprogram,” tambah Gara.***